Part I

554 21 0
                                    

Nura segera membereskan buku bukunya saat pak Ismono Dosen kimia organik mengakhiri perkuliahannya. Dia harus cepat cepat menuju lab kimia fisik untuk memenuhi janjinya pada Nala. Hari ini hari kesekian dia akan membantu Nala menata kembali laboratorium kimia fisika yang memang baru saja dipindahkan.

" Nur, mau ikut nggak?" Sifa menyenggol lengan Nura yang masih konsentrasi pada alat alat tulisnya.

" Kemana?" Tanya Nura tanpa menoleh.

" Gramedia, Rangga mau nyari buku tuh," Nura menatap Rangga, pemuda kalem berkaca mata yang sejak memasuki bangku kuliah jadi teman baiknya.

" Aku gak bisa, kamu tahu kan aku harus bantuin mas Nala," Jawab Nura sembari menenteng tasnya di bahu.

" Kejem banget sih mas Nala, ngasih kerjaan gitu banyak hanya untuk perpanjangan sehari saja," Nura tersenyum melihat bibir Sifa maju ke depan.

" Yah dahlah daripada aku harus ngulang semester depan, lagian kan gak tiap hari juga," Ucap Nura.

" Eh mas Nala gimana sih kalo kalian lagi berdua duaan gitu di lab?" Sifa menggeser duduknya sedikit mendekati Nura.

" Gimana apanya?" Tanya Nura nggak paham.

" Yah gimana gitu, dia ngajakin ngobrol atau apa gitu?" Ucap Sifa memperjelas pertanyaanya.

Nura mengernyitkan keningnya, Selama beberapa hari dia bekerja dengan Nala di lab, Nala jarang mengajaknya ngobrol kecuali untuk hal hal penting. Selebihnya dia tetap fokus sama perkerjaanya. Nura akhirnya menggeleng perlahan menjawab pertanyaan Sifa.

" Ck, beneran yah dia secuek itu," Nura mengangguk perlahan.

" Lagian kan dia juga udah punya pacar, mungkin dia gak mau pacarnya cemburu kalo lihat dia akrab akraban dengan cewek lain," Nura bangkit dari duduknya.

" Udah ah, aku duluan yah, kalo telat bisa ngomel mas Nala,"

Dengan terburu buru Nura melangkah menuju laboratorium kimia fisika yang sekarang letaknya sedikit jauh dari gedung perkuliahan. Dia tahu Nala tidak suka orang terlambat. Dia gak ingin lebih lama lagi menemani Nala, mengingat pemuda itu begitu dingin dan sedikit menyebalkan.

" Siang mas Nala," Sapa Nura ramah saat memasuki ruang lab dan melihat Nala sedang memasukan beberapa zat kimia ke dalam botol simpan dengan hati hati. Nala hanya melirik sekilas kearah Nura tanpa membalas. Hal itu cukup membuat Nura sebal, tapi Nura tetap mencoba bersabar karena dia tidak ingin mengulang mata kuliah yang sama semester depan.

Nura berjalan menuju meja Ko-as dan memgambil beberapa lembar kertas yang berisi berbagai macam zat yang harus dilist nya.

" Sampai jam berapa kamu nanti?" ditengah keseriusan Nura menginput nama nama zat kedalam komputer tiba tiba saja Nala sudah ada di sampingnya dan membuat dia terkejut.

" Sampai lab tutup bisa mas," Jawab Nura sembari menatap ke arah Nala yang sedang melepas jas labnya. Tiba tiba jantung Nura berdetak kencang, ternyata jika diperhatikan dari dekat Nala cukup manis. Nura buru buru menghela napas panjang, menghilangkan pikiran pikiran aneh di kepalanya.

" Ya udah aku keluar bentar, mau nyerahin beberapa laporan nilai ke pak Suyono, kamu jagain lab yh," Nura tercenung.

" Ntar kalo ada yang datang gimana mas?" Nala menatap Nura sembari mengangkat alisnya.

" Yah tanya, keperluannya apa, gitu aja kok repot," Nura mendengus kesal mendengar jawaban Nala yang menurutnya nyebelin itu. Tanpa bicara lagi Nala keluar meninggalkan Nura sendirian.

***

Nura kembali tersentak saat seorang gadis membuka pintu lab. Gadis berambut panjang dan bermata sipit iti menatap Nura dengan heran.

" Nala mana?" Tanya gadis itu sembari mengitari seluruh ruangan dengan tatapan matanya.

" Mas Nala sedang ke kantor pak Suyono," Jawab Nura dengan ramah. Gadis itu mengangguk pelan kemudian duduk di tempat Nala.

" Kamu siapa? ko-as baru?" Tanya gadis itu ingin tahu.

" Bukan mbak," Jawab Nura sembari menggaruk kepalanya yang gak gatal.

" Trus ngapain disini?" Tanya gadis itu penuh selidik.

" Aku bantuin mas Nala buat nata ulang lab mbak, mbak sendiri siapa? ada keperluan apa?" Tanya Nura memberanikan diri. Gadis itu tertawa geli mendengar pertanyaan Nura yang sedikit memgintrogasi. Gadis mendekati Nura yang kemudian sedikit salah tingkah.

" Aku Tara," Ucap gadis itu sembari mengulurkan tangannya. Nura dengan ragu membalas uluran tangan Tara.

" Nura," Ucap Nura pelan.

Nura terdiam sejenak, nama Tara sepertinya tidak asing dalam ingatannya. Yah, teman temannya sering menyebut nama Tara sebagai kekasih Nala. Pantas saja Nala begitu angkuh dan dingin pada setiap gadis. Pacarnya saja cantik begini, batin Nura.

" Ra, udah lama?" Tiba tiba saja Nala sudah muncul diantara mereka.

" Lumayan sih, dari 15 menit yang lalu," Jawab Tara sembari kembali duduk di tempatnya tadi.

Nala meletakan sebuah kotak berisi makanan di depan Nura. Nura memandangnya bingung.

" Apa ini mas?" Tanya Nura kemudian.

" Kamu belum makan kan?" Nura tersenyum dan menggelengkan kepalanya malu. Dia memang belum sempat makan siang karena selesai kuliah langsung ke lab karena takut terlambat.

" Yah udah makan dulu, aku nggak mau repot karena kamu pingsan gara gara belum makan," Nura mengangguk pelan sembari mengucapkan terima kasih.

Seperti biasa Nala tak pernah menanggapinya. Nura bahkan berpikir kalau Nala mungkin tidak ingat namanya. Nura menarik napas panjang, kemudian mulai menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. Sesekali dia mencuri dengar pembicaraan antara Nala dan Tara yang memang duduk tidak jauh dari tempatnya. Kadang terdengar tawa renyah Tara karena Nala menggodanya. Di depan Tara, Nala memang berubah menjadi sosok lain. Dia menjadi lebih ramah dan hangat, bahkan terkesan menyenangkan.

Sesekali Nura mencuri pandang pada kedua insan yang sedang berbincang akrab itu. Iri rasanya melihat keakraban mereka. Tiba tiba terlintas dibenaknya kalau saja Nala juga bisa seramah itu padanya. Buru buru Nura menarik napas panjang mengusir kembalu pikiran pikiran aneh di kepalanya.

" Hei, kamu dah selesai?" Tanya Nala saat melihat Nura menatap kearah dia dan Tara cukup lama. Nura yang ketahuan sedang memperhatikan mereka langsung blingsatan dan panik.

" Belum mas, bentar lagi," Jawab Nura gugup.

" Ya udah buruan, jangan ngelamun aja," Tara menyenggol lengan Nala.

" Jangan galak galak kali Na, kasian tuh anak orang," Kelakar Tara yang disambut senyuman Nala.

" Santai aja Nur, abisin tuh makannya pelan pelan, jangan dihiraukan, Nala emang suka gitu orangnya," Nura tersenyum kikuk menanggapi ucapan Tara.

" Ntar aku bantuin deh biar kerjaan kamu cepet selesai," Tara menghampiri Nura yang baru saja menyelesaikan makannya.

" Gak usah gak pa-pa mbak nanti ngerepotin," Tara kembali tertawa geli melihat Nura yang sering salah tingkah saat dia mengajaknya bicara.

" Nggak pa-pa Nur, ini juga benernya kerjaan aku, aku kan ko-as juga disini, cuman beberapa hari ini emang sengaja ijin karena lagi ada perlu," Nura membulatkan mulutnya.

" Oh yh kalo kamu memang masih ada kerjaan lain, kamu boleh kok selesai bantuin kita, Nala cuman becanda aja kali nyuruh kamu bantuin kita selama satu semester," Nura menatap Tara bingung.

" Nggak pa-pa mbak, kan aku udah janji bantuin, lagian juga aku bantuin kalo pas senggang aja," Tara mengangguk perlahan.

" Ya udah deh, asyik kalo gitu kerjaan kita bisa lebih cepet selesai," Senyum Tara mengembang dan itu membuat Nura kagum, Tara tampak sangat cantik saat tersenyum. Pantas saja Nala begitu memyukai dia.

***

Assalamualaikum,
Akhirnya selesai juga part 1 xixixi. Semoga bisa isgiqomah updatenya yah.

jangan lupa vote n komen yah makasih.

RAHASIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang