Bagian -04

23K 2.1K 103
                                    

Happy reading!

___________

Terkekeh miris. El memilih tersenyum lalu turun ke lantai bawah menemui sang mama.

Namun saat El akan menginjakkan kaki pada anak tangga pertama. Tangan nya di cekal seseorang.

"Lo cuma anak haram!"
__________

Angin berhembus pelan. Menembus tubuh pemuda itu. Hingga Surai gelapnya ikut bergerak seiring dengan laju angin. Pandangannya kosong, sejak tadi ia terus bergelut dengan pikirannya.

Pemuda itu adalah Elvano. Siapa sebenarnya anak haram yang di maksud kakaknya? Dirinya? Apa benar ia anak haram? Pantas saja Abang membencinya. Itulah isi pikiran El saat ini.

Ia berdiri di balkon kamarnya. Hari ini El tidak bersekolah karna tidak di perbolehkan oleh mama dan papa nya.

El bener-benar mematung saat kakak nya mengatakan bahwa ia adalah anak haram.

Apa mungkin dia anak haram? Jadi karna itu bang arka tak menyukainya sama seperti Tante Riana dan kak Delvin.
Pikir El.

"Apa iya El bukan anak mama sama papa?" Monolog nya.

"Hiks.. Tuhan El mau bang Arka sayang sama El. El gak mau nanti El mati bang Arka masih benci El. Hiks.. El gak suka." Anak itu menangis menatap langit. Seakan berbagi kesedihan yang mendalam.

Anak manis itu menceritakan keluh kisahnya pada langit. Dan manyampaikan keinginan mendalamnya.

"El mau bang Arka peluk El. Mau bang Arka bobo sama El, Nanti kita jalan-jalan ke mall bareng. Terus nanti El beliin bang Arka es crim." El mengusap air matanya kasar. Ia yakin keinginan nya pasti di kabulkan oleh Tuhan. Karna mama nya bilang, jika kita berdoa dengan tulus. Tidak ada yang mustahil. El percaya itu.

"Hiks.. El sayang Abang!"

____________

Arka benar-benar tak fokus pada pembelajaran hari ini disekolah. Pikirannya adalah El, bagaimana keadaan anak itu setelah apa yang ia katakan tadi pagi. Ia benar-benar terbawa emosi tadi pagi, pasti anak itu kebingungan dan berpikir macam-macam.

"Ka! lo kenapa?" tanya Galang sahabat baik Arka.

"Gue gak tau Lang. gue kepikiran anak haram itu, tadi pagi gue gak sengaja bilang dia anak haram." Jujur Arka.

"Gue ambil aja El dari lo ya? Kasian dia punya Abang macam lo," Galang benar-benar tak habis pikir. Apa Arka tak bisa berpikir jernih, El tak bersalah! Bahkan ia ingin sekali punya adik seperti El. Sayangnya ia anak tunggal.

"Ambil aja. Dia mati pun gue gak peduli!" Jawaban Arka benar-benar keterlaluan bagi Galang.

"Heh Arka anjg! Sadar woi. Istifarr!"

"Gue Kristen!" Jawab Arka.

"Ehh iya lupa. Tapi ka gue bener-benar gak tega liat wajah dedek gue nahan nangis gara-gara di kasarin sama lo. Kasian El sadar Arka!" Galang tau semua tentang siapa El. Galang tau pasti cerita tersebut dari Dina. Dan Dina meminta untuk merahasiakan semuanya dari El.

"Lo gak usah bela anak sialan itu!" Setelah mengatakan itu Arka fokus pada guru dan tidak lagi menoleh ke arah Galang. Muak sungguh semua membela anak haram itu!

Galang menghela nafas kasar. Entah apa lagi yang harus ia lakukan untuk menyadarkan Arka, Galang sungguh menyayangi El seperti adiknya sendiri.

_______

Setelah dari balkon El memutuskan untuk menuntaskan rasa penasarannya. Ia turun ke bawah untuk menemui sang mama.

"Mama!" Panggil El.

ELVANO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang