Thanks buat yg udah kasih suport & nunggu cerita ini.
🌾
Selepas bel pulang Jimin bergegas ke gedung Art Galleria. Ia tak menghiraukan tatapan Jeno yang memperhatikan dengan tanda tanya. Jimin berharap bisa bertemu Kang Mina disana. Sungchan bilang ia masih dikelas karena piket.
Sewaktu bersama Hwiyoung ia hanya berdiri disamping gedung, itulah sebabnya ia merasa kagum melihat gedung ini dari depan. Di pintu depan tertera informasi berbagai kegiatan didalamnya.
Saat masuk suasananya terasa seperti musium dan galeri. Lobby yang artistik dan penuh karya seni yang dipajang rapih. Tak ada tangga tapi lantainya menanjak berputar setiap putaran ada area workshop. Ia melihat beberapa murid di area seni kontemporer dan ada guru pembimbing juga. Jimin tak mengambil ekstrakurikuler seni karena ia sudah memilih aktif di musik.
Karena pertama kalinya masuk ke sini Jimin terkagum-kagum sampai lupa niat awalnya masuk ke gedung ini.
Ia tak melihat Kang Mina dimana pun, ia juga tidak tahu gadis itu mengambil ekstrakurikuler seni apa. Tak terasa melangkah ia sudah berada di lantai empat paling atas dan di rel pegangan tangga lantai itu, meski tak kentara ada bekas tempelan police line hal ini membuatnya tertegun.
Ia mencoba melongok kebawah dan baru sadar dari tempatnya berdiri jarak ke dasar lobby sangat tinggi jika seseorang jatuh dari atas sini tentulah akan parah atau meninggal seketika. Jimin menutup mulutnya yang menganga tak percaya.
Apakah ini tempat Mark terjatuh?
Suara pintu dibuka membuat dirinya tiba-tiba dilanda ketakutan ia pun berlari cepat menuruni lantai yang turun berputar. Perbuatannya ini cukup menyita perhatian dan mengganggu murid yang ada di sana. Ia akhirnya sampai ke lobby dan hampir bertabrakan dengan pak guru Baekho yang hendak naik.
"Kau disini, apa kamu akan mengambil ekstrakurikuler seni juga?" Jimin menggeleng napasnya tersengal-sengal.
"Kau tak seharusnya berlari begitu, apa kau tak baca larangan berlari di sepanjang lantai"
"Maaf" Jimin membungkuk dan segera permisi diikuti tatapan heran Pa Baekho.
Ia melihat Sungchan menunggu di gerbang dan bergegas menghampiri.
"Kakak dari mana saja?"Jimin hanya menggeleng lalu menarik lengan Sungchan.
"Supir Ryu tidak bisa menjemput sekarang katanya ia akan mengantar anaknya papa belanja kebutuhannya. Mereka mengirimkan supir pengganti tapi aku tolak, toh kita akan pergi mengurus asuransi ayah jadi kita naik bus saja"
"Kakak yakin?" Jimin mengangguk.
"Seperti biasa kita dulu, kau tak masalah kan?" Sungchan mengedikan bahu. Keduanya terus berjalan tak menunggu jemputan seperti murid lainnya. Mereka menuju halte bus dan untuk itu mereka harus keluar dulu dari jalanan area sekolah yang luas.
Trotoar yang lebar dan pohon sakura yang mulai mengeluarkan cabang baru membuat kakak beradik itu senang bisa berjalan dibawahnya. Tiba-tiba Sungchan menepuk bahu Jimin dan berlari.
"Aku duluan" ledeknya ke Jimin yang tersadar lalu ikut lari mengejar adiknya.
"Yah! kakimu panjang, jangan cepat-cepat larinya" teriak Jimin kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Becoming VIP [✔]
Teen FictionDua remaja adopsi terseret dalam kehidupan kaum VIP, dipamerkan, dibanggakan bahkan dijodohkan dan tetap harus menyembunyikan identitas aslinya. "Jangan pernah percaya pertemanan dari orang kaya karena 100% mereka palsu" "Perjodohan sesama orang kay...