𝟒𝟒

768 120 9
                                    























❝ family painting ❞






















jeritan penderitaan adalah satu-satunya hal yang terdengar dalam kehampaan yang gelap.

orang-orang yang terperangkap di sana tidak dapat merasakan atau melihat apa pun, tetapi pada saat yang sama mereka dapat merasakan segalanya, melihat segalanya.

"apa menurutmu [ m.name ] bertindak terlalu keterlaluan?"

"tentu saja tidak, mengapa kau berpikir begitu?"

"terjebak di sini selama-lamanya dan disiksa tanpa henti, betapa tragisnya."

"tidak, kita sudah terikat dengan desa kita selama bertahun-tahun. mereka pantas mendapatkannya." sela akai pada kerabatnya sambil berdiri dalam domain [ m.name ].

yang tergantung adalah machima dan yahune, dalang pembantaian itu serta rahuse dan timnya, yang memberikan kematian menyakitkan untuk para wanita desa.

"[ m.name ] tidak akan melepaskan mereka begitu mudahnya." kekeh akai sambil mengulurkan tangannya seperti orang yang mengagumi lukisan.

"seperti lukisan keluarga."

jeritan kesakitan bisa terdengar bergema di seluruh kehampaan dengan keluarga amitayus membelakangi para pahlawan dan tentara yang menderita, seperti yang telah mereka lakukan sebelumnya.

mereka meninggalkan domain dan kembali ke tempat peristirahatan mereka.

[ m.name ] tersenyum sambil meremukkan tenggorokan salah satu guru UA dan menjatuhkan tubuh mereka ke lantai.

"ini mulai membosankan." ucap dabi sambil membakar pahlawan lain.

"ini? membosankan?" tanya shigaraki.

"dia benar, sangat membosankan." setuju [ m.name ] sambil merentangkan tangannya di atas kepala.

"kalian semua membutuhkan terapi, itulah yang kalian butuhkan." ucap twice.

"kau orang yang suka bicara." gumam shigaraki.

"dia benar, oke mari kita buat kesepakatan. setelah ini selesai, mari kita semua pergi ke terapi." setuju [ m.name ].

"aku ikut." ucap dabi sambil mengangguk.

"lihat, aku sudah terasa seperti terlahir kembali." seru twice.

seluruh penjahat yang hadir bergandengan tangan dengan shigaraki yang tidak melakukan kontak, berjanji untuk pergi ke terapi setelah pertarungan.

[ m.name ] berbalik dan meninju hawks dari udara, membuatnya terbanting ke tanah.

saat darah menyembur dari kepalanya, [ m.name ] mengangkat kaki hendak menginjak kepala hawks sebelum sebuah syal berusaha menangkapnya.

"benarkah? kertas toilet?" tanya [ m.name ] sambil menatap kain yang hanya beberapa inci dari membuat kontak dengannya.

"sebesar aku menghargai permintaan maafmu atas apa yang terjadi, aku masih tidak bisa menghilangkan fakta bahwa kau berada di sana selama genosida. kau masih berhutang padaku." ucap [ m.name ] sambil tersenyum, meninggalkan hawks dan menghadap pada sang pahlawan itu.

𝐈𝐍𝐅𝐈𝐍𝐈𝐓𝐘 , mha ( ON REV ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang