17. Reandra or Dharmendra?

324 54 0
                                    

“Bagaimana aku harus memilih pada pilihan yang tidak bisa aku pilih?”

—Diandra Zivana Atthalla—

Hi, guys!!!!

Btw, aku tulis part ini sampe deg-degan sendiri. Menurut aku ini adalah part yang paling menegangkan yang aku tulis.

Semoga part kali ini kalian suka, ya.

Jangan lupa tinggalkan vote sebelum membaca. Tentunya silakan tinggalkan komentar di setiap paragraf.

Anda senang, saya simbiosis mutualisme.

Ayo, dukung terus penulis agar tetap semangat!!!

Pagi ini Reandra sudah siap dengan seragam sekolahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini Reandra sudah siap dengan seragam sekolahnya. Karena beberapa bulan kemarin Reandra sempat absen karena terbaring koma. Reandra sangat tidak sabar untuk berkumpul lagi dengan teman-temannya. Namun, ada hal yang lebih penting dari itu, Reandra ingin bertemu dengan adik bodohnya untuk meminta maaf. Bagaimana pun Reandra mengaku salah atas apa yang sudah ia lakukan.

Reandra melajukan motor kebesarannya dengan kecepatan tinggi. Ah, ia sungguh menikmati udara pagi kali ini. Apalagi dengan ditemani kuda besi kesayangannya yang selama ini ia anggurkan.

Tak membutuhkan waktu lama, Reandra akhirnya sampai di High International School. Sekolah favorit, tempat di mana pertama kalinya ia menjabat sebagai ketua dari Geng Calaveras.

Reandra berjalan begitu gagah dengan memakai jaket kebesaran Calaveras, juga hadband yang ia kenakan di kepalanya. Hadband itu sudah menjadi ciri khasnya bersama Dharmendra. Konon katanya, agar seluruh murid tahu kalau Reandra dan Dharmendra adalah sepasang kakak dan adik.

Semua murid HIS menganga tak percaya saat melihat Reandra yang kembali lagi ke sekolah dengan keadaan sehat. Bahkan banyak dari mereka yang rela menghentikan aktivitasnya hanya untuk melihat laki-laki itu. Reandra sendiri hanya memasang wajahnya dingin, sesekali ia menyugar rambutnya ke belakang, membuat aura bad boynya terpancar.

Sementara di depan kelas 12 IPA-1 ada teman-temannya yang tengah nongkrong dengan candaan yang saling dilemparkan. Tawa itu begitu tampak jelas sampai ke ujung mata. Namun, seketika mereka harus  dibuat menganga lebar di saat melihat seseorang yang berjalan ke arahnya. Dharmendra yang tengah berdiri menyender pun langsung membenarkan posisinya menjadi berdiri tegap.

“Bang Rean,” gumam Dharmendra tak percaya.

“Andra!” Reandra tersenyum. Ia memeluk adiknya begitu bahagia. Kontan pelukan itu pun langsung di balas oleh Dharmendra. “Akhirnya gue ketemu lo, An.”

“Bang, ini seriusan lo? Lo udah sehat, Bang? Lo udah sembuh?” Dharmendra memegang kedua bahu Reandra untuk memastikan bahwa ia tak salah lihat. “Gue minta maaf,” ucap Dharmendra kembali memeluk abangnya.

ZIVANDRA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang