Day 25. Gathering

835 128 8
                                    

Catatan Begundal:

Halo.

From Home hadir untuk menemani malam tahun baru kalian! Series ini akan tetap berlanjut, kok. Walau sekarang jadi jarang update hahaha.

Oh, iya. Chapter yang kalian baca ini adalah versi aman  dari chapter aslinya. Chapter asli memiliki sedikit adegan dewasa. Saya memang tidak akan upload cerita dewasa di akun Wattpad lagi. Jadi, bila ada di antara kalian yang penasaran dengan versi asli, silakan berkunjung ke akun karyakarsa Begundal (https://karyakarsa.com/begundalbusuk/from-home-chaptr) atau bisa cek link-nya di bagian percakapan. Nanti malam saya juga akan upload hadiah Levi yang tidak akan muncul di akun Begundal manapun. Jadi ... silakan follow juga jika ingin mengikuti update terkini ;)

Chapter ini menceritakan Eren dkk yang bikin pesta perayaan tahun baru di kediaman Levi dan Eren. Tentu saja Eren tetep gemesin. Dan Levi sebagai Daddy rela keluar banyak uang hahahahahaha.

Selamat membaca dan ... Selamat Tahun Baru!

.

.

.

.

"Kamu yakin udah telepon pihak kateringnya? Semua udah sesuai pesanan?"

"Udah, Baby."

"Undangan? Semua temen-temen deket kita udah dapet?"

"Semalam kamu udah cek, Baby."

"Kayaknya aku mau telepon kateringnya lagi untuk—

Levi menghela napas panjang dan segera memegang pundak kekasihnya cukup kuat. Berusaha menahan pemuda tersebut untuk meraih ponsel yang baru sepuluh menit istirahat di atas meja.

"Eren," mulainya dengan nada lembut. "Rileks. Semua udah beres. Undangan, katering, dekorasi. Kemarin udah kita cek satu-satu. Bahkan beberapa menit yang lalu kamu baru aja telepon Armin, tanya dia beneran datang atau nggak."

"Tapi, Daddy

"Hei, hei. Aku tahu kamu gugup karena ini pertama kalinya kita kedatangan tamu setelah hampir dua tahun karantina, tapi tenanglah. Semua baik-baik aja."

Eren terdiam. Alisnya menukik tajam. Beberapa kali menggigit bibir bawah, gugup. Sepasang mata hijau sibuk memandang iris hitam kekasih hati. Mencari sebuah kepastian. Hingga akhirnya kepala bersurai panjang itu mengangguk pelan.

"Oke," bisiknya lirih.

Levi hanya menyunggingkan senyum kecil. Ia rengkuh tubuh Eren dalam dekapan hangat. Berusaha memberikan ketenangan. Pria dewasa itu sama sekali tidak berkomentar ketika merasakan pemuda tinggi membalas dekapannya dengan cukup kuat. Bahkan sengaja menenggelamkan wajah di cerukan leher, menghirup aroma tubuh maskulin yang menenangkan.

Sejenak, keduanya hanya diam. Saling peluk di atas sofa. Lalu, Eren kembali berbisik dengan suara lirih. Nyaris tidak terdengar.

"Levi."

Kelopak mata terbuka. Levi memandang ke depan tanpa menghentikan usapan di bagian punggung. "Hm?"

"Semua akan berjalan lancar, kan?"

"Tentu saja."

"Nggak akan ada kejadian aneh, kan?"

Pria dewasa bergumama pelan. "Nggak, kalau temen-temenmu bisa diem sebentar—ow!"

Eren mendecak kasar setelah melepas cubitan keras di pinggang Levi yang masih mendesis kesakitan. Ia merenggangkan dekapan sekadar untuk memandang wajah tampan kekasih hati. Bibir merah muda sedikit cemberut. Sebuah pemandangan yang berhasil membuat Levi berhenti mendesis dan sibuk mengamati titik tersebut.

From Home [Rivaere]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang