Bagian 36

1.7K 325 78
                                    

Happy reading and sorry for typo










Eunha dan Sunoo duduk gelisah dikursi panjang dekat UGD

Sunoo bahkan masih menangis walau tidak sekencang tadi. Sedangkan Eunha disampingnya setia memeluk anak itu agar tenang. Khawatir juga bilang tenggorokan Sunoo akan sakit nantinya

"Sudah ya, kan mamahnya sudah dibawa kerumah sakit."

Sunoo mengangguk pelan. Tangannya bergerak untuk mengusap air matanya. Eunha menghela nafas lega saat Sunoo sudah sedikit meredakan tangisannya.

Ngomong-ngomong, luka Sunoo sudah diobati tadi oleh perawat. Kini pelipis anak itu tertempel perban. Untung saja lukanya hanya goresan sehingga tidak perlu sampai ada tindakan serius.

30 menit berselang. Kini pintu kaca itu terbuka. Menampilkan seorang dokter dan juga 2 perawatnya yang baru saja menyelesaikan penanganan

Eunha langsung berdiri dari duduknya dan mendekati dokter itu. Disusul Sunoo yang mengekor sambil memegang ujung kemeja Eunha

"Bagaimana keadaannya dokter?" tanya Eunha to the point

"Luka dipunggungnya cukup parah. Selebihnya tidak ada luka serius selain dipunggung. Saya sarankan, Nyonya Yerin dirawat beberapa hari agar kami bisa memeriksa lukanya rutin." tutur sang dokter menjelaskan

Eunha mengangguk paham atas penjelasan tersebut

Lalu dokter pria tersebut dan juga satu suster izin undur diri

"Mari kita urus administrasi terlebih dahulu." satu susternya mengajak Eunha untuk mengurus administrasi biaya

Eunha mengangguk. Hendak melangkah, tapi ia merasakan tarikan diujung kemejanya

Eunha menunduk dan menatap Sunoo yang juga sedang menatapnya. "Kenapa Sunoo?"

Sunoo menunduk. "Sunoo gak bawa uang." cicitnya pelan namun masih bisa didengar oleh Eunha

Eunha tersenyum hangat. Tangannya terulur untuk mengelus suari hitam legam milik Sunoo

"Biar bibi yang urus. Sunoo tunggu sini ya, jangan kemana-keman selagi bibi pergi."

Sunoo mengangguk patuh

Eunha menuntun Sunoo untuk duduk dikursi yang tadi ia tempati selagi ia mengurus biaya rumah sakit milik Yerin

.
.
.
.

Menjelang malam. Kini diruang rawat Yerin ada Sunoo dan juga Eunha

Yerin masih terlelap diatas brankar sana dengan punggung tangan terdapat infus

Sedangkan Sunoo. Anak itu sejak sang mamah memasuki ruang rawat inapnya, terus setia berada disamping dan enggan melepaskan pandangan barang sedetik pun. Tangan mungilnya terkadang bergerak mengelus luka lebam ditangan dan juga wajah sang mamah. Surai panjang milik Yerin pun, Sunoo usap pelan

Eunha yang melihat itu pun nyaris menitihkan air mata. Sampai detik ini, ia belum menannyakan apa yang sebenarnya terjadi dan dari mana luka-luka milik Yerin dan Sunoo berasal

Sunny Diary [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang