Satu

8.5K 692 23
                                    

Hari ini tanggal 25

"Lo orang dalem ya?" tanya Jeongwoo heran.

Haruto yang sudah setengah mengantuk itu langsung jadi segar lagi. Matanya jadi seratus persen terbuka. Ia memiringkan badannya menghadap Jeongwoo yang ada di ranjang sebelahnya.

"Hah?"

"Gue ulangin. Lo orang dalem?"

"Orang dalem gimana?" Haruto balik bertanya. Jujur, dia tidak paham.

"Lo kok bisa tau hari ini ada razia. Lo orang dalem?"

"Oh. Hehe."

Hehe. Hehe yang membuat Haruto jadi bercerita tentang rahasia kecilnya. Atau mungkin lebih tepatnya bakat kecil yang langka nan unik yang ia miliki dari lahir.

Bisa melihat masa depan. Tapi terbatas. Hanya kalau dia bersentuhan dengan itu dan hanya kalau dia ingin. Nah yang kedua itu dia perlu belajar mengontrol diri. Kira-kira dua tahun lalu dia benar-benar berhasil mengontrol hal itu. Dulu sebelum belajar mengontrol bakatnya, bersentuhan dengan orang lain seperti neraka. Banyak hal yang tak perlu dilihat malah tak sengaja terlihat.

"Lain kali kalau mau razia lagi kasih tau ya." Hanya itu tanggapannya setelah mendengar cerita Haruto panjang lebar. Haruto kira Jeongwoo bakal takjub atau terkesan, nyatanya dia cuma ngangguk-ngangguk sepanjang cerita.

"Oho! Kenapa? Koleksi barang haram lo banyak ya?" tanya Haruto bercanda.

"Iya. Udah sana tidur. Jam segini tuh jam nya Pak Yanto keliling."

Haruto lalu mengangguk. Memang benar Pak Yanto, kepala asrama laki-laki ini suka keliling malam-malam begini. Apalagi dia itu peka suara, ada yang bisik-bisik dikit rotan langsung melayang. Mana suara langkah kakinya sama sekali tidak bisa di dengar. Tau-tau sudah di depan pintu. Heran sih, Pak Yanto ini melayang atau cosplay jadi agen rahasia?

Haruto pun membalikan badannya menghadap tembok. Yah, beginilah kehidupan asrama... Dipaksa tidur walau mata masih terang benderang sama sekali tak bisa menutup. Paginya dipaksa bangun walau mata masih seperempat terbuka. Semua ada waktunya.

Oh iya ngomong-ngomong, Jeongwoo itu teman sekamar barunya Haruto! Baru satu minggu. Pindah sekolah di tengah semester pasti berat ya. Terlebih lagi orang tuanya tinggal sangat jauh dari sini. Katanya sih butuh naik kereta seharian. Lalu lanjut lagi naik bus tiga jam.

Sekian dan terima kasih. Itu saja yang Haruto tahu dari Jeongwoo. Selain itu Haruto sama sekali tak tahu. Pasalnya Jeongwoo irit sekali bicaranya. Dia hanya bicara kalau ada hal penting. Seperti besok ada PR atau tidak, besok ulangan apa. Itu saja sih.

Hooo... Berarti masalah razia sekarang termasuk hal yang penting ya sampai dia berani buka suara begitu. Apa Jeongwoo benar-benar punya banyak barang haram?

Tapi paling apa sih barang haram anak remaja? Rokok? Novel dewasa? Pisau...? Itu mah di dapur juga ada.

Maafkan pemikiran random Haruto ya gais. Maklum, belum bisa tidur.

Ctaass!

Seseorang kena rotan nih. Suaranya nyaring sekali. Bahkan bisa terdengar dari jarak 7 kamar.

Oke lah. Waktunya tidur.

Keesokan paginya, Haruto dan Jeongwoo bangun oleh suara lonceng yang menggelegar. Alarm bangun paginya asrama ini. Lonceng akan terus berbunyi selama lima belas menit, menandakan semua siswa harus siap di ruang makan sebelum lonceng berhenti berbunyi.

Kupu-Kupu Biru  || hajeongwoo/jeongharu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang