33|pamit?

11 4 0
                                    

Bismillah...

Happy reading^^
Rezi melirik kearah Novi dan terkekeh ketika melihat nasi goreng berserakan di mulutnya.

"Maaf"ucap Rezi sebelum mengelap nasi goreng tersebut.

Novi tersenyum canggung dan memegang tangan Rezi yang masih membersihkan nasi goreng yang ada di sekitar mulutnya.

"Gue jorok yah?"

Rezi menggeleng"joroknya sama gue aja jangan ke orang lain nanti ketahuan kalau Lo jorokkan orangnya"ucap Rezi dia akhiri tawa.

Novi menekan jari-jari Rezi ke belakang karena tangan Rezi ia pegang jadi memudahkan ia untuk menyiksa jari-jari itu.

"Sakit woy!"pekik Rezi.

"Biarin!"ketus Novi melemparkan asal tangan Rezi dan melanjutkan makannya.

"Cak'ilah mbak-mbak perasaan udah di taklukin tadi malem tapi masih aja KDRT"ucap Rezi sambil membenarkan jari-jarinya.

Novi menggedikkan bahunya acuh.

Suara derap langkah kaki terdengar membuat pandangan mereka berdua teralihkan oleh derappan tersebut.

"Kak arga?"

Arga berdehem sebentar"istirahat nanti bisa keruangan OSIS?"tanya Arga lalu melirik Rezi yang kini melanjutkan makannya.

"Bisa kak,nanti Novi langsung ke sana pas istirahat kedua"

Arga mengangguk sebelum melangkah pergi Arga menatap Rezi penuh makna.

"Ati-ati"ucap Rezi ketika Arga sudah menghilang dari ambang pintu.

"Kenapa?"tanya Novi penasaran.

"Ada hati yang harus di jaga jadi harus ati-ati"ucap Rezi lalu pergi karena acara makannya telah selesai.

"Dih apaan coba"

Mode polos!

☁️☁️

Novi masuk kedalam ruangan OSIS dan di sana sudah ada kak Arga yang mungkin menunggunya.

"Yang lain mana kak?"tanya Novi ketika melihat di ruangan OSIS cuman ada mereka berdua.

"Ini bukan tentang OSIS"Arga mengangkat kepalanya dan menatap Novi.

Novi mengangkat sebelah alisnya"Lalu?"

"Maaf nov, gue belum lega sebelum gue ungkap langsung,apalagi liat Lo yang Deket sama anak baru"

"Rezi maksud lo kak?"

Arga menghela nafas"gue suka sama Lo nov, gue suka sama Lo sebelum lo jadi ketos"

Novi hanya mengangguk santai.

"Lo ga marah?"

"Ga"

Karena gue udah tau dari dulu, dari perhatian kecil Lo sampai-sampai Lo rela di hukum karena menghilangkan tenda Pramuka padahal bukan kesalahan Lo tapi kesalahan gue, lanjut Novi membatin.

"Maaf gue baru berani ngungkapin sekarang karena dulu pawang Lo banyak banget walaupun sekarang sebenarnya nambah satu sih tapi gue akan nanggung apapun itu resikonya karena gue ngerasa gelisa terus kalau ga gue sampein secepatnya"

Lagi-lagi Novi mengangguk.

"Tapi kak, Lo udah taukan jawab gue?"

Arga menghela nafas dan mengangguk pelan"Iyah gue tau"

Kali ini Novi yang menghela nafas.

Arga tersenyum walaupun sedikit terpaksa dan menyerahkan sesuatu.

JABATAN(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang