V08| Melangkah keluar

867 113 2
                                    



Ini seperti mimpi bisa diantar ke sekolah dengan mobil mewah. 

Jimin menatap ujung sepatunya, apa yang dia pakai hari ini semuanya baru dari ujung kaki hingga rambutnya yang sekarang pasangi bando seharga seratus dollar.

Jimin menoleh ke Sungchan yang duduk disebelah, wajahnya terlihat bersemangat karena akan masuk sekolah baru, tak seperti dirinya yang gugup menjadi murid pindahan lebih berat karena harus beradaptasi dengan murid-murid yang sudah saling kenal. Ia sedikit khawatir akankah dirinya mendapatkan teman.



Keduanya kini berjalan menuju gerbang Jimin mengulurkan tangan menggenggam adiknya yang lalu menoleh terkejut.

"Kenapa tangan kakak dingin sekali, apa kau gugup?"

"Sedikit, gedung sekolah ini sangat mewah dan berkesan mengintimidasi" Sungchan tertawa kecil lalu merangkul kakaknya.

"Hei tenanglah, Jimin yang ku kenal tidak takut pada apapun. Kakak pasti akan punya banyak teman" Jimin tersenyum mendengar adiknya berusaha menyemangati.



Tiba tiba ada yang memisahkan mereka dan berjalan diantara kedua kakak beradik itu.

"Peraturan nomot 51, ingat tidak boleh melakukan PDA diarea sekolah"

"PDA?" Sungchan bingung dengan orang yang tiba-tiba nimbrung dan name tag di jas sekolahnya terbaca jelas bernama Heechan.

"Public display of affection, kalo ketahuan melakukan PDA kalian akan dimasukkan ke Breakfast club?"

"Klub apa itu, apa klub yang bertugas menyediakan sarapan?" tanya Jimin polos dan langsung ditertawakan oleh murid itu.

"Itu klub yang hanya ada pada akhir pekan dan kegiatannya adalah  menghukum murid-murid yang melanggar aturan"

"Ummm... sepertinya aku tak ingin masuk klub seperti itu" ucap Sungchan.

"Pilihan yang bijak menjauhlah dari klub itu dengan tidak merangkul kekasihmu"

"Tapi dia kakakku" kata-kata Sungchan membuat murid itu menatap Jimin sebentar.

"Apapun itu..." katanya sambil berlari menjauh meninggalkan keduanya dengan keheranan.

"Dia ramah" ucap Jimin pelan.



Ketika sampai di lapangan terdengar dari pengeras suara yang memberitahukan agar semua murid yang sudah datang untuk langsung menuju aula untuk acara penyambutan murid baru.

Sungchan dan Jimin segera mengikuti arus murid-murid yang berjalan mengarah ke satu titik.

Mereka sampai dipintu aula ada panitia yang menggunakan pita dilengannya mengarahkan murid baru dan murid senior ke arah yang berbeda membuat kedua saudara itu akhirnya berpisah.



Jimin menyusuri kursi-kursi aula yang sudah penuh, ada beberapa orang berdiri memegang tulisan kelas mereka. Jimin membacanya dan mendekat ke tulisan kelasnya, ia tahu karena sudah diberitahukan diwebsite sekolah dan via email sebelumnya.

Kini ia berdiri dihadapan orang yang memegang papan tulisan kelasnya.

"Kau kelas XI-1?" tanyanya yang dijawab anggukan "Duduklah dibaris itu"

Becoming VIP [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang