|48| Rumah Jeno

142 24 22
                                    

📌 Part ini lumayan panjang. Semoga gak bosen ya bacanya (: 20 vote next update.

Happy Reading ♡

***

Dihalaman rumah Jeno udah terparkir beberapa motor yang gue yakini kalo itu punya mereka.

Pintu utama rumah Jeno juga terbuka lebar dan tanpa basa-basi gue langsung masuk ke dalam.

"Assalamualaikum wahai ahli kubuurrr," ucapan gue berhasil buat mereka langsung natap ke arah kita.

"Waalaikumussallam sahabat persetanan." balas Yola sambil bongkar-bongkar ranselnya.

"Bukan persetanan Yol tapi persesatan." koreksi Ina yang lagi kutekan bareng Risma.

"Sinting."

"Waalaikumussallam warahamatullahi wabarakatuh." balas Jeno dari arah dapur.

"Jeno best boy."

Gue langsung duduk di samping Hilda yang lagi sibuk dengan hp nya.

"Hai bestai," ucap Hilda tanpa menatap gue.

"Astaghfirullah punya sahabat gak ada waras waras nya. Ntah say hai gitu ke gue atau tanya gimana keadaan gue. Ini gue dua bulan loh di rumah sakit." ucap gue dengan mendramatis.

"Gak usah drama. Tiap hari kita juga jengukin lo." balas Hilda sambil melempar kacang ke gue.

"Lo juga dua bulan di rumah sakit bukannya kayak orang sakit malah kayak orang lagi liburan. Rumah sakit udah kayak hotel gitu." sambung Jeno yang datang dari arah dapur dengan semangkuk buah yang udah di potong-potong.

"Hooh. Bisa-bisanya sehat gitu malah sampai dua bulan di rawat. Parah Cici ih, dosen dikibuli."

Gue mendorong pelan bahu Jisung yang kebetulan dia duduk di karpet dekat sofa yang gue duduki, "enak banget lo bilangin gue ngibulin dosen. Gak tau aja lo kalo gue ngerasa kayak tahanan disana. Keluar kamar aja juga gak boleh."

Gue menyandarkan tubuh gue ke sofa dan menatap langit-langit rumah Jeno.

"Gue juga merasa aneh sih, buat apa gue lama-lama di rumah sakit padahal mah gue sehat-sehat aja." sambung gue dengan mengetuk-ngetuk jari di dagu.

"Masa percobaan kali Wir," ucap Yola.

Gue langsung menegakkan tubuh gue dan menghadap ke arah Yola yang lagi charger hp di pojok dekat tv, "maksudnya?"

"Ngetest. Lo itu cocoknya dirawat di rumah sakit umum atau rumah sakit jiwa."

Senyap.

"HAHAHA LUCU BANGET GILAAKK YOL. ADUHAI GINJAL GUE GETAR-GETAR NIH HAHAHA." tawa gue dengan keras sambil memukul bahu Hilda.

"Fix sudah, dia tuh seharusnya dirawat di RSJ." ucap Risma.

"Kebanyakan dijejelin infus jadi gitu dia." ucap salah satu makhluk yang dari tadi gak kedengaran suaranya.

Di sana, Haechan lagi main PS bareng Chenle dengan raket nyamuk ditangan kirinya. Kebetulan tempat kita duduk sekarang dengan tempat Haechan itu dibatasi rak hias gitu jadi gak terlalu terlihat jelas.

"Laah? Ada manusia toh disana? Gue kirain arca." balas gue.

Mata gue tertuju pada semangkuk buah yang di bawa Jeno tadi, "Jen, masa buahnya doang? Mayonais, garam, atau bumbu rujak gitu? Wah parah lo ah. Berbuat baik kok nanggung-nanggung, kan ntar bingung malaikat nyatat nya."

Story of Daren » Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang