9. Pertunangan?

390 67 1
                                    

Calaveras.

Luis.
Hari weekend, gas markas. Kita kerja bakti!

Haviz.
Aduh, Haviz mager, nih. Udah nyaman sama kasur.

Marvin.
Plis deh @Haviz jangan bilang lo kena kutukan dari si Rafael.

Luis.
Yok, semangat, yok! Kita bersih-bersih markas, udah lama kita gak tempatin. Pasti bersarang tuh, kayak hati. Karena kelamaan ditinggal.

Noah.
Bentar, lagi bantuin Abah mandiin ayam tetangga. 15 menit lagi gue ke sana.

Marvin.
Sekalian mandiin burung gue, @Noah.

Noah
Ogah! Burung lo ganas, suka muntah.

Haviz.
Bahas apa, sih? Emang burung bisa muntah, ya?

Luis.
Plis, enggak usah racunin si bontot. Bisa berabe kalau dia cari tahu. Lebih baik lo semua cepetan ke markas sekarang.

Dharmendra.
Gue berangkat sekarang.

Rafael.
10 menit lagi, gue masih ngantuk.

Marvin.
Otw sayang ....

Noah.
Oke, oke, tunggu di sana. Abang Noah meluncurrrrrr.

 Abang Noah meluncurrrrrr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dharmendra meraih jaket kulitnya, lalu bergegas keluar untuk segera menuju markas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dharmendra meraih jaket kulitnya, lalu bergegas keluar untuk segera menuju markas. Baru saja Dharmendra membukakan pintu, Dharmendra harus dikejutkan dengan seseorang yang sedang berdiri di hadapannya dengan perasaan gugup.

“Emm ... hi! Gue boleh minta waktu lo sebentar? A-ada yang mau gue omongin,” ujar Cassandra.

“Masuk!” titah Dharmendra, ketus.

Cassandra memasuki apartemen Dharmendra yang cukup rapi, ia duduk di salah satu sofa yang berada di sana. Jujur, wajah Dharmendra yang terlihat datar dan dingin membuat Cassandra harus beberapa kali menelan salivanya susah payah.

ZIVANDRA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang