❝ True Intentions ❞
"( M.Name ), kenapa kau ada di televisi, lagi." tanya Dabi sambil menyeruput sodanya.
Saluran berita aktif, berita itu berbicara tentang serangan yang baru-baru ini terjadi terhadap USJ. Berita itu juga menunjukkan ( M.Name ) yang terjatuh dari kaca pelindung dan kemudian berjalan keluar dari gedung sambil melambai santai ke kamera keamanan. Serangan itu terjadi dua hari yang lalu, dan pemerintah nyaris tidak menunjukkan kepada publik apa yang telah terjadi.
"Kenapa kau ada di sana? Mereka berbicara tentang kau yang menghancurkan seorang penjahat lalu keluar dari tempat kejadian dengan begitu santainya."
"Seperti yang kau lihat, aku jatuh dari kaca." jawab ( M.Name ).
"Oke, tapi kau juga menyelamatkan para siswa dengan mengalahkan makhluk itu."
"Oh itu, aku tidak ingin pahlawan generasi berikutnya mati. Apa gunanya membunuh ketika mereka saja belum mencapai potensi penuh mereka? Melawan mereka sekarang hanya akan membosankan, dan membunuh mereka akan sia-sia." jelas ( M.Name ) sambil meletakkan kakinya di atas meja kopi.
"Jadi pada dasarnya kau sedang mengatur jadwal untuk membunuh sekelompok remaja. Keren keren, tapi bagaimanapun juga-" Dabi hendak memulai tetapi ketukan di pintu memotongnya.
"Apa-apaan ini?" gumam Dabi sambil duduk di sofa.
"Iya, tidak ada pos di hari minggu." ( M.Name ) setuju.
"Ya- Tunggu, apa? Tidak, mengapa ada orang yang mengetuk rumah kosong?"
"Oh benar, lebih baik jawab saja." ucap ( M.Name ) sambil bangkit dan melompat-lompat ke arah pintu dengan aura bunga di sekitarnya.
"Sialan, lebih berhati-hatilah." tegur Dabi tapi ( M.Name ) tidak mendengarnya. Lelaki berambut ( h/c ) itu membuka pintu dan melihat seorang gadis kecil dengan sebuah gerobak di belakangnya.
"Selamat siang! Apakah kau ingin kue ini?" Gadis itu bertanya sambil tersenyum pada ( M.Name ).
"Kami tidak ingin kuemu, menyebalkan sekali!" teriak Dabi dari sofa. ( M.Name ) segera melangkah keluar dan menutup pintu agar gadis itu tidak melihatnya.
"Jangan pedulikan dia, dia sudah tua." ( M.Name ) mengeluarkan dompet dari sakunya.
"Aku akan membeli semuanya." ucap ( M.Name ) sambil memberi sang gadis lebih banyak uang daripada harga kue itu.
"Wah! Benarkah?!" Gadis itu tampak terkesiap.
"Tentu saja." ( M.Name ) melambai. Gadis itu tersenyum dan membungkuk kecil sebelum lari dan meninggalkan gerobaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐈𝐍𝐅𝐈𝐍𝐈𝐓𝐘 , mha ( ON REV )
Fiksi Penggemar" 𝐃𝐀𝐁𝐈, 𝐈'𝐌 𝐎𝐍 𝐓𝐕! " 🎋 Semuanya bermuara pada hari itu, hari dimana para pahlawan menyadari bahwa mereka tidak akan bisa menang. ( m.name ) adalah seorang anak lelaki berusia 14 tahun yang rela melakukan apa saja untuk mencapai cita-citan...