Dua Puluh Satu

1.3K 210 8
                                    

"Beneran tadi udah ngabarin kak Jimin?"

"Udah kok, gue udah chat kak Jimin,"

"Syukur deh, moga dia udah baikan,"

Keduanya memasuki kamar nomor 143. Ketika pintu dibuka, dapat dilihat sosok Beomgyu yang duduk dengan tenang di atas kasur sembari memainkan ponsel.

"Gyu udah sembuh?"

Jaemin yang khawatir mulai mendekati si manis. Duduk disampingnya sembari mengecek kening Beomgyu dengan punggung tangan. Ketika disadari suhunya sudah kembali normal, ia tersenyum lega.

"Baru sembuh kok udah main hp, nanti pusing lagi loh," lanjut Jaemin sembari mencebik kesal, menandakan ia tidak suka dengan kelakukan Beomgyu yang seenaknya bertindak tanpa pikir panjang.

"Tadi bunda nelpon,"

Dan dibalas dengan "Oh" saja.

Hyuka sudah duluan masuk ke kamar mandi. Sedangkan Jaemin yang menanti giliran mencoba duduk anteng di samping Beomgyu.

"Gyu, kamu punya salah sama orang?"

Yang ditanya membelalakkan mata. Cukup terkejut dengan pertanyaan yang tak pernah ia pikirkan. Sejauh ini ia tak pernah cari masalah pada siapa-siapa, terlebih dirinya masih sangat baru di sekolah ini. Akhirnya hanya dibalas dengan gelengan.

"Coba pikirkan Gyu, kenapa lu kena sial terus? Kayaknya memang ada yang sengaja ngelakuin ini ke elu, entah motifnya apa"

Entah mengapa mendengar kata 'sial' mengembalikan ingatan si manis pada percakapan tadi pagi bersama Jeno.

Beomgyu menoleh, menatap tajam tepat pada netra lawan bicaranya. Nafasnya diatur sedemikian mungkin, mencoba sambil berpikir positif. Bertanya dengan pelan, tapi pasti.

"Lu akrab sama Jeno?"

Jaemin mengerjapkan kedua mata. Pertanyaan yang agak ambigu baginya. Namun tetap membalas rasa penasaran teman sekamarnya.

"Ya, gue sempet suka sama dia. Tapi udah masa lalu sih,"

"Sekarang?" si manis ingin menggali informasi. Ia cukup lelah bila berhadapan dengan Jeno.

Terlihat Jaemin yang berpikir, tak beberapa lama sudut bibirnya terangkat sehingga menciptakan sebuah lengkungan sempurna.

"Gue udah suka sama orang lain," balasnya dibarengi senyum malu-malu. Bahkan pipinya merona layaknya anak perawan yang baru saja digoda teman-temanya.

Bukan itu yang diharapkan Beomgyu tapi akhirnya keduanya larut dalam percakapan mengenai gebetan Jaemin yang namanya masih di sensor. Bahkan inisial dan ciri-cirinya masih di segel dengan rapat.


.
.
.
.
.



Ponsel itu bergetar, membuat si manis yang sedang termenung sembari menatap langit-langit kamar kehilangan konsentrasi. Dengan perasaan kesal meraih ponsel yang berada di samping bantalnya.


Jangan Suka!


Gimana keadaan lu?
Udah bisa main hp kan?
Gue liat lu onlen soalnya

Ganggu aja sih orang lagi tidur

Kenapa bisa bales kalo tidur?
Ato emang nunggu ya?

Dih
Btw makasih ya kemarin udah nolongin
Gue lupa bilangnya

Sama-sama
Tapi lu disuruh siapa buat ke gedung?

Gue kan baru ngenalin
muka-muka biadap anak sekelas,
itupun masih suka lupa
Mana tau muka dari kelas lain

Ia juga ya,
tapi gue satu2nya yg ga biadap

Ah macacih?

Iyalah, gitu aja nanya.

Btw lu sabar aja ya gyu,
Kayaknya lu kebanyakan dosa

Syalan!






Dan Beomgyu sudah tak mau membalas pesan dari pria laknat yang sialnya selalu menganggu pikirannya.

Ponsel dimatikan dan diletakkan diatas nakas. Memejamkan mata meskipun sedari pagi sudah tidur cukup banyak.



.
.
.
.
.



"Jun, menurut lu apa alasan kejadian-kejadian aneh yang menimpa Beomgyu?"

Taehyun tengah berdiskusi di atas kasur kesayangan Yeonjun. Ikut bersandar di kepala ranjang seperti empunya.

"Kalau masalah awal bukannya ulah Jeno? Apa Jeno segitu terobsesi sama tu anak ya? Serem juga,"

"Tolong mirror, bro!"

"Gue beda, emang asli jodohnya dia,"

Taehyun merotasikan matanya. Setiap ngobrol serius dengan temannya ini rasanya malah naik pitam.

"Kalau memang obsesi Jeno, kejadian awal emang jelas banget. Tapi buat ngunci sampe malem gitu bukannya berkesan kalo orang itu benci Beomgyu ya? Bukan karna suka dan pengen milikin Beomgyu?"

"Tapi bisa ajakan si Jeno kesel karena gagal ngedapetin Beomgyu makanya bikin cara biar anak itu frustasi, nanti disaat lengah bisa di deketin,"

Ada benarnya juga ucapan Yeonjun. Tumben banget otaknya jalan. Taehyun sampai ngangguk-ngangguk setuju saking bagusnya pemikiran yang dijabarkan.

"Berarti Jeno pelakunya, gak ada penolakan!" lanjut Yeonjun asal ngejudge padahal belum mendapatkan persetujuan dari anggota diskusi lainnya.

Taehyun menatapnya tajam, mau lanjut berargumen tapi langsung jadi malas karena temannya yang seenak jidat kalau bicara dan memutuskan sesuatu.

Dahlah balik tidur aja.






Tbc

.
.
.
.
.

Hullaw


Double up karna aku lg bosen


Maap kalo makin gaje 🤸 (ini emot jungkir balik bukan? Mana emot jungkir balik, bagi tau dong)

See ya!

Crocodile || TaeGyu ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang