Day 6. Live (Part II)

2.9K 379 303
                                    

Sesi live edisi tanya-jawab masih tetap berlangsung. Levi mulai membenarkan perkataan Eren bahwa kegiatan ini akan berakhir sangat lama. Lihat, sudah hampir satu jam, tapi jumlah pertanyaannya masih tersisa banyak sekali.

“Pertanyaan buat daddy,” ujar Eren setelah menyesap susu. “Om, kalau satu malam bisa dapat berapa ronde?—heran deh aku tuh, kenapa pada kepo sama kegiatan ranjang kita?”

Levi hanya bisa mengangkat bahu. Tak paham juga. “Hmm. Berapa ronde, ya? Normalnya dua, tapi kalau Eren mendekati masa subur, bisa sampai empat kali.”

pejuSpringbed bangsat. Ga kendor lu, Ren?

“HEH, CONNIE! GA ADA AKHLAK YA KOMENTARNYA!”

Sasha.Brown sejak kapan Connie punya akhlak?

Armin.smith sasha kalau ngomong kadang suka bener, deh

“Lanjut,” keluh Levi disela helaan napas. “Buat Eren, temenmu pernah ada yang naksir Om, ngga?

Pemuda tinggi mendadak diam sembari mengusap dagu. Berusaha untuk berpikir. Sebelum akhirnya ia mengerutkan kening ketika menjawab. “Kurang tahu juga sih. Tapi semenjak insiden bokong daddy nongol pas kuliah online, jadi banyak cewek-cewek di kelas yang pm gitu. Nanyain daddy.”

Merasa tertarik, mau tidak mau Levi menoleh ke samping. Melihat wajah kekasihnya yang sedang mengerucutkan bibir.

“Oh, ya?”

Eren menoleh dengan cepat. Hidung mereka nyaris bersentuhan karena jarak yang dekat. Bibir merah muda terlihat lebih mengerucut. “Apa? Daddy seneng ditaksir banyak orang, hm?”

Nada itu terdengar begitu sinis. Membuat pria berambut hitam tersenyum tipis. Tanpa banyak kata, ia semakin mendekat. Memberi kecupan singkat pada bibir merah muda.

“Ngga kok, baby...”

Tak ada jawaban. Eren hanya mendengkus. Meminta kecupan tambahan. Detik berikutnya, perhatian mereka kembali tertuju pada ponsel.

Hmm... yang ini buat daddy. Sebutkan lima hal yang disukai Eren.”

Online, makan, susu, cheeseburger, aku.”

Jawaban itu dilontarkan dengan sangat mudah. Pemuda bermata hijau hanya bisa tersenyum lebar. Tak kuasa menahan diri untuk memeluk tubuh kekar kekasih hati yang kini menyesap jus dengan santai.

I wuf yu...”

Levi mendengkus pelan. Kepala menoleh ke samping untuk memberikan kecupan ringan di pipi Eren. “Giliranmu,” ujarnya setelah mengambil ponsel. “Sebutkan satu hal yang pengen kamu ubah dari Om.”

Tanpa basa-basi, pemuda tinggi menggeleng pelan. Mata hijau melirik ke arah kamera sebelum tersenyum manis. “Ngga ada, guys,” jawabnya tulus. “Bagi gue, daddy udah sempurna banget. Kalau pun ada kekurangan, itu udah dari bagian dari hidupnya. Dan gue suka daddy apa adanya.”

Levi merasa tersentuh. Ia tidak pernah mendengar hal ini secara langsung dari bibir manis kekasihnya. Maka, tanpa malu-malu, ia mendekati tubuh ramping tersebut. Membenamkan wajah pada cerukan leher yang harum sembari memberikan dua kecupan basah di permukaan kulitnya.

Love you, baby...”

Bisikan itu cukup lirih. Hanya sebagian penonton saja yang sanggup mendengar.

Mikasa.ackerman ewh

Dekapan sedikit melonggar, Eren merebut ponsel tanpa berniat untuk menjauh. Bahkan kini pipi keduanya saling menempel satu sama lain. “Hmm... ada dua pertanyaan yang hampir mirip nih, daddy. Kita jawab sekalian aja, ya?”

From Home [Rivaere]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang