8. Butek
Sesuai janjinya, pukul setengah sebelas siang di hari Minggu, Terra melanjukan mobilnya menuju tempat yang udah disepakati bersama buat ketemuan sama Lala. Cafe nya lumayan jauh, ditambah jalannya langganan macet setiap akhir pekan, bisa berabe kan kalo telat. Terra masalahnya mau selesain ini cepat-cepat, biar dia bisa pulang duluan dan rebahan.
Setengah jam perjalan, sampai juga akhirnya dia di tempat tujuan. Cowok itu lanjut memarkirkan mobilnya di parkiran dan segera masuk kedalam Cafe. Terra lantas menemukan Lala yang lagi duduk sendirian sambil mainin ponselnya dengan segelas caramel macchiato yang nganggur di meja.
Cewek itu mendongak saat merasakan ada orang yang jalan ke arahnya.
"Hai." Sapanya ramah.
"Udah lama?" Tanya Terra sambil mengambil alih tempat duduk didepan Lala.
"Baru kok." Cewek itu kemudian menyodorkan buku menu ke arah Terra. "Pesen aja dulu."
"Ntar aja." Dia beralih menaruh sekantung kresek kecil dan uang sepuluh ribu dimeja lalu menyodorkannya ke Lala. "Nih."
"Loh kok banyak banget?" Tanyanya sambil melihat isi kresek.
"Ga papa."
"Kan biskuitnya emang buat kamu." Lala mengeluarkan beberapa kotak biskuit dari kresek Terra dengan merek yang sama kayak kemaren dia kasih. "Ini sengaja buat kamu, biar ada cemilan kalo ga bisa tidur kayak dulu."
"Aku bisa tidur kok." Terra mendorong lagi kotak biskuitnya. "Buat kamu aja."
"Fine. Thank you."
Lala memilih mengalah, karena berdebat sama Terra ga akan ada habisnya kalo diladenin mulu. Cowok itu keras kepala banget dan ga mau dibantah.
"So... Kamu baik kan?"
"As you can see." Terra acuh, namun kembali bertanya. "Kamu sama Rio, masih bareng?"
"Nope. we broke up after the incident."
"Oh, sori."
"Ga papa, itu emang salahku." Lala dengan senyum getirnya menunduk. "Yah... pantes sih kamu marah dulu."
"Udah lama. Gausah dibahas."
"Walaupun udah lama, tapi emang kamu udah maafin aku selama ini?"
"Aku ga marah soal itu, aku cuman kesel ketika kamu dikasih kesempatan milih, kenapa harus dia yang bahkan semua orang tau kalo dia lebih buruk dari aku." Jelas Terra.
"Aku pikir semuanya bakal baik-baik aja setelah kita mengakhiri hubungan yang udah ga sehat, tapi nyatanya engga." Lala kian menunduk.
"Face the music." Terra cuek.
Lala mengangguk. "Kamu ga aneh kita ngomongin ginian?"
"Buat apa aneh, toh tujuannya kesini ya emang mau bahas kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Terragya | Lee Taeyong✓
Fanfiction❝The difference if you call me "Kak" in the present or "mas" in our future.❞ [ ON GOING] ✓ Original work© By LovaMay/blueby/2021