Sembilan Belas

1.4K 229 5
                                    

"Beomgyu kok belum balik asrama ya?"

"Emang Beomgyu kemana?"

"Gatau gue, tadi kayaknya ikut prepare buat acara, tapi gue mencar sama dia abis gue dipanggil Mark buat bantu dia,"

Hyuka mengetuk dagunya, mencoba memikirkan kemungkinan yang ada supaya teman sekamarnya ini tak terlalu khawatir.

"Mungkin dia lapar, sekarang lagi cari makan di kantin,"

"Ah benar juga, ayo kita susul dia," ajak Jaemin antusias.

Hyuka mengangguk dan keduanya berjalan beriringan menuju kantin.

Kedua pasang netra itu menyapu setiap sudut ruangan, berharap bertemu dengan sosok yang mereka cari. Namun nihil, batang hidung anak itu bahkan tak tampak.

"Nyari apa kalian?" tanya Yeonjun yang tiba-tiba saja ada dibelakang dua orang yang tengah kebingungan.

Hyuka dan Jaemin menoleh kebelakang dan dapat dilihat ada Yeonjun dan Taehyun yang terlihat ingin mendapatkan jawaban.

"Beomgyu hilang," sahut Hyuka.

"Hah? Hilang? Gimana bisa?" Yeonjun mulai dramatis, bahkan ia berakting seperti orang yang kena serangan jantung.

"Apa dia kabur ya?" sahut Jaemin yang kini menggigit kuku. Seluruh pasang mata disana menatapnya, mengharapkan penjelasan.

"Kemarin kan kita habis ngebahas tentang gay, apa dia ketakutan dan kabur?" lirih Jaemin sembari menatap wajah Hyuka. Yang ditatap menganggukkan kepala, seperti menyetujui analisis tersebut.

"Bebeb Gyu gue gak boleh kabur, huhuhu" kini Yeonjun menjatuhkan tubuhnya, hingga dengkulnya menghantam lantai. Kedua telapak tangan dibawa menutupi wajah.

"Tapi kalian yakin dia kabur? Pakaiannya apa ikut hilang?"

"Eh iya sih pakaiannya masih ada,"

"Berarti dia masih disini, tapi entah dimana,"

"Ah Taehyun pinter juga," sahut Yeonjun yang membatalkan acara nangisnya. Ia bahkan sudah berdiri kembali.

"Tapi bukannya orang kabur bisa saja tidak membawa apa-apa? Atau dia cuma mau keluar kaya waktu itu?"

"Waktu itu gimana?" Jaemin kini melirik ke arah Hyuka. Keluar kemana maksud anak itu?

"Ah engga, keluar cari angin maksud gue,"

"Yaudah kalian berdua balik ke kamar aja, ini udah malem. Gak baik kalian kena angin malem, biar Beomgyu jadi urusan gue dan Yeonjun. Jangan kasih tau kak Jungkook dulu, kalau dia nanyain Beomgyu yang ga ada di kamarnya, bilang aja dia lagi di toilet," tutur Taehyun panjang lebar dan diangguki oleh ketiganya.

Semuanya berpencar, Hyuka dan Jaemin yang kembali ke kamar, Taehyun dan Yeonjun yang berlari entah kemana.

.
.
.



Yeonjun dan Taehyun berpencar, alasannya agar waktu pencariannya lebih efektif. Beberapa kali menoleh ke kanan ke kiri, takut berpapasan dengan kak Jungkook.

"Coba berpikir jernih Hyun, anak itu kira-kira kemana," gumam Taehyun yang kini berjongkok di depan kelas. Dia sudah berlari ke seluruh lingkungan sekolah dan berakhir menelusuri tiap ruang kelas.

"Coba gue balik kantin, siapa tau anak itu baru aja lapernya,"

Akhirnya tungkai jenjang itu dibawanya berlari untuk kembali ke kantin.

Namun tetap saja tempat itu sepi, tak terlihat wajah manis disana. Hanya ada ibu-ibu kantin. Dan disaat ditanyakan mengenai keberadaan Beomgyu yang mungkin saja sempat mampir, hanya dibalas kalimat "tak tau".

Kemana lagi ia harus mencari?

Seperti tak sengaja tersengat lubang stop kontak, Taehyun memikirkan salah satu tempat. Tempat yang sedari tadi belum ia kunjungi. Tempat yang memiliki peluang paling tinggi dalam pencarian sosok Beomgyu. Tempat itu, tempat yang menjadi salah satu ruang yang paling menakutkan bagi si manis.

Dengan cepat berlari menuju tempat yang dimaksud. Tempat yang gelap dan agak tak terawat.

Gedung sekolah.


Jdar!

Dug!

Tiba-tiba saja ada suara petir. Membuat jantungan saja. Pasalnya suara itu berbarengan dengan suara dobrakan pintu.

Dug... Dug... Dug...

Pintu didobrak berkali-kali. Pintu yang tua tapi masih kekar itu agak sulit diajak kompromi. Dan akhirnya setelah sekian lama...

"Beomgyu!" panggil taehyun ketika melihat sosok manusia yang sedang berjongkok sembari memeluk lutut.

Orang yang dipanggil mendongakkan kepala setelah sekian lama menenggelamkannya diantara lipatan tangan.

Belum ia bersuara, sebuah kehangatan tiba-tiba saja merengkuh tubuh bergetarnya. Ya, Beomgyu kini berada dalam dekapan hangat sosok pahlawan yang lagi-lagi datangnya kemaleman.

"Lama, hueeee" isak Beomgyu dengan tubuh bergetarnya.

"Maaf Gyu, gue bingung nyari dimana,"

Si manis masih saja sesenggukan sampai tak sadar tubuhnya kini melayang. Si mata besar rupanya menggendong ala bridal sosok dengan aliran airmata sederas air terjun dan hidung kemerahan bak hidung ceri milik badut.

"Turunin Hyun!"

Beomgyu memberontak, namun tangannya masih setia dikalungkan pada leher si dominan. Badannya bergerak ribut, tapi tak kalah ribut dengan degupan jantungnya.

"Jangan gerak Gyu, nanti jatuh," Taehyun terlihat kesulitan berjalan karena orang yang ia gendong bergerak ribut.

Tak mengindahkan ucapan Taehyun, si manis masih saja menggeliat.

"Berhenti ato gue cium?"

Eh.

Rasanya seperti ditampar, tapi dengan sensasi yang berbeda.

Seriusan Beomgyu nya langsung matung. Dan hal itu dimanfaatkan oleh si mata besar untuk melanjutkan langkahnya menuju kamar 143. Kamar si manis.

Beomgyu yang malu segera menenggelamkan wajahnya pada dada bidang yang tengah mengangkatnya. Ternyata aromanya sangat enak sehingga hampir membuat si manis mabuk kepayang. Ketiduran maksudnya.

Taehyun tersenyum melihat Beomgyu yang mulai nyaman.

.
.
.


Pagi telah tiba. Matahari muncul dengan berani, tak malu-malu lagi seperti beberapa jam lalu.

Beomgyu membuka matanya secara perlahan. Merasakan kenyamanan disekitarnya setelah semalaman hampir mati kedinginan di dalam ruangan yang gelap dan kotor. Ruangannya kini nampak familiar.

"Istirahat aja Gyu, kita bakal izinin ke namjoon ssaem," ujar Hyuka yang terlihat sedang memasukkan beberapa buku kedalam tasnya.

Beomgyu ingin bangkit tapi merasakan sekitarnya amat sangat panas. Ingin bersuara tapi seperti tertahan.

Jaemin datang mendekat, menyibak poni yang menutupi dahi mahal temannya yang kini berbaring lemah. Disentuhnya dengan punggung tangan.

"Udah mendingan, tapi istirahat aja ya. Nanti kita panggilin kak Jimin buat ke sini,"

Kak Jimin adalah pengurus UKS, pria yang bertanggung jawab dalam urusan kesehatan siswa, khususnya di bagian asrama.

Si manis hanya mengangguk pasrah, jujur mulutnya terasa tak bisa digerakkan. Kepalanya juga terasa berat.

Setelah anggukan itu, kedua orang yang sedari tadi mengurus si manis berjalan keluar. Meninggalkan Beomgyu dengan bekal air hangat dan bubur di samping nakas.

"Jangan lupa dimakan!"





Tbc

.
.
.

Hullaw

Sampe ketemu lagi

See ya!

Crocodile || TaeGyu ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang