23. Bendera Permusuhan

250 62 3
                                    

Terima kasih karena kalian sudah mau mengikuti cerita Dharmendra sampai sekarang 🤗♥️


Happy Reading:)

“Ziva?!”

“Iya, ini gue Ziva. Gue adalah ketua dari Geng Phoenix!”

“A-apa?! Bukannya ketua Phoenix sudah mati? Bagaimana bisa?”

Bisik-bisik itu terdengar saling bersahutan antar dua kubu tersebut. Mereka dilanda kebingungan atas pengakuan yang Ziva sampaikan. Ziva yang beberapa hari ini menghilang tanpa jejak, sekarang ia kembali atas kepemimpinannya sebagai seorang ketua dari Geng Phoenix. Geng perdamaian yang bisa saja mengancam antar dua kubu tersebut. Terlebih Ziva adalah adik dari salah satu anggota Diablo Mortal, juga pacar dari wakil ketua Calaveras.

Entah reaksi apa yang harus mereka tunjukan untuk saat ini. Bahagia, atau justru mereka akan marah. Oh, satu lagi. Dari tempatnya berdiri, Evan mampu melihat dengan jelas sosok wanita yang ikut serta di barisan Geng Phoenix. Siapa lagi kalau bukan kekasihnya? Sial, Evan merasa sudah dibodohi oleh Mawar.

“Akhiri pertikaian ini, karena orang yang menjadi titik permasalahan kalian sudah berdiri di sini!” seru Ziva menggema.

“Jika kamu mengharapkan permasalahan ini usai sampai di sini, itu tidak akan pernah terjadi, Ziva.” Ethan melangkah pelan menghampiri adiknya. Ia berdiri di depan Ziva dengan wajah tak berekspresi. “Permasalahan ini bukan hanya karena kamu, tapi karena—”

“Karena Andra pacar Ziva tunangan sama Cassandra, pacar Abang. Bukan begitu?!” Ziva memotong ucapan Ethan dengan cepat.  “Ziva tidak peduli lagi atas pengkhianatan mereka. Hubungan Andra dan Ziva adalah satu kesalahan. Maka pengkhianatan itu pantas untuk Ziva terima.”

“Tapi tidak bagi Abang, Ziva! Pengkhianat harus diberikan hukuman yang setimpal!” seru Ethan sangat emosi. Ia berbalik badan menatap seluruh anggotanya yang hanya diam dengan kilat amarah yang terpancar ke arah seluruh anggota Calaveras. “Serang!!!”

Ziva terenyak saat dua kubu itu kembali menyerang satu sama lain. Ziva mulai kebingungan, ia menginstruksikan kepada anggotanya untuk ikut bergabung ke dalam perkelahian tersebut. Ziva tak tinggal diam, ia ikut terjun bersama Mawar dan Lavanya. Aileen? Jangan tanyakan gadis itu. Aileen sudah berlari menyelamatkan diri untuk bersembunyi di balik pohon.

Bugghh!!!

Bugghh!!!

Geng Phoenix ikut memberikan beberapa tinjuan. Ia tak berpihak pada siapa pun selain ingin mengakhiri pertikaian antara Calaveras dan Diablo Mortal. Sekarang, Ziva tengah berhadapan dengan Dharmendra yang kini tengah mengepalkan kedua tangannya untuk melayangkan pukulan.

Ziva menyeringai. “Apa kabar, Sayang? Lama tidak bertemu. Gimana kalau kita sedikit bermain-main? Sudah siap?”

“Pergi dari sini.” Itulah kata yang mampu Dharmendra ucapkan.

“Gue nggak akan pergi dari sini.”

“Pergi Zi—”

“Andra awas!!!”

Ziva mendorong tubuh Dharmendra ke belakang. Ia mencekal tangan Ethan yang hampir saja melukai Dharmendra. Kini, kakak beradik itu saling pandang satu sama lain penuh intimidasi layaknya musuh.

“Hentikan perkelahian ini, atau Ziva akan patahkan tangan Abang!”

“Jangan harap,” balas Ethan tersenyum miring.

Ethan menepis tangan Ziva dengan mudah. Ia kembali menghadang Dharmendra yang sekarang ini tengah berhadapan dengan Raja. Ziva memejamkan matanya sekilas, lalu ikut membantu Dharmendra yang dikeroyok.

ZIVANDRA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang