Empat Belas

1.7K 251 8
                                    

Beomgyu. Remaja manis yang tengah bingung dengan perasaannya sendiri. Bingung antara harus membenci seseorang atau justru lebih mendekat padanya.

Jujur saja selama beberapa hari ini, dengan sebuah perhatian kecil bahkan tak kasat mata pun mampu membuat hatinya bergejolak. Hanya mendengar namanya bahkan tak sengaja saling beradu tatap selalu membuat perasaannya tak karuan.

Disaat dirinya dengan mati-matian meyakini bahwa dirinya masih punya perasaan yang normal, namun segalanya terasa sangat bertolak belakang. Sepertinya ia benar-benar telah jatuh pada sosok yang irit bicara namun diam-diam berhati hangat. Sosok yang terus menerus menerobos pertahanannya.

Siapa lagi jika bukan pemilik marga Kang.

Namun untuk saat ini sepertinya Beomgyu harus mempertimbangkannya lagi.



Yeonjun menepuk pundak Beomgyu, merasa heran dengan teman sebangkunya yang sejak awal masuk terlihat murung dengan tatapan kosongnya.

"Gyu, lu beneran gapapa kan?" tanya Yeonjun khawatir. Tangannya sudah ngacir dipundak Beomgyu, mencoba mengguncangnya pelan.

"Eh.. iya, apa?" balas Beomgyu yang rada linglung.

Pria yang berhasil menyadarkan Beomgyu mulai menarik pundak kecil tersebut, menggeser perlahan untuk menghadap padanya. Keduanya saling mengunci pandangan masing-masing.

Selang beberapa detik Beomgyu tersenyum, meskipun agak dipaksakan. Ia hanya tak ingin mencari sensasi.

"Sepulang sekolah kita kabur yuk," bisik Yeonjun setelah menoleh ke kanan dan ke kiri memastikan tidak ada yang mendengarkan percakapan mereka.

Beomgyu menaikan alisnya bingung.

"Gue bakal ngasih tau lu caranya buat healing," lanjut Yeonjun yang merasa tidak ada balasan dari sang lawan bicara.

Meskipun ragu akhirnya Beomgyu menganggukkan kepala pelan yang mampu mencetak sebuah senyuman di sudut bibir Yeonjun.

.
.
.

Entah kenapa saat ini Beomgyu semakin akrab dengan Yeonjun. Bahkan ia pergi ke kantin berdua, meskipun sudah janjian dengan yang lainnya untuk bertemu di kantin sebelumnya.

Disana sudah terlihat rusuh. Di salah satu meja kantin yang terletak paling pojok. Meja yang cukup besar yang biasanya dijadikan tempat favorit bagi Soobin dkk untuk menghabiskan waktu istirahat. Soobin, Hyuka, Jaemin, dan juga Taehyun sudah anteng disana sembari menanti pesanan mereka.

"Sorry lama," sapa Yeonjun riang ketika telah sampai didepan segerombolan orang yang kelaparan, tanpa basa-basi langsung mendudukkan pantatnya disalah satu kursi yang kosong.

"Ngapain aja kalian berdua? Lama amat. Gak berbuat dosa kan?" tanya Jaemin beruntut. Jari telunjuknya mengarah ke wajah dua orang yang baru saja tiba.

"Habis ena ena, Napa? Mau ikut? Kuyy gantian ya," dan sebuah geplakan mendarat dengan apik di belakang kepala Yeonjun. Ia sedikit meringis. Ternyata pukulan Beomgyu memang tidak main-main.

"Gyu, lu udah gapapa kan?" tiba-tiba saja sosok Taehyun yang sedari tadi diam menyimak mulai mendaratkan sebuah pertanyaan yang membuat seluruh pasang mata di meja tersebut memberikan atensi padanya sebelum beralih untuk melihat wajah orang yang ditanya.

Beomgyu hanya mengangguk, sejujurnya ia sangat malas berhadapan dengan Taehyun. Karena ia selalu terbayang-bayang ucapan Jeno padanya.

Jauhin Taehyun. Jaga jarak sama Taehyun.

Apa Taehyun seberbahaya itu?

Oke. Beomgyu memang ingin melakukannya. Entah dia bingung sebenarnya, apakah Jeno hanya berbohong untuk mengadu domba pertemanannya atau memang tulus menasehati.

Dan setelah menunggu cukup lama, semua makanan yang telah mereka pesan tiba di atas meja. Tanpa menunggu lagi mulai menyantap makanan masing-masing tanpa bersuara. Katanya sih biar fokus makan sambil natap ke piring, karena kalau gak fokus salah satu tangan jail ada aja yang nyomot lauk temannya. Padahal sudah punya sendiri.


Setelah makan, keenam remaja yang tampan dan beberapa manis memutuskan untuk kembali ke kelas. Berhubung beberapa menit lagi diprediksikan bel akan berbunyi.

Beomgyu masih setia berjalan beriringan dengan Yeonjun, meskipun sedang tidak berbicara apapun. Namun secara tiba-tiba Beomgyu berhenti melangkah. Lebih tepatnya ada yang menghentikan langkahnya, yaitu sebuah tangan yang kini mencengkeram pergelangan tangan Beomgyu dengan lembut. Sedangkan teman-teman yang lain tetap melanjutkan langkah tanpa mengetahui ada yang tak melaju.

Remaja manis ini menoleh dan mendapati sosok yang ingin ia hindari tengah menatapnya. Tangan itu masih saja setia menggenggamnya. Bahkan tanpa persetujuan sang empu mulai menariknya hingga ke taman yang sangat dekat dengan kantin.

Ketika telah sampai di taman, Beomgyu menghempaskan tangan yang sedari tadi bertengger di pergelangannya. Kemudian mengelusnya perlahan seakan-akan genggaman itu sangat menyakitinya.

Dengan segera Taehyun meminta maaf.

"Kenapa?" ketus Beomgyu. Ia memulai aksinya untuk menjauhi Taehyun dengan cara bersikap dingin.

"Eumm... Sepulang sekolah mampir ke kamar gue bentar ya. Ada yang mau gue kasih,"

Beomgyu berpikir sejenak. Awalnya ia ingin mengangguk sambil tersenyum senang, namun diurungkan dan diubah dengan tatapan datar.

"Gue ada janji sama orang lain,"

Dan tanpa menunggu balasan, Beomgyu berjalan meninggalkan Taehyun yang kini hanya bisa membeku ditempat.

"Apa gue punya salah ke dia ya?" pikir Taehyun.

"Ah! Gaga-gara gue peluk kemarin mungkin? Tapi kan dia lagi sedih, wajarlah-

Umm... Bodo ah, otak gue gak boleh dipake mikir kebanyakan nanti bisa demo buat pindah kepala,"

Karena tak mau berpikir lagi akhirnya Taehyun memutuskan untuk kembali ke kelas.

.
.
.

"Lewat sini!" seru Yeonjun yang mencoba menuntun Beomgyu untuk mengikutinya. Keduanya sekarang berada di belakang gudang penyimpanan sekolah.

Meskipun di balik gedung terdapat tembok yang cukup tinggi, namun terdapat beberapa lubang yang diciptakan oleh beberapa siswa disana untuk melancarkan aksi mereka untuk kabur dari sekolah yang merangkap asrama ini. Lubang-lubang tersebut digunakan untuk memanjat tembok.

Yeonjun yang sudah berada dipuncak tembok mulai mengulurkan tangannya ke bawah, mengisyaratkan Beomgyu untuk memanjat sembari meraih tangan tersebut. Dengan ragu-ragu Beomgyu mengikuti segala alur yang diciptakan oleh teman yang mengajaknya kabur.

Keduanya telah melompat.


"Kita kemana?"

"Ikut aja," dan Yeonjun menggenggam tangan yang ukurannya lebih kecil darinya untuk melangkah meninggalkan tempat mereka berpijak saat ini.







Tbc

.
.
.

Hullaw

Eh apa-apaan ini malah jadi YeonGyu ehehe

Lagi males ngebacot,

See ya!

Crocodile || TaeGyu ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang