"Bang, Kak Ji, adek ke kamar duluan ya." pamit gue ke Bang Kun dan Kak Jihan yang lagi asik nonton televisi.
Baru ingin beranjak dari sofa, suara Bang Kun menginterupsi gue untuk duduk kembali.
"Duduk dulu, ada yang mau abang tanya ke adek."
Gue menatap mereka berdua secara bergantian, "mau nanya apa bang?"
"Adek masih pacaran sama Renjun?" gue mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Bang Kun.
"Terus Jeno gimana? Di gantungi?"
Pertanyaan Bang Kun terdengar gak enak di telinga gue. Gimana bisa gue dibilang ngegantung Jeno sedangkan kita itu pure sahabatan doang.
Dan Jeno juga gak pernah nyatain perasaannya lagi ke gue. Dan gue juga gak merasa aneh sama sikap Jeno selama ini.
"Dek, abang paham kalo adek itu baru pertama kali pacaran dan punya temen cowok selain Haechan. Jadi, apa mungkin adek gak peka sama keadaan sekitar?"
"Maksudnya apa sih bang?" gue beneran gak paham maksud dari omongan Bang Kun.
"Tunggu dulu, sorry motong pembicaraan kalian. Tapi Jeno yang mana ya?" tanya kak Jihan dengan menatap Bang Kun.
"Yang datang pertama." jawab Bang Kun.
Kak Jihan mengangguk, "terus pacar nya Wirda itu si Renjun yang datang kedua?" dan kini giliran Bang Kun yang mengangguk.
"Tapi dek, jujur ya, kakak juga ngerasain kalo Jeno juga ada perasaan ke kamu." tambah Kak Jihan.
"Ya emang sih kakak baru pertama kali ketemu Jeno, tapi tatapan dia tadi tuh beneran kayak, hmm? Menyimpan sesuatu ke kamu gitu loh."
Gue menghembuskan napas berat dan mengangguk samar, "udah ya, udah. Adek mau ke kamar dulu capek banget." topik pembicaraan ini terlalu sensitif buat gue.
"Kak Ji, ntar kalo aku di panggil gak nyaut, langsung masuk aja ya."
Setelah mendapat anggukan dari Kak Jihan, gue langsung pergi ke kamar gue di lantai dua dan gak lupa membawa paper bag yang dikasih Renjun sebelum dia pulang tadi.
🏵️🏵️🏵️
Pagi ini cuaca lumayan sejuk. Gak panas, gak dingin juga. Yang membuat suasana kampus juga terasa nyaman di pagi ini.
Pagi ini gue diantar Bang Kun ke kampus. Sekalian dia nya mau berangkat ke rumah sakit juga.
Ketika memasuki gedung fakultas, seseorang yang udah lama gak gue lihat, lewat di depan gue dengan dua buku di genggaman nya.
Gue pun langsung berlari kecil untuk menyusul sosok itu.
"Kak Dejun!"
Kak Dejun yang lagi terburu-buru pun sedikit kaget ketika gue panggil, "astaga," desisnya.
"Udah lama gak ketemu ya kita nya? Kakak apa kabar?"
"Baik." jawab nya yang terkesan ogah-ogahan.
"Gak mau nanyak gue balik?"
Kak Dejun menaikkan sebelah alisnya, "ngapain? Dengan lo berdiri di depan gue saat ini, berarti lo baik-baik aja." ketus nya.
Hufft, sepertinya Kak Dejun bukan tipe yang bisa diajak bercanda.
"Yaudah deh gue mau ke kel—" belum sempat gue melanjutkan omongan gue, Kak Dejun udah pergi nyelonong gitu aja.
"Cowok cuek gitu emangnya ada ya yang mau sama dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Daren » Huang Renjun
Fanfic❝ Tidak ada yang abadi bahkan duka dan bahagia. Tidak ada duka tanpa adanya kebahagiaan, dan tidak ada bahagia tanpa diiringi duka.❞ ══════════ ✥.❖.✥ ══════════ ❝ Oh iya, diminum tuh jangan ngeliatin gue mulu. Yah gue tau gue ganteng, tapi gue gak m...