Part II

350 20 4
                                    

Nala menghentikan mobilnya di depan rumah Tara. Hari ini papanya mengajak keluarga Tara untuk makan malam bersama. Dia diminta oleh orang tua Tara untuk menjemput Tara di rumah. Karena kedua orang tua Tara langsung datang ke tempat janjian selepas mereka datang dari luar kota. Seorang satpam tersenyum ramah kearah Nala.

" Mas Nala mau jemput mbak Tara," Tanya pak satpam sembari membukakan pintu untuk Nala.

" Iyah pak," Jawab Nala sopan. Kemudian langsung masuk kedalam begitu pintu pagar terbuka lebar. Sekali lagi Nala mengangguk sopan pada pak satpam tadi dari balik kemudi
mobilnya.

Rumah Tara cukup besar. Ada 3 lantai dengan halaman yang boleh dibilang sangat luas. Semua yang ada di rumah ini sudah sangat mengenal Nala, karena sejak Smu dia dan Tara bersahabat.

Mobil Nala berhenti tepat di depam rumah Tara. Nala mengambil ponselnya kemudian menelpon Tara agar segera turun. 5 menit kemudian Tara muncul dari balik pintu rumahnya.

" Gak lama kan nunggunya," Sapa Tara sembari masuk ke mobil Nala. Nala menggeleng perlahan.

Tara menghela napas entah kenapa sedikitpun Nala tidak pernah tertarik padanya. Padahal tidak sedikit laki laki yang selalu memuji penampilannya. Bagaimanapun Tara mencoba tampil dengan penampilan terbaiknya Nala hanya akan menyikapinya biasa biasa aja. Tara kembali menghela napas, kembali memposisikan dirinya sebagai sahabat Nala.

" Ra, kamu tahu nggak kenapa tiba tiba kedua ortu kita ngajakin makan malam?" Tara menggeleng perlahan.

" Aku ngerasa ada gelagat yang aneh, kamu ngerasa nggak?" Tanya Nala lagi, dan lagi lagi Tara menggelengkan kepalanya.

" Semoga mereka gak bermaksud ngejodohin kita," Nala meremas kemudinya dengan cemas. Tara yang ada di sampingnya menatap Nala dengan kecewa, tapi dia berusaha menyembunyikan itu semua.

" Emangnya kalo mereka bener mau ngejodohin kita gimana?" Tanya Tara hati hati.

" Ah, ngapain sih, kita memang ada hubungan apa, lagian juga kita berdua gak tertarik satu sama lain kan?" Tara tersenyum dengan rasa pedih.

Nala nggak pernah tahu kalau sebenarnya Tara menyukainya sejak mereka masih smu. Tapi karena Nala tidak pernah menunjukan ketertarikan pada Tara, maka Tara berusaha menyembunyikan itu semua. Dan bersikap sebagai seorang sahabat yang baik.

***

Tara dan Nala berjalan beriringan menuju meja yang sudah dipesan oleh kedua orang tua mereka. Saat mereka tiba keluarga inti mereka sudah ada disana. Tara dan Nala bergantian menyalami para orang tua, Nala dan Tara memang terkenal dengan attitudenya yang baik dan sopan dimata keluarga besar mereka. Bahkan tak jarang Bagas, yang adalah papa Nala mendapatkan banyak pujian karena sikap putranya. Tara dan Nala mengambil duduk yang sepertinya sudah dipersiapkan untuk mereka berdua.

Acara makan malam 2 keluarga berjalan cukup lancar dan akrab.

"Na, papa mau bicara sama kamu," Bagas memulai pembicaraan dengan nada cukup serius. Nala melirik ke arah Tara yang mulai beruba raut wajahnya tak tertebak.

" Bicara apa pa?" Tanya Nala hati hati. Bagas tersenyum penuh arti.

" Jadi papa, mama sama om dan tante pengen jodohin kamu sama Tara," Ucap Bagas sembari mengelus puncak kepala Tara.

" Apa?" Pekik Nala dan Tara bersamaan.

" Nggak mungkin om, Nala udah punya pacar," Ucap Tara spontan. Semua yang hadir langsung mengalihkan pandangannya ke arah Tara.

" Maksud kamu apa Tara, om gak pernah ngelihat Nala dekat sama cewek lain selain kamu," Ucap Bagas heran.

" Ehmm, yah Nala emang belum ngenalin aja ceweknya sama om dan tante," Ucap Tara panjang lebar.

Dia merasa udah kepalang tanggung dengan kebohongannya. Dia sendiri bahkan tidak tahu apalah Nala punya pacar atau tidak. Selama mereka bersahabat Nala tidak sekalipun menceritakan kalau dia menyukai seseorang.

" Bener Na," Tanya Aira, mama Tara yang juga ikutan kaget dengan pernyataan Tara.

" Bener ma, Nala masih malu malu aja tuh," Jawab Tara mengiyakan, sementara Nala sendiri masih bingung harus gimana.

" Na, kalian gak sedang berbohong kan?" Nala menatap Bagas ragu.

" Nggak pa, Tara bener," Ucapnya kemudian disusul napas lega Tara karena Nala menutupi kebohongannya.

" Kalau gitu kapan kamu mau kenalin pacar kamu sama papa dan mama," Tara yang sedang meminum air di gelasnya langsung tersedak dengan pertanyaan Bagas. Dia yakin setelah ini Nala pasti akan marah besar padanya.

" Nala bakal cari waktu yang pas, pa," Nala diam sejenak, matanya melirik tajam pada Tara yang menatapnya tanpa dosa.

" Nala minta maaf sama om dan tante, sama semua yang ada disini kalau Nala mengecewakan kalian," Papa Tara tergelak melihat kegusaran Nala.

" Jangan terlalu dianggap serius Na, kita kan cuma berencana karena melihat kalian berdua sangat akrab, kami pikir kalian punya hubungan yang serius,"

" Iyah Na, kalo memang kalian sudah punya pasangan masing masing yah kami gak pa-pa, malah seneng akhirnya tahu kalo kamu punya pacar," Timpal Aira.

" Apa Tara juga udah punya pacar?" Tanya Aira sembari menatap Tara.

" Belum ma," Jawab Tara secepatnya, sebelum Nala membalas kebohongannya dengan kebohongan serupa.

***

Nala menatap nanar jalan di depannya. Dia memilih untuk diam selama diperjalanan karena merasa jengkel dengan sikap Tara sewaktu makan malam tadi.

" Na, aku minta maaf," Ucap Tara untuk kesekian kali.

Sejak mereka pergi dari resto tadi Tara sudah berkali kali mengucapkan maaf tapi Nala tidak menganggapinya. Nala sendiri lebih sibuk memikirkan permintaan papanya agar segera mengenalkan pacarnya pada papa dan mamanya.

" Na, kamu marah banget yah?" Lagi lagi Tara bersuara, dan lagi lagi Nala tetap terdiam.

Tiba tiba Nala menghentikan mobilnya di pinggir trotoar yang sepi.

" Kok berhenti Na?" Tanya Tara heran. Nala mendengus kesal.

" Bisa bisanya kamu bohong kayak gitu Ra," Ucap Nala akhirnya.

" Maaf Na, aku nggak tahu harus gimana lagi nolak permintaan mereka, jadi aku asal nyeplos aja," Nala menarik napas panjang.

" Tapi kamu sekarang malah nyusahin aku kan," Nala menggaruk garuk kepalanya yang nggak gatal.

" Trus gimana caranya aku kenalin pacarku ke papa, sedangkan aku sendiri gak punya pacar," Nala meletakan kepalanya di atas kemudi. Tara memandangnya iba.

Tara merasa sangat bersalah dengan ucapannya tadi. Tapi dia tahu apapun alasannya Nala tidak akan menerima perhodohan itu, karena Nala tidak pernah menyukainya. Dia hanya ingin membebaskan Nala dari jeratan perjodohan, tapi ternyata caranya juga salah. Tara ikut menggaruk kepalanya, tiba tiba terlintas ide didalam pikirannya.

" Na, aku ada ide," Nala mengangkat kepalanya kemudian menatap Tara.

" Ide apa? jangan bad idea lagi," Ucap Nala curiga.

" Ide baguslah Na, gimana kalau kamu minta Nura pura pura jadi pacar kamu," Ucap Tara dengan senyum mengembang.

" Apa? Nura?

***

Assalamualaikum

Bismillah semangat update
semoga bisa finish salam satu bulan, semangat. ceritadsl Ayuk lanjut.

#lovRinzWritingChallengeBatch02 #fiksiumum

RAHASIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang