Beomgyu merasa pendengarannya bermasalah, oleh karenanya ia mengulang pernyataan yang sudah dilontarkan oleh Taehyun sebelumnya. Namun memang yang ia dengar tak salah.
Rasanya ingin sekali menggali informasi lebih dalam, tapi Beomgyu tak mau memaksa sampai Taehyun lelah sendiri untuk memendamnya dan berakhir dengan mencurahkan semua rahasia hidupnya pada si manis.
"Bunda gue meninggal waktu ayah dan bunda lagi dalam perjalanan bisnis. Mereka berangkat bersama, tapi pulang dengan takdir yang beda. Dalam kecelakaan mobil itu, hanya ayah yang selamat."
Terdapat jeda dalam kalimat yang Taehyun tuturkan. Anak ini nampak mengatur nafasnya yang sedikit berat. Dengan cepat Beomgyu mengangkat sebelah tangannya untuk mengelus punggung bergetar pria disampingnya. Dirinya masih setia diam dan mendengarkan dengan seksama.
"Kepergian bunda membuat suasana rumah kami berbeda. Gue gak terima dengan kematian bunda, dan ternyata ada yang lebih gak terima dengan takdir yang tertulis untuk bunda. Ayah jadi stress dan sering ngamuk di rumah. Parahnya setiap liat gue ayah selalu marah, meskipun ayah gak pernah mukul, tapi ayah selalu bilang kalau dia gak mau liat wajah gue."
Mendengar cerita menyedihkan yang terdengar seperti sebuah film, membuat bulir air yang sedari tadi dibendung dengan kuat di pelupuk mata Beomgyu terjun secara bebas. Si manis mengusapnya beberapa kali dengan punggung tangan secara diam-diam karena tak ingin membuat Taehyun tak enak hati dan jadi menghentikan ceritanya.
"Ayah bilang mata gue mirip sama punya bunda. Makanya ayah gak mau banget liat gue. Kalaupun ada gue, salah satu dari kita harus nunduk."
Beomgyu yang tak tega langsung mendekap tubuh Taehyun. Memberikan kehangatan serta ketenangan. Biarkanlah ia menjadi orang yang pertama kali mendekap, karena sebelumnya Taehyun yang selalu melakukannya disaat Beomgyu membutuhkan sandaran.
Beomgyu melepaskan dekapan hangatnya, kemudian menarik pundak bergetar temannya dan memposisikan agar saling berhadapan. Si manis tersenyum.
"Gue bakal bantuin lu."
.
.
.
.
.Hari liburan sekolahpun tiba. Beomgyu menemani Taehyun ke rumah pria tersebut sebelum pulang ke Daegu.
Pintu rumah Taehyun diketuk. Tak beberapa lama seseorang membuka pintu dan mendapati pemuda yang berdiri di ambang pintu. Ia mengernyit menatap sosok tamu yang berdiri dengan menampilkan senyuman khas. Senyuman yang cukup dikenal oleh pemilik rumah.
Senyuman milik anaknya.
"T-taehyun?" panggil pria paruh baya dengan ragu dan mendapatkan anggukan sebagai jawaban.
"Apa yang kau lakukan?"
Tentu saja pria yang dikenal sebagai ayah Taehyun menatap penuh tanya ke arah anaknya. Sebab sang anak berdiri di ambang pintu dengan tampang menyebalkan. Ia menggunakan kacamata hitam layaknya tukang pijet. Tapi kadar ketampanannya tak berkurang sedikitpun. Kalau diperhatikan juga seperti bodyguard anti UV.
"Hallo ayah, Tae datang berkunjung," sapa Taehyun yang terdengar agak canggung.
Ayah langsung meraih tubuh sang anak dan langsung memberikan dekapan erat. Dirinya sendiri tak bisa berbohong bahwa sudah cukup lama merindukan sang anak, namun tak pernah tersampaikan karena kalut dalam kesedihan dan penyesalan. Namun kini ayah sudah berubah, ayah sadar akan kesalahannya yang membenci sang anak hanya karena memiliki mata seindah istrinya.
Dekapan hangat itu mengendur sebab netra ayah tak sengaja menemukan sosok imut dibalik punggung sang anak.
"Siapa dia?"
Mendengar pertanyaan ayah menyadarkan si tampan bahwa ia datang ke rumah tidak sendirian. Setelah dekapan terlepas, Taehyun menarik Beomgyu ke sisinya.
"Kenalkan dia Choi Beomgyu, teman Tae. Dan yang sudah berumur ini ayahku."
Ayah mengangguk sembari tersenyum ramah pada teman sang anak, tapi agak kesal juga saat dibilang sudah berumur. Mulut anaknya memang masih sama menyebalkan seperti dulu.
"Teman atau teman?"
Ayah ikut-ikutan menjahili sang anak dan mendapat respon tatapan tajam dari Taehyun meskipun ayah tak bisa melihatnya, sebab terhalau kacamata hitam yang digunakan.
"Ayo masuk nak Beomgyu," pinta ayah dengan ramah. Namun ditolak dengan halus oleh yang bersangkutan.
"Maaf paman, saya langsung pamit pulang saja. Tadi hanya ingin memastikan taehyun sampai dengan selamat dan tidak kabur ke tempat lain."
"Baiklah, biar paman antarkan ke rumah mu ya. Dimana alamatnya?"
"Tidak perlu paman, taksi yang tadi kami naiki sudah menunggu di gerbang," sekali lagi si manis mencoba menolak dengan halus.
"Rumahnya di Daegu yah," sela taehyun yang merasa terkacangi oleh dua sosok yang masih beradu mulut tanpa emosi. Ia ingin menyudahi perdebatan antara ayah dan calon?
Terlihat ayah yang menganga lebar, agak terkejut karena fakta tersebut.
"Jauh juga. Menginap saja disini semalam, besok paman antarkan ke rumah."
"Tidak perlu paman, saya tidak enak membuat supirnya menunggu."
"Tidak ada penolakan! Biar saya kasih uang ganti rugi buat supirnya. Bawa dia masuk, Tae!"
Mutlak sudah. Segala yang diucapkan ayah Taehyun seperti tak bisa terbantahkan. Akhirnya Beomgyu pasrah dan ikut masuk ke dalam rumah Taehyun. Sebelumnya ia melihat ayah dari temannya ini berjalan ke gerbang rumah, sepertinya benar akan memberikan supir itu uang. Orang kaya mah bebas.
Beomgyu pun dipersilahkan masuk. Ia mengekor di belakang Taehyun.
Tbc
.
.
.
.
.Hullaw
Lagi satu beneran ending. Hal yang ditunggu2. Tapi jangan terlalu berharap ya, ga yakin bakal setinggi ekspektasi kalian ewkwk
See ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Crocodile || TaeGyu ☑️
FanfictionJauh-jauh dari Daegu ke Seoul cuma buat masuk ke kandang buaya. #bxb #taegyu Ini lapaknya taegyu ya. Ceritanya ga jelas.