Tigapulugtiga

1.6K 283 33
                                    

Dikit Lagi

Jihoon memimpin pasukan kecilnya di depan sementara Hyunsuk menjaga dari belakang. Ini emang duo paling senior dan yang paling banyak pengalamannya jadi dipercaya mimpin di depan dan jaga di belakang. Jeongwoo kedua dari belakang, Haruto di tengah. Ceritanya jagain Haruto. Walaupun dia tau cara nembak, pengalamannya di suasana menegangkan gini belum banyak.

Jeongwoo menepuk-nepuk pundak Haruto berusaha menyemangatinya. Tepukan itu disambut senyum Haruto yang seakan bilang kalau dia baik-baik aja, ga ada yang harus dikhawatirin banget.

Jihoon membuka pintu ruang rapat. Setelah itu hawa kekacauan mulai menyapa. Kosong sih belum ada orang, tapi hawa kekacauannya ga bisa disembunyikan.

Jihoon memberi kode pada semua orang untuk jalan terus. Jalan biasa aja santai kayak orang ga punya dosa tapi selalu siap sedia pistol. Jalan cepat tapi hati-hati. Karena biar gimanapun lebih baik buru-buru keluar daripada harus ketemu sama orang-orang itu. Tempatnya kan dipasang bom.

Dan tentu saja seperti yang sudah diantisipasi pastinya perjalanan ini ga akan berjalan mulus. Perintah pada penjaga yang di dalem itu kan udah jelas, disuruh ngehalangin Haruto dan Hyunsuk yang mau keluar. Jadi ga kaget kalo tiba-tiba ada orang yang seret Haruto kepojokan.

"Kalian siapa!?" bentak laki-laki itu. Ada dua orang yang menyerang. Badannya cukup kekar. Postur tubuhnya tinggi. Dia bawa pistol, sama seperti orang yang sedang berusaha menahan Haruto di belakang sana. Tangan besarnya sedang mencekik leher Haruto. Jeongwoo bisa lihat Haruto kesusahan bernapas di sana.

Jihoon mengarahkan pistolnya pada pelipis laki-laki yang menahan Haruto, sedangkan Jaehyuk dan Asahi berusaha mengamankan orang yang berteriak tadi. Mengamankannya tentu dengan cara kasar. Ditonjok habis sampai pingsan. Yang nahan Haruto masih aja bertahan. Sekarang dia malah arahin pistolnya ke Haruto.

Haruto sendiri mengerahkan banyak tenaganya untuk mencoba melepaskan tangan besar yang sedang mencekiknya. Beberapa kali juga dia tepok-tepok lengan kekar itu tapi tetep aja ga dilepasin. Napasnya harus diselamatkan ini. Kan masih mau menghabiskan waktu senang-senang sama Jeongwoo. Hehe.

Jeongwoo khawatir bukan main woi. Darahnya meninggi lari ke muka. Pengen marah. "Lepasin Haruto!"

"Gak!"

"Lepasin Haruto! Tempat ini tuh mau di bom pake bom waktu yang bakal meledak sebentar lagi!" teriak Jeongwoo setengah frustasi.

"Gausah banyak bacot ya anjing." Bukan dari laki-laki yang mencekik Haruto. Dari orang lain di belakang Hyunsuk. Idih idih najis. Bawa pasukan lagi.

Malah sekarang Hyunsuk ikutan ditahan. Tapi walaupun begitu Hyunsuk dengan sigapnya nyerang balik penyerangnya. Walaupun badannya kecil begitu kemampuan bela dirinya ga boleh diremehkan. Hyunsuk mah level dewa. Tumbang kan langsung penyerangnya itu.

DOR!

Bunyi tembakan yang cukup kencang berasal dari arah Haruto. Jantung Jeongwoo rasanya berdetak sepuluh ribu kali lebih kencang. Dengan agak takut-takut dia lirik ke arah Haruto.

Wah. Leganya bukan main. Bukan Haruto yang tertembak melainkan orang yang mencekiknya. Sekarang sudah melorot di bawah dengan noda darah menempel di tembok.

"Ngapain liatin gue? Buruan lari!" Haruto berteriak pada Jeongwoo yang masih kebingungan. Mendengar itu teman-temannya yang lain termasuk Jeongwoo pergi meninggalkan orang-orang Kupu-Kupu Biru yang linglung itu. Beberapa sudah dihabisi Hyunsuk, beberapa yang lain linglung, geraknya kurang cepat jadi tak bisa menghindari tembakan yang dilepaskan Jaehyuk dan Asahi ke arah mereka. 

Yang tadi itu kebanyakan staff baru, kurang pengalaman, cuman dijadiin tameng badan sama organisasi. Ga ada harganya sama sekali di mata Pak Ketua. Kasarnya, mau mati atau hidup ya udah biarin aja. 

Kupu-Kupu Biru  || hajeongwoo/jeongharu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang