Tiga Puluh Dua

7 5 0
                                    

🍁 Happy reading bestiee 🍁
.
.
.

Sesampainya di mall

Setelah parkir mobil mereka berdua berjalan beriringan menuju bioskop, di depan sudah ada Cahya dan Mario yang sedang duduk-duduk di sana.

Cahya

Mario

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mario

Mario

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" Sampai juga kalian, kirain gak dateng." ujar Mario sembari menyuruh mereka berdua duduk.

" Loh Brina, ya ampun kamu sama kak Devano? kok gak ngasih tau aku." kata Cahya kaget karena Devano datang bersama Brina.

" Ehehe iya ya, gue aja di ajak nya ndadak sama kak Dev."

" Gimana Brin seneng gak di ajak malmingan sama Devano ini?" tanya Mario menggoda.

Muka sabrina langsung memerah malu,
" Ehehe makasih loh kak Mario, berkat kakak aku jadi di ajak sama kak Dev."

" Yoii Brin santai aja, gimana Dev tumben juga lo mau."

" Pengen aja, lagian di rumah gabut gak ngapa-ngapain." jawab Devano seadanya, namun sejujurnya dirinya juga seneng bisa malmingan sama Brina.

alah sia boy.



" Yaudah ayok pesen tiketnya, kalian berdua tunggu disini aja biar gue sama devan yang beli." ujar Mario kemudian merangkul pundak Devano.

setelah kepergian kedua cowok itu Sabrina langsung menepuk paha Cahya yang membuat sang empu meringis kesakitan,

" Apasih, em iya tauu kamu pasti seneng bangett kan."

" Iyaa Cahya ya ampun, seperti mimpi tau nggak, cobak cubit tangan gue ini beneran apa cuman halusinasi gue."

sesuai dengan perkataan Brina Cahya mencubit lengan Sabrina, dan membuat Brina kesakitan tapi dirinya malah seneng.

SABRINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang