Nura menatap nanar langit langit kamarnya. Jam udah menunjukan pukul 11 malam tapi dia masih belum bisa terlelap. Ucapan Nala tadi siang di kampus masih terus terngiang di telinganya.
***
Siang Tadi di kampus" Kalo kamu mau say thank you sama aku, kamu bantu aku deh ketemu sama papa mama aku," Nura menundukan kepalanya dalam diam. Antara ogah tapi juga merasa nggak enak sama Nala karena tragedi rusaknya alat praktikum yang mungkin disebabkan oleh kecerobohannya. Malah Nala yang harus nanggung akibatnya.
" Udah jangan dipikirin lagi Nur, kalo kamu gak mau bantu aku, aku nggak pa-pa kok, aku bakal cari jalan lain, jangan gak enak ati gitu," Ucap Nala kemudian meninggalkan Nura sendiri.
Nura yang masih bimbang dan resah antara membantu Nala, atau tetap merasakan rasa gak enak ati tiap kali bertemu Nala.
***
Nura menghela napas panjang.
" Mas Nala, aku mau bantu mas Nala, tapi cuman sekali ini yah "
Dan Nura memutuskan untuk mengirim pesan singkat itu.
***
Nala melangkah masuk kedalam ruangan kuliah Nura. Penampilannya yang diatas rata rata pemuda pada umumnya tentu menarik perhatian semua mahasiswa yang ada di dalam ruangan.
" Nur, kamu dah selesai kuliahnya?" Tanya Nala begitu sampai di depan Nura.
Semua mahasiswa memandang mereka dengan tatapan aneh. Apalagi yang disamperin oleh Nala adalah Nura. Gadis sederhana yang terbilang biasa saja.
" Ih mas Nala ngapain kesini, kan tadi aku dah bilang kalau aku yang datang ke lab," Ucap Nura setengah berbisik.
" Kamunya kelamaan, udah yuk, keburu kesorean ntar," Nura mengangguk perlahan kemudian berjalan mengikuti langkah Nala keluar ruangan. Dan tentu saja diikuti dengan tatapan mata serta cibiran beberapa mahasiswi yang merasa diri mereka lebih baik dari Nura.
***
Nala memarkirkan mobilnya di depan Ken's Cloth butik yang cukup terkenal di Surabaya. Butik itu butik langganan mamanya, dia sendiri cukup sering mengantar mamanya kesana.
" Nur, ini semua kebiasaan kebiasaan aku, kamu baca yah apalin kali aja ntar butuh," Nala tersenyum sendiri.
" Kok mas Nala senyum sendiri sih, ada yang lucu?" Nala mengangguk pelan.
" Ya Nur, aku berasa mau main film aja, pakai nulis naskah juga," Nura ikutan tertawa geli.
" Oh yah Nur, kamu juga tulis hal yang sama yah ntar kasih ke aku, aku nggak mau mama sama papa curiga tentang sandiwara kita, semua harus tampak sempurna," Nura mengangguk pelan.
" Ya udah yuk masuk," Nala keluar dari mobilnya diikuti Nura. Mereka berjalan beriringan masuk ke dalam butik.
Sesampai di dalam Nala disambut hangat oleh seorang pramuniaga. Yang bahkan hapal namanya, menandakan kalo dia tidak hanya sekali dua kali kesini.
" Mbak sita, aku minta tolong dunk pilihin baju buat pacar aku nih, kami mau makan malam sama mama dan papaku," Gadis bernama sita yang adalah pramuniaga toko itu memandang Nura heran.
" Pacarnya mas Nala?" Tanya Sita memastikan, Nala mengangguk pelan.
" Aku pikir mbak Tara_," Gadis itu tak melanjutkan ucapannya. Mungkin takut akan menyinggung perasaan Nura.
" Ayo mbak_,"
" Nura, nama saya Nura,"
" Iyah mbak Nura, ayuk ikut bentar," Sita menggandeng tangan Nura dengan sok akrab.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAHASIA
Romance"Sepandai apapun manusia menyimpan sebuah rahasia, Tuhan tidak pernah tidur" Nura tidak menduga pertemuannya dengan Nala justru membuka sebuah rahasia besar yang selama ini disembunyikan rapat rapat oleh ibunya. " Kalian tidak bisa menikah," Ujar pa...