"Willis?"
"Senang bertemu dengan anda Kim Taehyung."
Taehyung bergeser dari tempat duduknya dan mempersilahkan Willis untuk duduk.
"Terimakasih," ucap Will.
"Kakak anda ada di sini tadi. Baru saja dia pergi."
"Ohh begitu. Apa yang dikatakannya pada anda?"
"Dia tidak bercerita banyak. Hanya saya yang bercerita."
Willis tersenyum tipis. "Apa dia tidak ada membicarakan tentang kerjasama perusahaan?" Taehyung menggeleng, "Dia tak membicarakan itu sama sekali."
"Baguslah... Karena yang pegang perusahaan di Prancis itu saya. Jadi anda hanya perlu membicarakannya pada saya."
"Benarkah? Maaf tidak sopan. Saya pikir Matteo yang memegang. Berarti yang mengirim undangan kerjasama itu juga anda?"
Willis mengangguk, "Benar. Matt hanya sebagai presiden direktur perusahaan. Tapi saya CEO-nya."
Taehyung mengangguk mengerti. "Terimakasih..."
Entah mengapa Taehyung merasa tidak nyaman berbicara dengan Willis padahal pria itu selalu menampilkan senyuman. Hanya saja senyuman itu terasa mencurigakan.
"Saya dengar anda sudah menikah ya?" Willis mencoba membuka topik percakapan sekaligus ingin mencari tahu.
"Iya... Sudah dua tahun lebih," jawab Taehyung seadanya.
"Melihat sikap anda yang ramah, hubungan kalian pasti harmonis."
Taehyung tertawa kecil. "Ya begitulah. Kadang harmonis kadang bertengkar. Tapi kami selalu berbaikan."
"Senangnya... Sayang sekali ya saya tidak bisa seperti anda."
Taehyung mengerutkan keningnya. "Memangnya kenapa dengan hubungan anda?"
"Wanita yang saya sukai dulunya kami satu SMA. Tapi orangtua saya ada urusan dan saya juga harus ikut ke Prancis jadi kami harus berpisah. Sekarang dia sudah menikah dengan pria lain."
"Apa cinta kalian hanya sepihak?"
Willis menggeleng. "Dia juga pernah suka pada saya. Kami menjalin hubungan hampir satu tahun. Mungkin saat itu dia benar-benar kecewa dan memutuskan untuk membenci saya."
"Ohh begitu... Tapi saya rasa pergi bukan suatu alasan untuk si wanita menyukai yang lain."
"Entahlah, menurut anda apa yang harus saya lakukan? Saya masih sangat menyukainya. Hubungannya dengan suaminya juga tidak terlalu baik."
"Bagaimana anda tahu hubungan mereka tidak baik, bukannya kalian saling berjauhan?"
"Itu--"
"Will!" teriak Matteo sembari melambaikan tangan. Willis mengalihkan perhatiannya kearah Matteo memanggil.
Ia segera berdiri dari kursi. "Maaf... Saya harus pergi. Lain hari saya akan bercerita dengan anda."
Taehyung tersenyum. "Tidak masalah, kita akan bertemu lagi di perusahaanmu Will."
Matteo melambaikan tangannya ke arah Taehyung. Padahal sudah kedua kalinya ia bertemu dengan Taehyung di tempat yang sama. Mau tidak mau Taehyung ikut melambaikan tangannya sebagai ucapan selamat tinggal.
Willis merubah tatapan cerianya menjadi datar. Ia masuk ke dalam mobil dan diikuti Matt dari belakang.
"Baguslah..., Akhirnya kau berguna juga," ucap Willis pada kakaknya yang sedang menyetir.
Matteo menoleh. "Maksudmu?" Will menghela nafasnya kemudian menatap kakaknya sembari tersenyum. "Kau datang di waktu yang tepat. Kau tahu? Kim Taehyung itu orang yang menyembunyikan sifatnya di depan semua orang. Jadi aku harap kau tidak berteman lagi dengannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere { TaeTzu }
RomanceIni bukan cerita yang kebanyakan pria dingin dan wanita berkribadian ceria. Tapi ini adalah cerita pasangan suami istri yang bersifat tsundere. Dua tahun pernikahan, Chou Tzuyu hendak berpisah dengan suaminya Kim Taehyung. Namun keduanya sebenarnya...