11. Bangku Keramat

139 19 0
                                    

11. Bangku Keramat

Dua mahkluk pribumi beda gander, Terra dan Andira kini berada tepat di depan tukang fotocopy an yang lagi ramai sama mahasiswa kampus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua mahkluk pribumi beda gander, Terra dan Andira kini berada tepat di depan tukang fotocopy an yang lagi ramai sama mahasiswa kampus. Banyak yang milih buat capek-capek ngantri, ada yang kebagian bangku plastik buat duduk dan ada juga yang memilih deprak di trotoar kayak gelandangan.

Andira dari tadi diem sambil celingukan, lagi nyari bangku kosong. Ada ibu-ibu duduk mangku anaknya, tapi kursi yang dia dudukin ada dua, bertumpuk. Pengen minta, tapi nanti takut ngamuk. Sementara Terra udah anteng duduk manis sambil mengamankan bangku kosong disampingnya.

"Dir! Sini." Sahutnya sambil nepuk nepuk bangku disebelahnya.

Andira mau ga mau nyamperin. Awalnya dia kira setelah nyampe fotocopy bakalan lepas dari jeratan mautnya Terra, tau nya benar-benar ga ada celah buat kabur.

Cewek itu ngeliat Terra sekilas kemudian menarik bangkunya supaya ga terlalu dekat sama Terra, lalu segera duduk dengan tenang.

Naas, satu kaki bangkunya pincang alias patah bawahnya, jadilah cewek itu langsung jatuh merosot dengan pantat yang jadi tumpuan mendarat. Bangkunya kepental kebelakang kena mas mas yang ternyata adalah Dassa.

GEDUBRAKK—

Awalnya muka Andira keliatan cuek pas mau duduk, terus tiba-tiba kaget dan berbuah drastis jadi kayak mau nangis tapi ditahan setelah dia terduduk dengan apik di conblock. Andira melenguh. "Pantat gue."

Tragedi itu lantas jadi tontonan satu Fotocopy, bahkan anak yang dipangku Ibu-Ibu tadi sampai ngakak dan ikutan jatuh gara-gara ngeliatin Andira. Mas Fotocopy an melotot sambil menganga lebar ngeliat pelanggannya yang lagi kena musibah.

Andira sama Dassa spontan meringis. Yang satu megangin pantat yang satu megangin kepala. Dia segera berbalik dan menemukan adegan tak senonoh yang dilakukan oleh Terra. Cowok itu sibuk ketawa sampai ngik ngikan. Terra bahkan gak ada niatan sama sekali buat bantuin Andira berdiri.

Awalnya Dassa udah siap misuh misuh sama yang ngelemparin bangku ke arahnya, tapi pas ngeliat Andira yang kayaknya malu banget dan Terra yang hati nya ga tergerak sama sekali buat bantuin berdiri, dia jadi prihatin.

"Terra anjing!" Andira penuh dendam mengumpat kecil sambil berusaha berdiri.

Dassa kemudian menyentuh lengan atas Andira berniat membantunya berdiri saat Terra masih sibuk ketawa sambil ngelapin air matanya. Cewek itu sempat kaget, lalu tersenyum ramah yang terkesan dipaksakan sambil melepas genggaman tangan Dassa.

"Makasih."

Andira kemudian membersihkan kemeja bagian bawahnya yang kotor sama debu dan pasir-pasir halus sambil terus mengumpat atas nama Terra. "Sialan."

Terragya | Lee Taeyong✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang