Selamat membaca
Jimin minta diantar ke suatu tempat mereka berdua pun turun dari bukit berjalan bergandengan.
Dari arah yang lain Sungchan dan Jinyoung juga baru saja menuruni bukit area pemakaman. Sungchan masih mengeluarkan air mata. JIka Jinyoung tak memaksanya pemuda itu pasti ingin tetap berada disana.
"Kakak!!" teriakan Sungchan menggema begitu melihat sosok kakaknya.
Jimin berhenti terlihat Sungchan berlari mendekat lalu menubruk memeluk Jimin erat.
"Kakak, dari mana aja kenapa tidak pulang juga. Aku mencarimu kak, kakak kenapa tak mengajak aku kalo mau kemari. Jangan pergi tanpa aku kak" Sungchan kembali menangis membuat Jimin pun turut mengeluarkan air matanya kembali.
"Aku tak kemana-mana Sungchan"
"Bohong! kau tak menjawab telpon. Apa kau bermaksud menelantarkan aku kak?"
"Oh Sungchan tentu saja tidak" Jimin mencoba menghibur meski dia sendiri juga sedang sedih.
Jinyoung dan Jeno hanya memperhatikan keduanya terutama Jeno ia tak paham sama sekali apa yang dikeluhkan Sungchan.
"Kakak mau kemana?"
"Mau membeli bunga di toko sudut itu"
"Sudah tutup kak"
"Oh gitu sayang sekali"
"Ayo kita pulang kak, mama cemas" Sungchan menggenggam tangan Jimin erat "Apa kak Jeno menemani kakak?" Jeno mengangguk.
"Terimakasih" gercep Jinyoung mengucapkan kata itu membuat Jimin melirik tajam. Jimin menatap Sungchan yang matanya bengkak. Ia mengelus kepala pemuda itu Sungchan lah yang membuatnya memutuskan untuk ikut pulang.
Ia tak tega melihat adiknya bersedih.
Jimin melihat mobil mereka parkir tak jauh dari sana.
"Supir Ryu sudah keliling mengantar kita mencarimu Jimin karena mama sangat cemas sebaiknya kita segera pulang" ucap Jinyoung.
"Tapi Jeno?" Jimin merasa tak enak hati pada Jeno. Pemuda itu menepuk punggung tangan Jimin pelan.
"Tak apa, pergilah aku juga akan pulang dan istirahat"
"Terimakasih Jeno"
"Istirahatlah Jimin" Jeno memperhatikan ketiganya naik mobil yang sama. Walaupun ia tak mengerti apa hubungan Jinyoung dengan kakak beradik Jung itu tapi ia yakin masih bisa menanyakan pada Jimin suatu saat nanti.
🌾
Pagi itu Jinyoung tidak berangkat sekolah dengan mereka. Papa dan Mama bahkan tak tahu anak itu sudah pergi jika pelayan tidak melaporkannya.
Papa Jung sedikit khawatir, semalam saat Jimin sudah kembali ia berbincang dengan Jimin dan Jinyoung cukup lama. Jimin bersikeras kalo Jinyoung harus diberi tahu asal usulnya agar dia tak ada alasan lagi untuk mengancam atau menyebarkan kalo Jung bersaudara adalah anak adopsi. Papa sangat marah saat tahu Jinyoung berani bertingkah begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Becoming VIP [✔]
Teen FictionDua remaja adopsi terseret dalam kehidupan kaum VIP, dipamerkan, dibanggakan bahkan dijodohkan dan tetap harus menyembunyikan identitas aslinya. "Jangan pernah percaya pertemanan dari orang kaya karena 100% mereka palsu" "Perjodohan sesama orang kay...