Chan cuma natap rumah Chaera yang rame sama orang lagi nyampein bela sungkawa. Disana, bendera putih udah berkibar. Banyak bunga berjajar rapi didepan rumah, lengkap sama ucapan bela sungkawa disana.
Kemarin lusa Chaera resmi dinyatakan hilang di laut dan gak ditemukan jasadnya.
Chaewon cuma bisa pasrah aja karena Chaewon tahu, tim SAR udah berusaha semaksimal mungkin buat nyari adiknya, meski akhirnya semuanya sia sia. Hal terberat yang harus Chaewon lakukan adalah nyampein berita duka ke orangtuanya yang nungguin dirumah, berharap dapet kabar baik.
Rumah keluarga Shin sepi. Hana, Wonho, sama Yuna pada kerumah keluarga Kim buat ngucapin bela sungkawa. Termasuk Minho sama Gyuri yang juga lagi ada disana. Sedangkan Chan sendirian dirumah Yuna. Natap rumah Chaera dari kejauhan dengan wajah datarnya.
"Kamu beneran gak selamat kah? Atau ini hanya ilusi yang diciptakan sama pikiran saya sendiri?"
Chan nampar pipinya sendiri. Sakit, artinya Chan lagi gak bermimpi. Kejadian didepannya nyata. Chaera beneran pergi dan mungkin gak kembali lagi.
Lamunan Chan buyar ketika Yuna masuk dengan kondisi mata merah dan basah karena air mata. Yuna natap sinis kearah Chan. Bahkan bisa Chan rasain kalau ada sedikit kebencian dalam tatapan Yuna.
"Aku gak nyangka ya Kakak bisa sejahat ini." Kata Yuna dengan suara gemeteran
"Kenapa jadi Kakak yang kamu salahin?"
"SAHABAT AKU MATI, KAK!" teriak Yuna
"Dan apa yang Kakak lakuin? Cuma diem kan? Kalau aja Kakak jaga Chaera dengan baik, hal kaya gini gak akan terjadi! Kakak bener bener jahat. Aku nyesal pernah ngenalin Chaera ke Kakak. Kakak gak punya hati. Aku benci kakak."
Tangan Chan hampir ngeraih tangan Yuna buat jelasin semuanya, sayangnya sia sia karena Yuna buru buru pergi ke kamarnya.
"Na, ini ga kaya yang kamu liat. Ada sesuatu dibaliknya yang gak kamu tahu."
Chan ngerapiin bajunya sebentar kemudian ngehela nafasnya. Chan bertekad bahwa dia bakal pergi kerumah Chaera, sekedar ngasih ucapan bela sungkawa aja ke keluarga Chaera.
Langkah kaki Chan masuk ke dalam halaman rumah keluarga Kim yang ga begitu luas. Suasana mendadak hening pas Chan masuk kedalem. Semua mata tertuju sama Chan.
Ngelihat Chan dateng langsung bikin Jisoo bertindak anarkis. Jisoo berdiri dan ngedorong Chan kenceng banget. Sayangnya Chan cuma mundur beberapa centimeter, gak sampe jatuh.
"PUAS KAMU?? ANAK SAYA MATI KARENA KAMU!!" teriak Jisoo sambil nangis.
"Saya turut berdukacita, Nyonya Kim." Kata Chan dengan wajah datarnya.
Seluruh tamu yang ada disana langsung kaget denger kalimat Chan. Apalagi Chan ngucapin kalimat itu dengan wajah datar. Seakan akan ngga merasa bersalah sama apapun yang udah terjadi.
"Kamu benar benar bukan manusia, Christopher." Kata Jisoo sambil meremas kerah kemeja Chan kuat.
"Nyesal saya udah nikahin Chaera ke laki-laki gak bertanggung jawab kaya kamu. Anak saya mati, Christopher. ANAK SAYA MATI KARENA KAMU?!" teriak Jisoo lagi.
"Saya tegaskan pada anda, Nyonya Kim. Bukan saya yang sudah membunuh putri anda. Dia meninggal karena kecerobohannya sendiri. Saya tidak pernah melakukan hal apapun yang mengancam nyawanya." Kata Chan masih dengan wajah datar.
Ngelihat itu Chaewon langsung jalan mendekat dan meluk Jisoo dari samping. Kilatan kebencian keliatan jelas banget di mata Chaewon.
"Percuma bunda marah ataupun protes sama pak tua didepan bunda ini. Gak akan digubris. Yang ada bunda malah ngehabisin tenaga bunda nantinya." Kata Chaewon
Jisoo perlahan ngelepasin tangannya yang tadinya ada di kerah baju Chan. Chaewon bener, percuma juga Jisoo marah ke Chan tentang ini. Ngga akan bikin putrinya kembali.
"Saya datang dengan niat baik, Nyonya Kim. Saya datang untuk mengucapkan bela sungkawa atas kepergian putri anda. Tapi sepertinya kehadiran saya tidak diperlukan disini. Jadi lebih baik saya pergi sebelum anda menyeret saya keluar dari sini. Saya permisi."
Chan kemudian pergi gitu aja. Nyisain tanda tanya besar di kalangan para tamu yang hadir. Ngelihat Chan keluar gitu aja bikin Minho langsung berdiri dan ngejar Chan. Minho ngerasa ada yang ga beres sama Chan.
"Chan, stop."
Chan berhenti dan nengok kearah Minho. Minho sendiri lagi natap Chan dengan tatapan bertanya.
"Lo udah lama jadi sahabat gue, Min. Bahkan sejak kuliah. Berarti udah 12 tahun lebih lo jadi sahabat gue. Lo adalah orang yang paling tahu tentang gue selain Ayah gue." Kata Chan
Minho masih diem. Masih belum bisa nangkap maksud dari kalimat Chan.
"Lo tau kan kenapa gue bisa tenang kaya gini?"
Minho langsung buletin matanya. Minho tahu maksud dari Chan ini apa. Seperti yang Chan bilang sebelumnya, Minho ini orang yang paling paham tentang Chan. Minho juga udah paham maksud dari kode Chan tadi.
"Nanti malem, siapin semuanya dengan baik. Harus rapi, gue gak mau ada kesalahan sedikitpun." Kata Chan
"Chan, lo yakin?"
"Iya..." Chan berhentiin kalimatnya dulu kemudian senyum manis.
"...malam ini gue mau ngelamar Jihyo dan mengakhiri semuanya."
•••
"Sahabat lo maksudnya gimana sih, Min?Bener bener ya, gue gak paham sama jalan pikiran Chan. Bisa bisanya malam ini dia mau ngelamar Jihyo. Ini masih dalam suasana berduka, Minho. Dan gak etis banget kalo Chan bahagia diatas penderitaan orang lain. Dia gimana sih maksudnya? Gue bener bener ga pa-"
Kalimat Gyuri terhenti ketika Minho masukin roti ke dalem mulutnya.
"Shut up. Kita gabisa apa apa, Gyuri. Semuanya diatur sama Chan."
Gyuri cuma natap Minho sebel. Gyuri sama Minho sekarang ada di sebuah restaurant yang udah direservasi sama Chan. Semuanya demi Jihyo. Malam ini Chan mau ngelamar Jihyo.
Bahkan sekarang Chan sama Jihyo lagi makan malam romantis. Gyuri sama Minho duduk gak jauh darisana. Buat mantau situasi aja sih sebenernya.
"Minho, gue beneran ga paham sama semua yang terjadi. Chaera baru aja meninggal, Min. Dan ini Chan beneran mau ngelamar Jihyo? Malam ini juga? Seriusan?"
"Kalau bercanda, Chan gak akan reservasi restaurant mahal ini cuma buat Jihyo. Chan serius. Dia mau ngelamar Jihyo dan mengakhiri semuanya malam ini. Semuanya udah dipersiapkan jauh jauh hari sama Chan."
"Dan sebagai sahabat, lo cuma diem aja? Lo gak mau cegah Chan gitu? Lo tau kan ini salah? Lo tau kan apa yang Chan lakuin ini ga bener? Minho, Chan belum cerai loh sama Chaera."
"Gue emang rekan kerja sekaligus sahabatnya Chan, Gyuri. Tapi tetep aja, gue gak punya hak buat ikut campur dalam urusan pribadi Chan. Hubungan antara Chaera, Chan, sama Jihyo udah masuk ke ranah pribadi dimana kita berdua seharusnya ga ikut campur. Kita berdua sama sama udah punya keluarga kan. Lo pasti tau kalau ada orang lain yang ikut campur ke dalam urusan keluarga kita tuh gak enak."
Gyuri cuma diem aja. Minho sepenuhnya benar. Meski Gyuri kesel setangah mati, Gyuri gak ada hak dan gak mampu buat ngehentiin Chan ngelakuin semua ini.
"Gyuri, lo percaya Chaera beneran meninggal?"
"Hah? Maksud lo gimana Min?"
"What if Chaera survived and is still alive today?"
Tbc
Disini aku udah kasih banyak clue loh, ayo tebak ⊂((・▽・))⊃
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Life || Bangchan ✓
Fanfic[COMPLETED] Dinikahin sama cowo yang usianya terpaut 11 tahun lebih tua daripada gue itu rasanya nano nano gitu.