WENDY
JOHNNY💙HAPPY READING💙
"Wen, Wendy..." panggil Johnny yang khawatir dengan Wendy yang sedang meringkuk dibawah.
"Jangan dekat dekat, jangan sentuh gue!!!" ucap Wendy histeris sambil memeluk dirinya erat erat.
"Wendy ini saya Johnny..." ucap Johnny dengan nada terlebut yang pernah ia ucapkan.
"GA! JANGAN SENTUH GUE!!!" teriak Wendy didalam lift.
Johnny pun langsung menekan tombol lift ke lantai dimana ia terakhir kali berdiri. Sesampainya di lantai 5, Johnny langsung menggendong Wendy seperti ia mengangkut karung beras. Sedangkan ditangan lainnya ia menggenggam kantong belanjaan Wendy.
Wendy yang di gendong begitu saja terkejut. Ia takut jika orang ini akan macam macam padanya. Langsung saja Wendy memberontak dengan memukuli punggung pria tinggi yang membawanya.
Johnny pun tampaknya tidak begitu terganggu dengan pukulan Wendy, ia mempercepat langkahnya agar ia bisa dengan cepat menurunkan Wendy dari gendongannya, karena demi apapun pukulan di punggungnya semakin lama semakin terasa sakit.
Sesampainya di unit apartemennya, Johnny langsung menurunkan Wendy di kasur kamarnya setelah meletakkan belanjaan Wendy di meja pantry.
Saat menurunkan Wendy, Wendy langsung mengambil bantal sebagai tameng perlindungannya.
"Jangan mendekat! Mau apa kamu!!" ucap Wendy dengan nada bergetar ketakutan.
"Wendy, kamu tenang dulu oke?" ucap Johnny reflek sambil mendekat.
Wendy yang melihat semakin memundurkan diri "jangan dekat dekat saya! PERGI!! PERGI!!!" ucap Wendy sambil berteriak histeris. Johnny yang kebingungan hanya bisa menuruti permintaannya.
Johnny dibuat kebingungan dengan situasi yang kini tengah terjadi. Ia bingung bagaimana caranya agar ia dapat menenangkan Wendy. Dan juga haruskah ia menghubungi keluarga Son karena ia kini telah menemukan anak bungsunya. Tapi ini terlalu larut malam untuk menghubungi seseorang.
Johnny akhirnya memutuskan untuk membiarkan Wendy tenang dengan dirinya sendiri. Johnny pun langsung mengistirahatkan badannya di sofa depan tv karena di apartemennya hanya memiliki satu kamar tidur.
-------
Setibanya Mark dari hangout bersama teman temannya, ia memutuskan untuk merebahkan dirinya sambil menutup matanya. Belum ada sepuluh menit, Mark tiba tiba membuka matanya.
Mark tiba tiba membuka matanya. Ia teringat jika punya deadline tugas yang harus dikumpulkan. Akhirnya Mark pun menuju kamar Wendy untuk mengambil laptopnya.
Mark mencoba membuka pintu kamar dengan sangat hati hati agar tidak menimbulkan suara gaduh. Tapi ada satu hal yang membuat Mark heran. Walaupun Wendy tidur, kamarnya tidak pernah se gelap ini. Biasanya jika bukan lampu kamar mandi yang menyala, lampu di meja sebelah kasurnya yang menyala, tapi yang Mark dapati kini ruangan ini begitu gelap gulita.
Mark akhirnya memutuskan untuk masuk dan menyalakan lampu kamar itu. Semua tampak normal, hingga Mark menyadari jika dibalik selimut itu bukanlah Wendy melainkan guling yang tertutup selimut.
Mark seketika lupa dengan tujuannya kemari. Kini ia sibuk menelisik semua ruangan dirumah ini. Mark khawatir jika sesuatu hal buruk terjadi. Mark pun menuju dapur dan melihat jika note yang ia letakkan berpindah posisi, yang mana sudah pasti Wendy baca.