Bismillah...
Happy reading^^
Rezi memutar kenop pintu ruang kerja Vilo.Mata tajam tersebut langsung di suguhkan satu meja dengan dua kursi yang berhadapan tak lupa sofa panjang dan dua sofa single saling berhadapan dengan meja untuk melengkapi yang berada di salah satu sudut ruangan.
"Silahkan duduk"
Vilo berjalan menuju sofa single di susul Rezi.
Mereka duduk saling berhadapan, Vilo menatap Rezi dalam membuat Rezi sedikit kikuk.
"Ada apa yah om?" Tanya Rezi ketika hening beberapa menit yang lalu.
Vilo menghela nafas lalu menyenderkan punggungnya di sofa.
"Melihat kamu yang berusaha untuk mewarnai hari-hari Novi, membuat saya akan memberikan kepercayaan penuh atas kebahagiaan Novi kepada kamu" Vilo menjeda sebentar lalu kembali menatap Rezi dalam. Rezi sedikit menyunggingkan senyumnya.
"Kamu tau apa yang membuat saya ragu waktu itu? Kamu pernah meninggalkan Novi tanpa kabar! Itu yang membuat saya ragu dengan kamu, ya walaupun kalian dulu masih bocah sih, tapi kejadian itu membuat putri kesayangannya saya mengurungkan diri dan selalu menanyakan di mana keberadaan sang sahabatnya itu, yaitu kamu! Saya tak habis fikir momen 5 tahun kalian begitu berarti untuk putri saya"
"Anak kecil tidak pernah bohong om, berarti dulu Novi sangat bergantungan dengan saya bukan?"
"Tapi kamu meninggalkan!" tajam Vilo.
"Maaf-"
"Sudahlah sekarang saya hanya butuh tanggung jawab kamu atas kepercayaan yang saya berikan"
"Wah kalau soal membahagiakan key saya nomor satu om!" Semangat Rezi.
"Key?" Vilo mengerutkan keningnya.
"Om lupa yah, kalau dulu saya dan Novilin memiliki nama panggilan tersendiri"
"Apa?"
"Key dan Efri"
"Ah iya! Saya mengingatnya, tapi bukankah panggilan itu kalian gunakan ketika berdua saja karena kalian takut kami tau kedekatan kalian, karena kalau di depan kami kalau selalu tidak akur"
Rezi tersenyum salting lalu mengangguk membuat Vilo menggeleng kecil.
Vilo mengambil beberapa berkas yang ia sediakan beberapa menit lalu lalu membuka lebar-lebar isinya membuat Rezi meneguk ludahnya susah payah.
"Saya tidak menyangka bocah yang dulu membuat putri saya menangis ternyata seorang jenius dalam bidang bisnis"
Nafas Rezi berhenti beberapa detik, ia belum siap! Ia belum siap untuk membongkar semua identitas aslinya, dia hanya tidak suka berurusan dengan publik apalagi jika mereka tau CEO muda yang bernama Efri Diansyah (nama samarannya sebagai CEO) masih sekolah dan pastinya prilakunya tidak sama sekali mencerminkan ia sebagai CEO yang selalu menampakkan muka dingin bin mulut pedasnya itu, bisa trading topik kalau itu semua terbongkar!
Menjadi CEO muda dengan umur yang sangat muda saja ia sudah jadi bahan perbincangan di berbagai media dan itu membuat Rezi risih! Tapi salah dia juga sih yang sudah terjun bisnis sejak duduk di bangku SMP, melihat papanya yang kesusahan mengurus kantor karena terlalu memfokuskan urusannya yang sebagian kepala sekolah membuat Rezi mau tak mau mempelajari sedikit demi sedikit bidang bisnis eh... Malah keterusan sampai bisnis papanya kembang pesat seperti ini.
"Om Vilo tau dari mana?" Tanya Rezi berusaha tenang.
Vilo terkekeh"kamu lupa kalau kemarin ada pertemuan kerja sama antara perusahaan Imart Group dan Vicro's Group?" Vilo menggantungkan ucapannya ketika melihat reaksi Rezi yang sedikit bingung,"sebelum saya mengajukan kerja sama tersebut, saya menurunkan langsung kepercayaan saya untuk menyelidiki siapa sebenarnya pemilik perusahaan Imart Group, karena seorang Efri Diansyah selalu memakai masker dan kacamata hitam tak lupa topi Baseball yang menjadi ciri khas-nya saat di sorot kamera"
KAMU SEDANG MEMBACA
JABATAN(END)
Teen FictionCewek yang mabuk jabatan ini ternyata hanya mengalihkan diri dari masa lalu nya yang kelam sampai dimana teman kecilnya muncul dan memperbaiki keadaan walaupun yang sudah tidak ada, tidak bisa kembali ada. Jabatan sendiri di ambil dari orang-orang y...