Day 5. Live (Part 1)

3.1K 388 225
                                    

Levi tahu hari ini akan datang juga.

Sejak semalam ia merasa tidak berdaya. Berbanding terbalik dengan kondisi kekasihnya yang sangat bersemangat. Eren terlihat begitu antusias. Ia tidak berhenti melihat direct message di instagram untuk membaca berbagai macam pertanyaan dari para pengikutnya. Tidak jarang ia akan tertawa atau tersenyum gemas. Membuat perasaan Levi semakin kacau.

Ingin rasanya membujuk sang pujaan hati untuk membatalkan sesi live tersebut, tapi Levi tidak siap melihat Eren marah dan kecewa.

Ayolah.

Bagi Levi, kebahagiaan pemuda bermata hijau itu adalah segalanya.

Maka, ia memilih diam. Menguatkan batin. Berusaha untuk menjadi kekasih terbaik yang pernah dimiliki oleh Eren.

Hari ini, pukul enam, Eren sudah bangun. Sebuah hal yang sangat jarang terjadi. Pemuda itu memeluk tubuh telanjang Levi. Senyum sudah mekar ketika ia sibuk mengecup wajah pria berambut hitam yang masih terlelap.

Pada akhirnya, aroma gurih bacon dan sosis menjadi alarm yang membangunkan Levi.

Sesampainya di dapur, ia sudah disuguhi sarapan dan secangkir kopi hitam. Eren tersenyum sangat lebar saat menyadari keberadaannya di koridor.

“Pagi, daddy.”

Ah, manis sekali.

Tiba-tiba Levi merasa tidak keberatan harus muncul di hadapan followers instagram kekasihnya.

Pria kekar itu mendekat, masih belum mengenakan baju atasan. Lengan kokoh segera memeluk tubuh tinggi semampai. Membenamkan kepala pada cerukan leher jenjang yang beraroma menenangkan. “Pagi, baby,” gumamnya lirih sembari mengecupi permukaan kulit kecokelatan.

Eren terkikik. “Hari ini aku buatin kopi hitam, ngga apa-apa?”

Kepala bersurai hitam mengangguk pelan. Pelukan sedikit melonggar untuk memandang wajah manis pemuda tinggi yang tak berhenti tersenyum. Levi mendengkus pelan. Tidak kuasa menahan diri untuk mencium bibir merah muda tersebut.

“Kenapa senyum-senyum gitu, hm?”

“Soalnya hari ini kita mau live bareng—hihi,” kikik pemuda itu sembari mengalungkan lengan ke leher kokoh. “Kamu... ngga lupa, ‘kan?”

Keraguan yang semalam sempat melanda tiba-tiba menghilang. Levi terdiam. Memandang lurus mata hijau yang berbinar penuh rasa bahagia. Sebuah hal wajar karena memang baru pertama kali ini ia muncul di hadapan umum. Mereka hanya tahu nama, suara, dan beberapa bagian tubuh yang tidak sengaja tertangkap kamera ponsel ketika Eren mengambil foto. Meski dua hari yang lalu wajahnya sempat muncul ketika harus membuat pengumuman mengenai siaran langsung instagram mereka.

Levi memang tidak begitu nyaman menjadi pusat perhatian. Pun, ia tahu bahwa ini risiko yang harus ia terima sebagai kekasih Eren yang notabene adalah salah satu selebgram.

Bibir tipis menyunggingkan senyum kecil. Levi menarik pinggang ramping Eren agar tubuh mereka semakin rapat. Merasakan kehangatan yang selama ini ia sukai.

“Mau mulai jam berapa, hm?”

Sebuah pertanyaan yang membuat Eren semakin senang. “Uhm... kamu ada kerjaan ngga hari ini? Aku cuma perlu online sebentar untuk unggah tugas jam lima sore.”

“Enggak.” Levi menggeleng, sedikit bergumam ketika dahi dan hidung mereka saling menempel. “Gunther yang ambil alih semua pertemuan hari ini.”

“Eh? Emang ngga apa-apa?”

“Iya. Ngga apa-apa.”

“Yakin? Kalau kamu ada kerjaan, kita live agak siangan atau malem juga bisa kok.”

From Home [Rivaere]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang