47|yang tak terduga

15 5 5
                                    

Happy reading....


️☁️☁️

Hari menuju siang, kini dimas, jaka, rio dan vika sedikit berlari menuju tempat istirahatnya SMA Tamtara.

"gais gimana?" tanya vika lalu menghampiri novi tak lupa menggenggam tangan novi.

"aman" ucap ari tetapi itu tidak memuaskan ke penasaran mereka.

"aman gimana? Yang jelas dong" ucap rio kesal.

"kita menang" ucap ari.

"kalau itu mah kita juga menang, sih reza-nya gimana ri" ucap dimas sedikit gemas dengan jawaban mereka semua.

"yang penting akhirnya kita menang di semua bidang dulu, tujuan ita ke sini kan untuk tandingkan?" ucap novi.

"iya sih nov, tapi kan-"

"hai" perkataan vika terpotong oleh sapaan seorang cowok berjersey voli.

"sorry untuk semuanya, gue mau damai-"
Sebelum cowok tersebut-reza melanjutkan perkataannya rezi bangkit dari duduk nya ingin menghampiri reza dengan tatapan tak bersahabat.

"zi! Kita lagi di lingkungan orang lain, jangan bertindak gegabah!" ucap jaka menahan rezi di bantu ari dan arya.

"sabar bro" ucap arya.

"kita dengerin dulu penjelasan sih brengsek ini" ucap ari menatap sinis Reza.

Reza menghela nafas. "jujur gue ngundang kalian bukan tanpa maksud, tapi sebelumnya gue memang mau nguji kalian, seberapa hebat sih SMA Tamtara yang katanya hebat dalam semua bidang pertandingan dan terutama lo cantik" ucap reza di akhiri tatapan dalam ke arah novi membuat jojo ingin menghampiri reza tetapi di jengah oleh dimas dan rio.

"lo mau ngerusak nama baik sekolah?" ucap dimas.

"sial" gumam jojo kesal.

"buruan lo mau jelasin apa ga usah kebanyakan bacot langsung intinya aja" ucap ari.

Reza tertawa sinis, "gue akui kalian hebat terutama lo nov" ucap reza dengan tatapan sayu membuat mereka berdecih sinis.

"gue salah memang ngeremehi lo pada" reza tertawa tak jelas membuat mereka geram.

"di kasih hati minta jantung lo" ucap ari hendak melayangkan satu pukulan membuat arya dan rio langsung menghentikannya.

"lo kalau udah kalah, kalah aja ga usah kebanyakan bacot, mau ngejelasin apa lo?, mau sok-sokan ngerendahi diri lo!" ucap ari emosi.

Reza tertawa hambar. "beruntung banget lo nov, punya temen yang selalu memihak lo dan ngedukung lo"ucap reza menundukkan pandanganya dan terkekeh sinis.

Novi ingin menghampiri reza tetapi sebuah tubuh menghalanginya, rezi menggelengkan kepalanya tetapi novi menggengam tangan rezi dan menatap rezi untuk meyakinkan dengan terpaksa rezi pun menggeser tubuhnya memberi jalan untuk novi.

Dengan pasti novi melangkah mendekat reza, sesampainya di hadapan reza, novi melambaikan tangan ke arah pandang reza.

Reza menegakkan kepalnya lagi lalu senyumin muncul tiba-tiba, "gue boleh meluk lo?" tanya reza penuh harap.

Melihat sorot mata reza membuat novi tak tega dengan ragu pun ia mengangguk mempersilahkan reza.

Reza dengan segera memeluk novi dengan erat dan novi merasakan air mata menetes di bahunya dengan ragu ia menepuk-nepuk pundak reza.

JABATAN(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang