Amnesia? |37|

670 94 137
                                    

"Assalamualaikum, adek pulang. Mana sajen nya?" ucap gue ketika membuka pintu rumah.

"Kok sepi? Pada kemana?"

Gue pun berlari ke bagasi dan disana ada mobil bunda dan Bang Kun.

"Masa iya sore gini pada tidur sih?"

Gue pun berjalan ke arah dapur untuk minum. Tapi gue liat seseorang yang selama ini gue rindukan. Mata gue memanas seketika.

 Mata gue memanas seketika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayah." ucap gue lirih dan ayah menoleh kearah gue.

Gue langsung berhambur memeluk ayah,"adek kangen hikss."

"Hei princess ayah kok nangis?"

Usapan lembut di rambut gue buat gue makin menguatkan tangisan gue,"ayah jahat, pergi gak pulang-pulang ihh."

Ayah mencium kening gue,"kan sekarang ayah udah pulang."

Tangan ayah mengusap air mata gue," udah jangan nangis. Udah sore, kamu mandi dulu terus sholat habis itu kita makan di luar ya?"

"Siap komandan."

Gue berjalan ke kulkas untuk ngambil minum,"Bunda sama abang mana yah?"

Ayah menggaruk tengkuknya,"bunda sama abang tadi pagi berangkat ke China."

Gue langsung naruh gelas yang gue pegang,"k-ke China?"

Padahal udah dari jauh hari, gue bilang ke bunda untuk ngajak gue ketika Bang Kun wisuda.

Dan sekarang apa? Mereka pergi tiba-tiba gitu? Pantesan bunda baik banget ngasih gue uang jajan lebih. Ternyata itu alasannya.

Apa ini juga alasan ayah ada disini?

"Ayah pulang karena bunda dan abang pergi?"

Ayah cuma diam aja.

"Adek ke kamar ya yah."

🌱🌱🌱

"Kenapa gak diangkat sih."

Udah berkali-kali gue coba nelfon bunda dan Bang Kun, tapi mereka berdua tampaknya kompakan buat gak angkat telfon dari gue.

Gue berjalan ke balkon buat ngeliat pemandangan langit sore yang perlahan berubah warna.

"Wirda, kamu suka sunrise atau sunset?" tanya Renjun yang sedang mendorong ayunan yang lagi gue naikin.

"Dua-duanya aku suka. Kalo kamu?"

"Aku gak suka. Mereka sama-sama cuma ngasih keindahan yang sebentar, setelah itu mereka ngilang."

"Besok kan bakal balik lagi."

"Mereka bakal balik lagi tapi dengan momen yang berbeda."

Tiba-tiba Renjun berhenti mendorong ayunan nya,"kok berhenti? Ayo dorong lagi sampai ke langit." ucap gue sambil mendongakkan kepala menghadap Renjun.

Story of Daren » Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang