Bagian 23

2.1K 374 101
                                    

Happy reading and sorry for typo

___________________________

Awal baru kini dimulai
___________________________









Pekarangan yang tak begitu luas dengan rumah sederhana bercatkan warna coklat dan putih itu terpampang jelas didepan mata Sunoo

Anak itu terus memandang sekelilingnya. Tak terlalu banyak tanaman seperti koleksi sang bunda. Dengan halaman yang minimalis ini, hanya satu kolam ikan dan ayunan yang ada disana.

"Rumah mamah gak sebagus rumah ayah ya."

Sunoo tersentak saat merasakan suara halus yang menyapu telinganya

Dengan cepat anak itu menggeleng. "Gak kok tante, rumahnya nya-"

"Mamah."

"eh."

"Panggil mamah, bukan tante."

"M-Mamah."

Yerin tersenyum lebar mendengar suara kecil Sunoo yang memanggilnya mamah. Perasaan hangat kini hinggap didadanya sampai tak sadar ia meneteskan air mata. Menanti 8 tahun lamanya untuk bertemu sikecil kesayangannya. Kim Sunoo, anak yang selama ini ia lahirkan dengan penuh perjuangan. Ia selalu berharap setiap harinya dan menantikan hari ini terjadi

"Mamah."

Yerin tersadar dari lamunannya kala merasakan usapan halus dipipinya. Sunoo menghapus air matanya dan melempar senyum kearahnya

"Kata bang Jake, kita gak boleh keseringan nangis. Nanti Tuhan juga ikutan nangis melihatnya."

Yerin mengangguk lalu mengelap sisa air matanya

"Tumbuhlah menjadi anak yang hebat sayang."

Chup

Grep

Setelah memberi kecupan dipipi Sunoo. Yerin membawa Sunoo untuk ia peluk

Sepasang ibu anak itu saling menyalurkan perasaan hangat lewat pelukan. Pancaran mata yang saling menyalurkan rasa nyaman dan juga curahan kasih sayang

.
.
.
.

"Nah ini kamar Sunoo." ucap Yerin dengan semangatnya

"Wah." bibir itu sampai tak sadar membuka takjub

"Emm...Mamah gak tau Sunoo suka apa enggak sama desainnya."

"Sunoo suka kok." sanggah sang anak cepat

Yerin menghembuskan nafas lega saat mendengar jawaban sang anak. Ia tidak tahu apa yang anak suka, jadi kamar ini ia desain seadanya.

Kamarnya memang tidak terlalu luas. Ada kasur yang berada ditengah, lalu meja belajar yang tepat berada dipojok samping kasur, dan tak lupa ada lemari dan juga kamar mandi yang berada didalam. Dindingnya Yerin cat dengan warna biru gelap dan ditempeli stiker luar angkasa lengkap dengan astronotnya. Yerin juga memilih lampu kamar yang bisa diatur cahanya, agar penglihatan sang anak merasa nyaman. Memang sedetail itu Yerin menyiapkan ini semua

Sunny Diary [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang