28. My Anabul
"Oke deh. Kalau gitu aku duluan yah. Makasih ya Andira."
Andira berdeham kecil. Udah enggak niat meladeni Lala yang sedari tadi banyak bacotnya. Btw, pada akhirnya Andira tetap menjadi Andira, enggak ada Inul-inulan.
Lala beranjak dari duduknya setelah menutup perbincangan hangat mereka— perang dingin mereka secara sepihak. Selain karena urusan berbicara dengan Terra sudah selesai, Lala juga dibuat terganggu oleh keberadaan antek Andira yang tak lain adalah teman kosan Terra. Dari pada menyambutnya dengan hangat, mereka lebih senang menatapnya datar kecuali Johnny yang masih mau sedikit bersenda gurau dengannya.
Dassa mengangguk. "Besok ketemu lagi ya. Di kuburan tapi."
"Oh lo jadwal kembali pada yang maha kuasanya besok sa?" Sahut Johnny.
"Enggak anjir! Maksudnya dia." Kata Dassa menyentak menunjuk Lala yang menjadi tersangka utama.
Johnny lantas tergelak.
Lala terkekeh. "Ya umur kan enggak ada yang tau, doa in aja semoga panjang umur gue. Udah ya pamit duluan. Bye." Tutup Lala.
Setelah sosoknya benar-benar lenyap barulah semuanya bisa bernafas lega terlebih Terra yang dari tadi merasakan hawa intimidasi dari Andira padahal cewek itu diam aja. Kalau sudah begini enggak ada cara lain selain memilih bersimpuh minta permohonan kepada oknum tersebut.
Terra menoleh. "Andira... ikut yuk. Kita makan bakso." Bujuknya berbisik.
Andira mendengus kesal. Cara bujukan pria itu murahan sekali. Memang uang pasti akan menjadi solusi masalah kita bersama. Sial, jadi harga dirinya sekelas bakso di warung angkringan.
Membayangkan yang tadi aja masih bikin darahnya mendidih, ini lagi sekarang oknumnya berusaha bujuk dengan cara abal-abal. Kalau boleh memilih Andira lebih senang jika Lala yang ngajakin dia makan bakso. Biar mukanya bisa di siram kuah panas.
"Enggak kenyang makan batagor sama mantan lo?"
"Aduhay mantan." Cuit Johnny.
"Apasih Jon!" Makinya kesal lantas kembali membujuk Andira. "Ayo makan bakso Dir."
"Enggak mau bakso."
"Terus maunya apa?"
"Samyang." Sahut Jevan.
Terra menoleh sinis. "Diem aja lo kuproy."
"Emang gue maunya makan samyang kok." Kilah Andira.
"Yaudah ayo beli samyang."
"Jelasin dulu maksud lo apa tadi." Ujarnya menjurus pada pertemuan misterius Terra dan Lala beberapa menit lalu.
Tegar mengangguk setuju. "Iya. Kita butuh kesaksian lo berduaan sama mantan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Terragya | Lee Taeyong✓
Fanfiction❝The difference if you call me "Kak" in the present or "mas" in our future.❞ [ ON GOING] ✓ Original work© By LovaMay/blueby/2021