10. Identitas Diablo Mortal

369 62 1
                                    

Sepandai-pandainya orang menyembunyikan bangkai, pasti baunya akan tercium juga.

Hi, sebelum membaca di pastikan sudah memencet tombol bintang, ya.

Dan jangan lupa tinggalkan komentar di setiap paragraf.

Jangan jadi silentreaders, gak baik, dosa!

Happy Reading 🤗

Sarapan pagi ini penuh keheningan, tak ada yang membuka suara sedikit pun dan lebih memilih menikmati hidangan yang ada di meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sarapan pagi ini penuh keheningan, tak ada yang membuka suara sedikit pun dan lebih memilih menikmati hidangan yang ada di meja. Seperti itulah peraturan di keluarga Atthala, tak boleh ada yang bercakap ketika di meja makan dan sentuhan pisau dan garpu pun tidak boleh bersuara. Tak hanya itu, di rumah ini juga harus menjaga attitude dengan baik. Maka tak jarang, Ziva dan kedua abangnya tidak berani bertengkar saat ada sang ayah di rumah.

Sepeti itulah keluarga Atthala. Keluarga terpandang, dan terkenal crazy rich di Jakarta. Bagaimana tidak, perusahaan yang ia dirikan saja memiliki banyak cabang, mau di luar negeri, atau pun dalam negeri. Bisnisnya sukses dan juga dengan Nara yang menjadi seorang desainer hebat yang cukup populer di kalangan selebriti. Namun, dibalik kesuksesan mereka, tak urung menjadi sebuah kesibukan tersendiri, sampai tak bisa meluangkan waktu untuk anak-anaknya.

Sarapan pagi ini selesai. Ziva meminum susunya hingga tandas. Yummy, sungguh nikmat.

“Ziva, kamu sekolah berangkat sama siapa, Sayang?” tanya Atthala pada putrinya.

“Sendiri, Ayah. Ziva bawa mobil, hehehe.” Ziva menampilkan senyuman termanisnya.

“Kamu hari ini berangkat sekolah sama Ayah dan Bunda, ya, nggak usah bawa mobil. Sekalian Ayah mau pergi ke kantor, dan anterin Bunda kamu ke butik,” ujar Atthala, dan diangguki oleh Ziva. Lantas ia melirik kedua putranya. “Ethan, Evan, kalian sekolah jangan pakai motor, bawa mobil aja. Biar lebih aman, dan tidak ugal-ugalan di jalan. Ingat, jaga nama baik Ayah!”

“Baik, Yah.”

“Ziva, kamu tunggu di depan dulu, ya, Sayang. Ayah ke kamar dulu, ada yang harus Ayah ambil.”

“Ayo, Mas, biar aku bantu,” ujar Nara.

Ziva mengikuti perintah sang ayah. Ia berjalan terlebih dahulu dan menunggu di luar bersamaan dengan kedua abangnya. Ziva hampir lupa dengan sederet pertanyaan yang akan ia lontarkan. Ia menoleh ke belakang, aman, pikirnya. Tidak ada kedua orang tuanya di sini.

“Bang, tunggu!” Ziva berlari kecil menghampiri Ethan dan Evan yang baru saja akan memasuki mobilnya. “Ada yang mau Ziva tanyakan, tapi tolong jawab jujur.”

“Apa?”

“Raja temennya abang, kan? Dan dia adalah ketua dari Geng Diablo Mortal. Dan Abang, juga ikut terlibat dalam geng motor itu. Iya, kan, Bang?” tanya Ziva mengintimidasi. “Apa ini alasan Abang menyuruh Ziva menutupi identitas Ziva yang memiliki dua orang kakak laki-laki?”

ZIVANDRA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang