Annyeonghaseyo ...
Sudah siap melanjutkan perjalanan kisah Dharmendra?
Siapa aja, nih, yang hadir?
List absen dulu, kuy!
Budayakan vote dan komentar di setiap paragraf, okey👍
Mobil Ferrari California T dan mobil Porsche memasuki area High International School dengan terparkir rapi di antara beberapa mobil lainnya. Mobil berwarna merah itu terlihat paling mewah di antara mobil-mobil lainnya. Semua murid-murid di sini pasti tahu mobil milik siapa itu. Yang tak lain adalah milik seorang gadis bernama Diandra Zivana Atthala. Berbeda dengan mobil Porsche milik Aileen yang tak kalah mewah dari mobil milik Ziva.Ziva dan ketiga temannya mencuri perhatian murid-murid HIS saat ia keluar dari mobil itu dengan mengenakan jaket kulit berlambang Phoenix di sisi sebelah kiri. Ke empat gadis itu sama-sama memakai kacamata hitam yang bertengger di hidung bangirnya, lalu melepaskan kacamata itu secara bersamaan ketika mereka melangkah menyusuri koridor. Terlebih lagi sosok Ziva yang memakai slayer hitam di bagian lehernya, membuat ia seperti gadis bad girl.
Semua murid-murid di sana tak henti-hentinya memuji ke empat gadis itu yang kini langkahnya terhenti di depan kelas 12 IPA-1. Bisik-bisik itu terdengar jelas mengenai Ziva yang tiba-tiba menghilang, namun kembali dengan statusnya menjadi bagian dari Geng Phoenix.
“Pagi gue cerah banget buset ... pagi-pagi kayak gini udah liat bidadari turun ke bumi,” ucap Marvin menggoda. “Tapi tetep, lebih cantik Neng Aileen. Pesonanya nggak ada yang bisa nandingin.”
Aileen memutar bola matanya malas. “Gue udah kenyang makan gombalan lo, Vin. Lo bisanya ngegombalin gue, tapi giliran minta kepastian aja lo nggak bisa.”
“Pufttt ... noh, Vin. Minta kepastian katanya. Kalau lo nggak mau ngasih kepastian, biar gue aja gimana?” Noah menurun-naikkan alisnya.
“Aileen Sayang ... tunggu bentaran lagi, ya. Aa Marvin pasti secepatnya akan ngasih kepastian kok, janji, deh.”
“Lemah lo, Cuma ngasih kepastian aja susah.” Reandra menyenggol bahu Marvin, ia menghampiri kekasihnya dan menggenggam tangan Ziva dengan erat. “Cewek itu butuh status. Bener, kan, Sayang?”
Ziva terkekeh pelan. “Bener itu. Kalau lo nggak ngasih kepastian, bisa-bisa dia kabur lho sama cowok lain.”
Mawar menyahut, “Kura-kura ada di lukisan.”
“Cakep ...,” seru mereka serempak.
“Ternyata dia Cuma pelampiasan,” sambung Mawar kembali.
“Hahaha ....”
Mereka semua meledakkan tawanya yang membuat Aileen badmood bukan main. Ternyata susah, ya, menjalin kedekatan dengan seseorang yang belum siap berkomitmen. Lama-lama Aileen akan mencari laki-laki lain yang siap memberikannya kepastian, bukan hanya menjadikannya sebuah pelampiasan. Ya, Aileen hanya perempuan biasa, ia juga ingin dirinya layak dihargai.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIVANDRA (On Going)
Teen Fiction[Jangan lupa follow akun ini terlebih dahulu. Anda senang, saya simbiosis mutualisme.] Judul awal : DHARMENDRA. Berawal dari kesalahan Reandra Azriel Farzan karena hampir mengorbankan nama Calaveras tanpa perundingan, membuat ia harus terkapar koma...