Bagian 28

2K 358 104
                                    

Happy reading and sorry for typo











Jake terus saja memandang papper bag dipangkuannya saat ini. Senyum lebar pun tak pernah luntur sedari awal perjalanan mereka

"Gigi lo bisa kering noh." ujar Jay

Jake mendelik kesal melirik Jay yang duduk persis disampingnya, sedang fokus bermain Game diponselnya

"Main aja sono, gak usah urusin gue." balas Jake sengit

Jay mendengus pelan

Tidak lama mobil yang mereka tumpangi berhenti ditujuan mereka

Jay segera mematikan ponselnya lalu keluar dari mobil diikuti Jake yang berjalan dibelakang

Jake memandang gedung didepannya gusar. Gedung yang sebenarnya tidak ingin ia kunjungi lagi

Namun. Ia harus kembali kesini demi adiknya, demi Sunoo.

"Ayah mana?" Tanya Jay

Jake mengedik bahunya tidak tahu. "Mungkin dijalan macet." tebaknya

Jay dan Jake pun melangkahkan tungkainya. Menaiki satu demi satu tangga yang menjulang tinggi. Sampai di anak tangga terakhir, mereka dikejutkan saat sosok mungil yang dirindukan berlari dengan kencang kearah mereka

"ABANGGGGGGG." Pekik Sunoo

Jake menjatugkan papper bagnya lalu berlutut dan merentangkan tangannya, menyambut sang adik

Grep

Hangat. Jake merasakan hangat, baik ditubuhnya atau perasaanya.

Tangan mungil itu bergerak mengelus punggung lebar sang kakak. "Sunoo kangen abang."

Jake tersenyum. Matanya nyaris saja meneteskan cairan beningnya. "Abang juga rindu Sunoo."

Jay memandang adegan didepannya itu dalam diam. Ia tersenyum sangat sangat tipis. Dapat ia rasakan sendiri betapa rindunya mereka. Terlihat dari Jake yang enggan melepaskan pelukan dan Sunoo sendiri yang juga enggan melepasnya. Jauh sangat jauh didalam lubuk hatinya, ia juga ingin memeluk sang adik. Tapi gengsi

"Sunoo bagaimana kabarnya?" Tanya Jake setelah pelukan itu terlepas

"Baik sangat baik. Abang gimana?"

"Buruk."

Alis Sunoo menukik. "Kenapa buruk?"

"Tidak ada Sunoo dirumah. Jadi hari-hari bang Jake buruk."

Entah Sunoo harus bereaksi apa. Terlihat dari anak itu yang hanya diam sambil memainkan rambut sang kakak yang sudah mulai memanjang

"Eh iya, abang punya sesuatu untuk Sunoo."

"Sunoo mau lihat...Sunoo mau lihat." ujar anak itu antusias

Sunny Diary [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang