Yang Terungkap |33|

860 105 142
                                    

"Lo nya aja yang terlalu sensitif, Renjun aja santuy kok. Yakan Jun?" tanya Risma ke Renjun.

"Hmmm," balas Renjun yang langsung duduk di dekat gue.

Posisinya tuh gue lagi di sofa dan Renjun selonjoran di lantai dekat sofa.

"Gimana gak sensitif coba, lo semua pada bilang kalo Renjun ketahuan selingkuh sama sepupu gue dan gue gak terima kalo di putusin? Crazy kan?!"

"Wir, pinjam charger dong," ucap Yola.

Gue menghembuskan nafas kasar, karena omongan gue gak di respon sama mereka.

"Ambil aja di tas,"

Pandangan gue beralih ke Renjun yang lagi ngasih makan pou. Kadang gue suka heran, dari sebegitu banyak nya game terbaru di play store, tapi dia tetap milih buat setia sama pou.

Kalo gue tanya kenapa masih main pou dia selalu jawab,"aku udah anggap dia kayak peliharaan aku sendiri," dan gue terdiam.

Gue merasa kalo gue tuh tau segalanya tentang dia, tapi setelah semua yang terjadi, gue jadi yakin kalo sebenarnya gue itu gak tau apa-apa tentang Renjun.

Setelah gue sadar dari pingsan di lapangan ketika praktek basket itu, gue sama Renjun langsung baikan.

Dan karena kejadian pingsan itu, gue bertekad buat nyari sosok Juna. Ntah bisikan darimana yang meyakinkan gue kalo sebenernya Juna itu ada di sekitar gue.

"Wiihhh apaan nih?" suara Yola yang menggelegar berhasil buat kita natap ke arah nya.

"Kenapa Yol?" tanya Haechan yang ikut duduk di samping Yola.

"Liat deh, Wirda dapat surat dari mas crush,"

Gue langsung bergerak cepat buat ngerebut kertas di tangan Yola.

"Balikin sini!" perintah gue.

"Gak mau wleekk," balas Yola dengan juluran lidah nya.

Dah berakhir lah gue dan Yola yang kejar-kejaran rebutin kertas itu.

"Sini Yol," ucap Jaemin.

Yola melempar kertas itu ke Jaemin. Ngeliat gue lari kearahnya, Jaemin langsung naik ke anak tangga paling atas dan di setiap anak tangga udah ada malaikat maut nya. Teman-teman gue maksudnya.

Mereka berdiri di setiap anak tangga, dan Jaemin di anak tangga paling atas.

"Kenapa sih lo semua kompak banget kalo ngebully gue?!" sungut gue sambil menghentakkan kaki.

Bahkan Jeno juga ikutan.

"Baca bang," ucap Jisung.

Jaemin ngebuka kertas yang ada di genggamannya. Saat ini gue cuma bisa pasrah dan semakin pasrah ketika ngeliat Renjun yang santuy aja sambil makan tela-tela.

Padahal yang mau di bacain Jaemin itu kertas Renjun yang dia kasih buat nyemangati gue ujian kemaren.

"Do whatever you want to do, your dreams is your alone, don't worry about that what others think about it,"

"WOAAAHHH," sorak mereka ketika Jaemin selesai baca.

"Our future is always in our hands. although we might experience hardship along the way, but as long as you see it through and believe in your goal, the results will not betray you,"

"EAAAAAKKKK," kenapa teman hamba edan semua ya Allah :(

Kayak pada tau aja artinya :(

"Don't be afraid of what others think. say what you want to say. Fighting,"

Story of Daren » Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang