Kang Taehyun.
Pemuda yang bertekad untuk memikirkan hidupnya tanpa repot mengurus perihal asmara. Sosok yang menutup segara rasa kagum berlebih terhadap orang lain yang dapat menimbulkan efek suka.
Kang Taehyun.
Sosok yang putus asa setelah ditinggal mati ibunda tersayang. Sosok yang takut akan rasa kehilangan untuk yang kedua kalinya. Sosok yang membentengi dirinya dengan sikap 'lakuin apa saja asalkan tidak goyah pada perasaan'.
Semua hancur. Seakan merubuhkan benteng yang telah diciptakan bertahun-tahun lamanya. Sejak munculnya pria manis di depan kelas. Tersenyum canggung mendapati teman lainnya yang mencoba menggoda dengan kalimat-kalimat yang membuat mual.
Pemuda manis itu berjalan melewatinya untuk menjumpai bangku yang akan menjadi pendamping dalam belajar.
Wajahnya manis, senyumnya candu.
Dan Taehyun suka.
Tapi Yeonjun menjadi orang beruntung yang dapat bicara dengannya.
.
.
.
.
.Sejak pandangan pertama yang menggoyahkan hati si pria tampan, tak pernah sedetikpun pikirannya beralih dari wajah manis pria dengan nama Choi Beomgyu. Jujur ini menyiksa.
Bahkan saat ia harus dengan terpaksa datang ke kantin untuk berkumpul dengan teman-temannya. Terlihat disana sudah ada Beomgyu yang sedang mengakrabkan diri.
Suasana kantin tetap sama seperti biasa, namun bedanya fokus pikiran Taehyun sedang bercabang. Bahkan saat Hyuka memperkenalkan sosok Beomgyu, saat itu pula jantung yang selama ini berdetak normal menjadi tak karuan. Entah kenapa, efeknya dahsyat. Terlebih saat keduanya berjabat tangan. Rasanya seperti terkunci dalam keadaan rumah hampir roboh sebab sedang gempa bumi.
Sensasi yang tak pernah dirasakan oleh Taehyun sebelumnya. Menyenangkan. Mendebarkan. Memacu adrenalin.
Dan sejak itu si tampan ingin mengenal pria manisnya lebih dalam lagi. Bodoh amat dengan yang namanya prinsip. Bahkan alam pun bisa berubah, kenapa prinsip manusia tidak?
Visi misi Taehyun berubah setelah bertemu dengan takdirnya.
.
.
.
.
.Taehyun kini panas dingin. Sangat ingin bertemu si manis tapi bingung dengan alasan apa. Sebuah informasi mendera pendengarannya, salah satu sahabatnya bercerita, "hari ini gue sama Jaemin harus latihan dance lagi,"
Sebuah lampu hijau bagi si tampan. Dengan keberaniannya meminjam kamar dengan nomor 143 yang tertera pada wajah pintu. Tak ada satupun yang curiga, sebab si tampan memang kerap kali mampir untuk main di kamar tersebut.
"Gue pinjem kamar ya, kamar gue berisik banget. Biasa tuh Yeonjun kalau ngegame gak inget mahluk lain."
Dengan alasan sederhana dapat memberikan keleluasaan bagi Taehyun untuk menunggu si manis.
Tapi yang ditunggu tak datang-datang hingga Taehyun mendapatkan panggilan alam. Dengan segera mampir ke toilet dalam ruang kamar tersebut.
Selesai dengan kegiatannya, Taehyun memutuskan untuk kembali menunggu di kasur Hyuka, namun diurungkan ketika mendengar suara rengekan manja dari balik pintu.
Suara yang masih agak asing namun dapat dipastikan siapa pemilik suara tersebut.
Lucu saja. Pembahasan yang diperdebatkan dalam sambungan telepon itu membuat Taehyun tersenyum dan hampir saja meloloskan tawanya, dengan sekuat tenaga menahan dengan salah satu tangan yang membekap mulut.
Dan saat itu pula Taehyun berpikir bahwa kesan pertama bagi si manis terhadap sekolah ini adalah sebuah kandang buaya megah yang berisi ribuan buaya yang sangat suka memangsa.
Lucu. Dan Taehyun akan menjadikan buaya sebagai hewan yang menyatukan keduanya.
.
.
.
.
."Gue inget pernah denger orang yang ngaku-ngaku straight dengan menggebu-gebu," ujar Jaemin ditengah-tengah perkumpulan enam orang yang kini sedang bertemu disalah satu cafe dekat sungai han.
"Gue juga pernah denger ada yang bilang anti banget sama cinta-cintaan," sahut lainnya tak mau kalah. Ialah Yeonjun yang kini menampilkan wajah sinis tapi hanya gurauan semata.
Sedangkan yang lainnya ikut mendidihkan suasana. Merasa pembahasan saat ini teramat menyenangkan.
"Buna denger suara ghaib gak? Kok dari tadi telinganya Butan berdengung terus," pria bernama Kang Taehyun yang sedari tadi menyimak akhirnya ikut bersuara. Namun tatapannya hanya terpaku pada sang kekasih.
Beomgyu terkekeh melihat kekasihnya yang emosi karena disindir oleh temannya sendiri.
"Buna juga gak tau, mending kita pindah aja."
"Wah ide bagus!"
Saat keduanya akan bangkit, tangan Taehyun ditarik dan menyebabkan pria ini terduduk lagi diatas kursinya.
"Woy! PJ aelah, gak peka banget sih!" cibir Hyuka yang ikut jengah dengan drama baru di pagi hari yang cukup cerah ini.
"Buna denger gak ada yang minta PJ? Kok Butan cuma denger suara aja ya?"
"Woyy Kang Taehyun bego! Sakit telinga gue denger nama panggilan alay kalian, mau traktir gak sih? Kalo engga pergi dah, kesel lama-lama!" Kini Soobin ikut emosi.
Yang lainnya tertawa karena wajah Soobin yang kian memerah.
"Ututu, gitu aja ngambek. Oke pesen aja, nanti Taehyun yang bayarin."
Beomgyu menepuk-nepuk kepala Soobin seakan sedang menenangkan anak kecil yang ngambek karena tidak diberikan permen.
Pernyataan Beomgyu membuat yang lainnya bersorak gembira, sedangkan Taehyun meringis karena mendengar pesanan teman-temannya yang ngelunjak.
Dasar temen gak punya hati nurani.
.
.
.
.
.Hullaw
Aku kembali dengan bonus chapter dari titik fokus pada akang taehyun, tunggu punya Beomgyu yak.
Semoga kalian suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crocodile || TaeGyu ☑️
FanfictionJauh-jauh dari Daegu ke Seoul cuma buat masuk ke kandang buaya. #bxb #taegyu Ini lapaknya taegyu ya. Ceritanya ga jelas.