Dua Puluh Tujuh

1.9K 224 46
                                    

Beomgyu terkejut ketika sudah masuk ke dalam rumah Taehyun. Bagaimana bisa rumah yang dari luar terlihat biasa saja, namun saat masuk kesannya jadi luar biasa.

"Kenapa gitu banget liatnya?" tanya Taehyun yang menyadari kekaguman pada netra temannya.

"Rumah lu unik juga ya, dari luar kaya kecil tapi pas masuk besar banget. Beda jauh sama rumah gue," cicit Beomgyu yang kini menunduk, merasa derajatnya cukup berbeda dengan sosok disampingnya.

"Rumah kecil tapi nyaman kenapa engga? Lagipula asalkan bisa melindungi dari terik matahari, hujan, salju, dan meteor udah termasuk tempat tinggal yang bagus."

"Gak nyampe meteor juga kali, ancur rumah gue kalo ketindih meteor."

"Hehe canda. Kuy masuk ke kamar!"

Tanpa menunggu jawaban empunya, Taehyun langsung saja menarik tangan Beomgyu. Membuat keduanya berjalan beriringan dengan Taehyun yang memimpin jalan menuju salah satu kamar.

"Ini kamar gue," ungkap Taehyun dibarengi dirinya yang membuka pintu kamar. Dapat dilihat ruangan yang didominasi warna putih beserta banyak miniatur kendaraan yang terpajang.

"T-terus g-gue?"

Taehyun ingin tertawa saja ketika melihat Beomgyu yang gugup. Ide jahil pun terlintas.

"Kita tidur berdua, kamar tamu gak pernah dibersihin."

Padahal Taehyun sendiri tau sang ayah selalu meminta ART untuk membersihkan kamarnya dan juga kamar tamu. Sebelum ia tinggal di asrama, bahkan saat sesekali mampir ke rumah untuk liburan sementara. Kedua kamar itu selalu bersih.

"Serius?"

Netra itu terbelalak. Mulut terbuka lebar. Saat ini persentase keimutan Choi Beomgyu sudah mencapai seratus persen. Taehyun total gemas dibuatnya.

"Hahaha enggak kok, tapi kalo lu mau tidur sama gue juga gapapa sih. Gue gak bakal nolak."

"Ih Taehyun jahil! Kesel gue ngambek!"

Beomgyu memalingkan wajahnya yang sudah full merah. Kedua tangannya dilipat menyilang di depan dada.

Taehyun yang tak hentinya terkekeh menarik lengan si manis dan dibawa untuk duduk pada tepi ranjang.

"Jangan ngambek ih."

Namun tak mendapatkan respon dari si manis. Keduanya akhirnya hanya saling mendiamkan karena Taehyun yang kehabisan akal untuk membalikkan mood si manis. Keterdiaman itu berlangsung cukup lama hingga suara ayah memasuki pendengaran keduanya. Dengan segera menjalankan perintah ayah untuk makan bersama.


.
.
.
.
.



"Kenapa kacamatanya masih dipakai? Mengganggu saja," cibir ayah kepada sang anak.

"Katanya ayah tidak mau melihat mata Tae."

"Tidak. Ayah tidak begitu lagi. Lepaskan!"

Dan yang diperintah dengan cepat melepaskan kacamata yang sedari tadi mengganggu penglihatannya. Ayah tersenyum karena sang anak sangat penurut.

"Lagian ide siapa sih suruh pakai kacamata aneh itu?"

Mendengar ocehan ayah membuat tubuh Beomgyu melemas, seketika tak bisa duduk tegak. Sedangkan Taehyun sebisa mungkin menahan tawa sembari terus melirik ke arah Beomgyu.

Ayah yang menyadari kedua tingkah aneh pemuda di lingkaran meja makan itupun mengetahui si pelaku secara tak langsung. Ternyata itu ulah anak orang. Kalau anak orang bahaya jika dibuat nangis.

Crocodile || TaeGyu ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang