Tujuh Belas

1.6K 237 33
                                    

"Pokoknya lakuin aja,"

"Tapi itu gak keterlaluan? Gue gak mau ambil resiko ya,"

"Hey! Dia juga anak cowok, gak selembek itu kali. Pokoknya lu harus mau, gak ada penolakan! Atau mau gue kasih tau rahasia lu ke si dia?"

"Wah parah, lu bisanya main ngancem aja!"

"Lagian lu gak kesel apa tu anak main tebar pesona ke semua orang, termasuk gebetan lu kan? Pikir dong, kalo kita bisa nyingkirin dia bukannya untung ke kita semua?"

Orang itu tampak berpikir panjang, ia membenamkan wajahnya pada lutut yang terlipat. Mengacak kasar rambutnya, ada perasaan dilema saat ini. Dan berakhir dengan mendongakkan wajah pada sang lawan bicara.

"Oke,"

Jawaban yang membuat seseorang tersenyum penuh kemenangan.

.
.
.

Hari ini pelajaran olahraga. Sekolah ini memiliki dua tempat olahraga, dimana kadang menggunakan tempat olahraga indoor yang berada di samping aula, atau langsung di lapangan yang cukup luas. Dan untuk saat ini kegiatan olahraga dilakukan di lapangan agar menciptakan sensasi semangat yang membara karena terpapar langsung oleh teriknya sinar mentari.

Kelas ini sangat sibuk dalam mempelajari cara memegang bola dan dilanjutkan dengan pengenalan teknik dribbling, dimana mereka harus menguasai bagaimana caranya menggiring bola agar bisa dikontrol hingga sampai pada ring. Kemudian beralih dengan pelajaran passing and catching. Pelajaran yang cukup menguras tenaga.

Yoongi ssaem memberikan arahan. Mengatur jalannya kegiatan lempar dan menerima bola. Semuanya berjalan lancar hingga suatu kecelakaan kecil yang tak diinginkan terjadi. Dimana saat itu Jaemin yang dalam posisi pemegang bola tak sengaja melemparkan bola yang berada ditangannya hingga mengenai kepala Beomgyu. Lemparan tersebutpun terjadi karena ia kehilangan keseimbangan setelah tak sengaja tertabrak tubuh bongsor milik Soobin.

Seluruh siswa heboh, setiap pasang mata berbondong-bondong untuk menghampiri sosok yang kini terlentang diatas rerumputan dengan mata yang terpejam. Sepertinya tak sadarkan diri.

"Bawa ke UKS!" titah Yoongi ssaem kepada para siswanya. Dimana dengan perintah tersebut terlihat banyak sekali yang bergerombol untuk menarik sosok tak berdaya tersebut dalam gendongan, sebelum Yoongi ssaem memekik kembali.

"Satu orang aja! Kalian mau bolos kelas saya?"

Dan terdengar cibiran tak terima dari beberapa siswa yang ingin membantu, sekalian modus dikit.

Gerombolan tersebut berhasil dibubarkan setelah Yoongi ssaem meminta Taehyun untuk membantu pasien dadakannya menuju UKS, selaku salah satu anak PMR dan sudah sangat dipercayai dalam hal ini.

Taehyun membawa Beomgyu dengan menggendongnya ala bridal. Seluruh mata tampak takjub dengan pemandangan indah tersebut, namun beberapa ada yang mendecih sebal karena tak bisa menjadi orang yang diamanahi untuk membantu Beomgyu. Kan pengen modus sekalian dapat bonus gak masuk kelas. Bukannya sebuah kenikmatan yang berlipat ganda?


"Cih bukan ini yang gue mau! But it's okay, permainannya masih panjang,"

.
.
.

Setelah beberapa menit tertidur dalam damai, Beomgyu mulai menunjukkan pergerakan. Ia membuka mata perlahan dan detik itu pula netranya bertemu dengan netra kecoklatan milik Taehyun.

Beomgyu mengerjapkan mata berulang kali, berpikir ia masih berada dalam alam mimpi.

"Masih pusing?"

Pertanyaan yang mampu menyadarkan si manis yang kini menatap tajam ke arah pria yang menatapnya cemas.

"Gue kenapa?"

"Hah? Lu amnesia?"

Taehyun membelalakkan mata ketika mendengar penuturan orang yang sedang berbaring lemas di brankar UKS. Otaknya sudah traveling kemana-mana, dipikir pertanyaan itu hanya dilontarkan oleh orang yang amnesia, padahal orang linglung juga sering mengalaminya. Terlebih jika ketiduran dengan rentan waktu yang cukup lama. Otak jadi lemot.

"Sembarangan kalo ngomong!"

"Ehehe, abis lu nanya-nanya kenapa padahal udah jelas lu pingsan,"

"Ya mana gue tau, gue kan pingsan,"

"Iya juga ya, kalo pingsan kan gak sadar diri,"

"Gak sadar diri apa maksud lu?" bentak Beomgyu agak kesal. Entah kenapa mood nya hari ini sedang naik turun kayak jungkat-jungkit. Dia jadi agak sensitif.

"Ih lu napa sih nyolot mulu ngomongnya, pms ya?"

Malah dikomporin.

"Yak! Kang Taermos!"

"Kenapa Beombayah?"

"Aish!" Beomgyu berdecak sebal. Ingin menanggapi lagi tapi moodnya kembali memburuk. Entahlah, bawaannya emosi aja kalau ketemu Taehyun. Karena ia sendiri sedang bingung pada perasaannya, makanya memutuskan untuk marah-marah saja.

Keduanya berada dalam kecanggungan hingga beberapa menit. Awalnya Beomgyu meminta agar Taehyun kembali ke kelas, tetapi pria tersebut menolak dengan alasan sekali-kali ingin bolos kelas. Oleh karenanya Taehyun ikut tiduran di brankar lainnya, disebelah Beomgyu yang hanya dibatasi oleh gorden putih tipis.

.
.
.

"Gyu! Hosh.. hosh.. hosh, lu gak mati kan?" Jaemin berteriak heboh ketika telah memasuki ruang UKS. Netranya menatap khawatir ke tempat Beomgyu berbaring. Karena tak mendapat balasan, anak ini menangis sesenggukan.

"Woy bego! Jangan ribut ditempatnya orang sakit! Ganggu aja,"

Suara serak khas bangun tidur terdengar dibalik gorden samping brankar Beomgyu. Kemudian pemilik suara tersebut membuka gorden yang menjadi pembatas mereka dan menampilkan wajah bantalnya yang untungnya tak meninggalkan jejak saliva disudut bibir.

"Gimana keadaan Beomgyu?" tanya Hyuka yang sedari tadi mengelus pelan punggung Jaemin.

"Dia baik-baik aja kok,"

"Tapi kok masih pingsan?" kini Soobin ikut penasaran. Sedari tadi gatal sekali ingin menanyakan kepastian mengenai anak yang sedari tadi tak sadarkan diri.

"Dia tuh tidur sehabis makan bibimbap dua porsi," celetuk Taehyun tanpa semangat. Ya bagaimana mau semangat kalau jatah makannya saja dihabiskan Beomgyu. Sudah ditraktir, ngelunjak pula. Jenis manusia yang harus banget ditendang nyampe ke mars.

Seluruh orang diruangan tersebut hanya mengangguk sambari ber oh ria. Namun Jaemin masih saja sesenggukan.

"Dia beneran gak kenapa kan?"






Tbc

.
.
.

Hullaw!

Ada yang kangen gak sih btw?






Langsung kabur ah!

See ya!

Crocodile || TaeGyu ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang