V19| Ajakan

851 101 6
                                    






Berpesta dan berdansa bareng tak serta-merta merubah sikap keduanya dalam berinteraksi. Jeno masih dengan sikap sok cool-nya dan Jimin masih dengan segala kerandoman-nya. Bedanya mereka berdua jadi lebih sering saling melirik kearah masing-masing dari tempat duduknya yang tentu saja disadari seseorang yang duduk di belakang Jimin.

"Yuk ke kantin bareng"

"Heeh?" Jimin menoleh heran atas ajakan Jeno "Duluan saja, aku bareng Giselle" tanpa sadar menolak tapi Jeno tak juga beranjak sampai tangan Heechan menariknya.

"Ayo bro, buruan dah laper nih" Jeno ditarik keluar kelas sementara wajahnya masih menoleh ke Jimin. Jimin hanya balas menatap datar.

'Tumben banget' Jimin mengelengkan kepalanya.


Giselle mengajak duduk bareng Shotaro dan beberapa teman mereka juga anak-anak yang asik buat ngobrol sambil makan. Dari tempat duduknya ia berhadapan dengan Jeno terhalang satu meja mata mereka bertemu dan Jimin balas menatap lama sampai Giselle menyenggolnya.

"Jeno kenapa? kok dia ngeliatin kamu kayak gitu?"

"Gak ada apa-apa" Jimin akhirnya kembali ngobrol dengan murid yang ada dihadapannya.


"Ya udah sih diliatin mulu emang bakal bikin kenyang?" sindir Heechan dan Jeno menoleh kikuk "Cantik ya kalo lagi bengong gitu?" pancing Heechan.

"Iya banget?" sepontan menimpali.

"Ciee... yang kelilipan" ledek Heechan.

"Brengsek!" wajahnya memerah malu.



Seperti kebiasaan Jimin akan berkeliling kemana pun ke penjuru area sekolah. Rasa ingin tahunya tinggi itulah sebabnya jam istirahat kali ini pun usai dari kantin kini ia sedang berjalan dipinggir tembok yang berisi mural karya seni murid sekolah ini.

Sambil menatap mural itu dia seperti sedang berpikir. Di rumah tadi pagi para pelayan sibuk menyiapkan kamar disebelah Sungchan untuk kedatangan anaknya papa. Mereka masih belum mengotak-atik kamar bekas Mark sepertinya mama belum sepenuhnya merelakan kepergian Mark.

Jimin sedikit cemas apakah sikap papa akan tetap sama kepada mereka berdua setelah kedatangan anaknya. Ia menghembuskan napas yang terasa berat.

'Yah semoga saja' batinnya.

 Ia tak menyadari Jeno sedari tadi berdiri dibelakangnya terus memandangi punggung Jimin.

"Gambar mana yang kau sukai?" Jimin menoleh kaget sampai mundur membentur tembok beruntung tangan Jeno segera memegangi "Maaf gak maksud mengagetkan" Jimin yang masih terkejut hanya menatap bengong.

"Eh, tadi nanya apa ya?" ucapnya saat tersadar dan dapat menguasai dirinya kembali tapi Jeno hanya menepis angin.

"Dah lah gak penting juga kok, sedang apa disini?"

"Hmm..."

"Mikirin apa sih?"

"Mikirin kamu... " ucapan iseng Jimin membuat Jeno tertegun lalu merona dan Jimin tak bisa menahan tawanya "Hahaha mukamu merah... menyenangkan sekali menggodamu" ledeknya.

Becoming VIP [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang