32. Harapan
Matahari terik pagi ini sontak membuat para kaum muda itu berkeliaran dipinggir pantai sambil menikmati semilir angin yang kian kencang. Hari yang ditunggu akhirnya datang, setelah hari-hari pemulihan Terra di Rumah Sakit, lengannya kini sudah terbebas dari balutan dan penyangganya. Dan seperti yang sudah dijanjikan, pada akhirnya mereka liburan tanpa biaya alias disedekahin Bapaknya Mark.
Sementara para lelaki main air, para kaum hawa malah asyik pakai sunblock di pesisir pantai sambil main pasir. Andira sengaja pakai kacamata hitam selain karena silau banget, alasan lainnya karena kini pemandangannya haram banget. Buaya macam Johnny, Yudis, Jevan bahkan Terra dengan tidak senonohnya bertelanjang dada di ujung sana.
"Roti sobek Allahu..." Gumam Andira.
Eno terkekeh disebelahnya. "Gue pikir lo enggak ngiler."
"Dari pada ngiler gue lebih pengen pakein baju Koko sekarang juga."
"Hoi!"
Spontan ke-enam cewek itu menengok dan mendapati para lelaki yang sudah basah kuyup datang dengan rusuh menyipratkan air dengan bar-bar. Tirta dan Yudis yang paling bersemangat. Sementara Johnny dan Jevan kini malah terbahak geli saat mendapati Joy dan Yasmin berubah menjadi Kurama.
Sementara dua kecebong itu ngereog yang lainnya kini malah menepi dan kembali rebahan. Tak ambil pusing dengan kelakuan anak durhaka disana, komplotan Tegar juga ikut duduk dibawah pohon kelapa. Memilih istirahat sejenak setelah lelah bermain air macam anak Tadika mesra.
"Ke pantai bukannya main malah sibuk pake sunblock." Komen Johnny.
"Sirik aja lu. Liat tuh badan lo kayak bakwan gosong." Sindir Eno.
"Standar pria tampan." Ujar Dassa.
"Yoi." Tambah Johnny lalu mereka bertos ria.
Terra kemudian dengan iseng mengambil tempat disamping Andira yang mana spontan membuat cewek itu mendorong tubuhnya agar segera menjauh. Selain karena takut basah dan berakhir harus cuci baju, ia juga enggak mau dekat-dekat dengan manusia haram bertubuh roti sobek.
Matanya memincing ketika Terra dengan santai mendaratkan bokongnya di samping dirinya yang membuat bajunya terciprat air laut asin.
"Don't touch me."
Terra terkekeh. "Kenapa dih gitu?"
"Gue enggak mau berteman sama manusia haram."
Tau maksud cewek itu, Terra kembali dibuat lucu sambil mengelus perutnya dengan seringai menggoda. "Selera lo bukannya yang tanpa busana?"
"Enggak salah sih..."
"Bagi dong minum!" Jerit Tirta datang-datang merampas kelapa muda segar di tangan Jevan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terragya | Lee Taeyong✓
Fanfiction❝The difference if you call me "Kak" in the present or "mas" in our future.❞ [ ON GOING] ✓ Original work© By LovaMay/blueby/2021