Sepuluh

2.2K 310 20
                                    

"Jadi lu gak suka Beomgyu kan?"

Taehyun tertegun. Mencoba mencerna setiap kata yang keluar dari mulut sahabatnya. Namun tak sedikitpun bisa mengeluarkan kata. Rasanya seperti mati rasa. Entahlah, ada perasaan yang aneh untuk saat ini. Bagi Taehyun pribadi.

"Baguslah, gue pengen nyoba serius. Mulai saat ini," lanjut Yeonjun karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari lawan bicaranya.

Taehyun mengalihkan pandangannya kembali ke buku catatan. Ia mencoba menenangkan diri untuk belajar meskipun otaknya kini tidak bisa diajak fokus.

Di sampingnya, Yeonjun menyeringai sembari mencuri pandang ke arah temannya yang tengah fokus.

"Gue tau lu suka juga kan sama Beomgyu. Gausah pertahanin motto hidup sebagai pria straight, coba dulu sebelum nyesel," batin Yeonjun sembari terkekeh dalam diam.

Entahlah yang dimaksud oleh pria yang lahir di bulan September ini. Apakah ia ingin bersaing dengan sehat atau justru ingin menyingkirkan sang rival. Hanya Yeonjun, tuhan, dan author yang tahu.

.
.
.

Tok tok tok

Pintu asrama no 143 diketuk, membuat tiga orang yang sedang fokus pada kegiatan masing-masing saling pandang dan kemudian memusatkan atensi sepenuhnya ke arah pintu.

Ketiganya terlihat enggan hanya untuk sekedar membukakan pintu yang sudah dikunci dari dalam karena jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Yang artinya sudah tidak ada siswa lagi yang boleh keluar kamar.

"Kak Jungkook paling, bukain sana Min!" suruh Hyuka yang tengah sibuk membaca novel di kasur kesayangannya bersama kumpulan boneka-boneka lucunya.

"Dih males banget, kan lu yang ditengah. Buka aja sendiri," kesal Jaemin karena fokus bermain gamenya sedikit terpecah.

"Gue udah hampir nyampe konflik, entar gak nge-feel bego!"

"Gue juga hampir bunuh bos nya ini njir! Eh Gyu tolong ya!" akhirnya Jaemin menumbalkan anak baru. Beomgyu yang pasrah hanya mengangguk sembari meletakkan ponselnya di bawah bantal. Setelah itu ia melangkah dengan berat hati ke pintu.

Saat pintu sudah terbuka setengah, terlihatlah sosok yang baru beberapa jam berkenalan dengan si manis. Ketua basket yang dibanggakan karena mampu membimbing setiap anggotanya dalam meraih kemenangan untuk sekolah.

Beomgyu menatap remaja tersebut lamat-lamat. Sepertinya pernah lihat tapi ia tak ingat.

"Gue Jeno yang ngelempar bola basket," ujar Jeno yang menyadari tatapan bingung orang dihadapannya.

Ah iya, anak basket yang sok akrab.

Beomgyu mengangguk sembari tersenyum simpul, memberikan kesan ramah meskipun agak terpaksa.

Baru saja hendak menanyakan mengenai keperluan pria di depannya, lengan Beomgyu sudah ditarik duluan. Beomgyu yang kaget dan tanpa ancang-ancang sudah terseret tubuhnya mengikuti orang didepannya. Mereka keluar entah kemana.

"Woi, tadi Beomgyu kayaknya dibawa orang," bisik Jaemin yang agak terkejut karena mendengar suara pintu yang tertutup sendiri.

"Paling dia gak bisa tidur, makanya keluar cari angin," sahut Hyuka yang masih setia membaca novelnya.

"Ih tadi jelas gue denger suara orang lain, lagian Beomgyu kan tau kalo gak ada siswa yang boleh keluar asrama lebih dari jam sepuluh. Apa gue nyusulin aja ya,"

"Gak usah sok berani, lu liat tangga malem-malem aja merinding,"

"Iya sih, tapi-" ucapan Jaemin terpotong oleh Hyuka yang menutup buku dengan keras sembari menatap tajam ke arahnya.

"Gue bakal chat kak Jungkook buat jemput dia, lu tidur aja duluan," final Hyuka yang diangguki oleh sang roommate. Setelah mendapat persetujuan dari Jaemin, Hyuka langsung mengambil ponsel di atas lemari yang berada disisi kasur. Sedangkan Jaemin juga kembali membuka ponselnya, ia belum ingin tidur dan malah membuka aplikasi chat untuk menghubungi seseorang.

Partner

Lecehin aja tu jalang
Biar mampus dan pindah sekolah.

Ok


Kak Jungkook

Kak, tadi kayaknya ada yang ajak Beomgyu keluar
Tolong cek in ya
Makasih

Namun ponsel Jungkook tak aktif, sepertinya ia sudah tidur. Seseorang yang  mengkhawatirkan temannya yang keluar, langsung menutup ponselnya tanpa mengecek terlebih dahulu dan berharap orang yang dihubungi segera membawa kembali Beomgyu meskipun dengan acara ngomel mengomel yang sudah biasa kakak pengurus itu lakukan selama mendapati siswa yang bandel.

.
.
.

"Jen, kita mau kemana? Katanya gak boleh keluar lebih dari jam sepuluh. Katanya Jaemin," tanya Beomgyu yang bulu kuduknya sudah berdiri karena ia keluar tanpa menggunakan jaket. Angin malam memang mampu menciptakan rasa dingin yang berlebih.

"Ada yang mau gue omongin, a secret between us,"

Beomgyu hanya mengangguk sembari tetap pasrah dengan tangannya yang terus menerus dituntun hingga ketempat yang tak ia ketahui. Sangat gelap dan tak terurus. Kemungkinan gudang sekolah ini.

"Gelap ba-" ucapan Beomgyu terputus karena tubuhnya secara tiba-tiba didorong dan jatuh tepat di sebuah kasur yang sudah sedikit koyak. Beomgyu semakin terkejut ketika seseorang yang tadi menariknya kini berada diatas tubuhnya sembari memaksakan diri untuk mencium bibir Beomgyu.

Beomgyu meraung. Terus menerus mencoba melepaskan diri meskipun dirasa cukup percuma karena tenaga orang yang mengukungnya lebih besar.

Rasanya sangat menakutkan bagi Beomgyu. Bahkan ia sudah menangis keras sembari mendorong wajah Jeno agar menjauh.

Dan saat ia akan pasrah tiba-tiba sebuah pintu terbuka. Menciptakan setitik cahaya rembulan dan menampilkan sosok siluet gagah yang tengah tersulut emosi.

"Bajingan!"








Tbc

.
.
.

Hullaw

Eh apa ni? Gatau nulis apa ewkwk

Sebenernya mau up hari Minggu tapi besok sampe Minggu bakal sibuk banget. Yaudah sekarang aja.

Moga terhibur



See ya!

Crocodile || TaeGyu ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang