Mingyu melihat beberapa kali dari depan gerbang sekolah kejadian di mana Tzuyu dan Sana bersekolah yang sama dengan Sehun, alias Willis. Seorang satpam menghampiri Mingyu sambil tersenyum.
"Anda butuh sesuatu, Pak?"
"Tidak pak, saya hanya sedang memantau keponakan saya. Dia suka keluyuran dan bolos."
Satpam itu sedikit tak percaya. "Kalau boleh tahu, siapa nama keponakan anda?"
Sudah Mingyu duga, pasti satpam ini menaruh curiga padanya. Untungnya dia ingat salah seorang pengacara yang mempunyai anak yang sekolah di sini. "Namanya... Namanya Joo han, Pak. Bapak kenal? Dia bukan penduduk asli."
"Oh, saya kenal. Tapi Joo han, anak yang baik dia tidak pernah bolos."
"Hahaha maaf pak saya keliru. Kalau boleh tahu bapak sudah berapa lama kerja di sini?"
"Tiga tahun, Pak."
Mingyu menghela nafas berat. Sepertinya mencari informasi pada pria setengah baya ini percuma. Karena ia bekerja dalam tiga tahun. Sedangkan Tzuyu dan Sana bersekolah di sini sudah lewat dari beberapa tahun yang lalu.
"Baiklah. Terimakasih ya Pak," ujar Mingyu. Lalu berbalik hendak pergi meninggalkan lokasi tersebut. Namun dalam beberapa langkah ia berhenti karena melihat wajah pria yang sudah tak asing lagi baginya.
Mingyu tersenyum kecil sambil melihat ke arah dua pria yang sedang menghampirinya. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Taehyung.
"Bertemu dengan keponakan, kalau anda?"
"Hanya ingin menemui adiknya," ujar Taehyung menunjuk Jungkook. Pria bergigi kelinci menaikkan sebelah alisnya. Kenapa harus dia yang selalu dijadikan Taehyung sebagai alasan.
"Ohh... Bagaimana kabar Tzuyu?"
"Dia baik, dan akan selalu baik. Tak perlu khawatir, aku suaminya akan menjaganya dengan baik."
"Syukurlah..., Kalau terjadi sesuatu, anda bisa hubungi saya. Mana tahu saya bisa membantu."
Taehyung tersenyum tipis sambil mengangguk. Walaupun sebenarnya ia berat untuk tersenyum, tapi tak ada salahnya juga ia melakukan itu untuk orang yang menawarkan kebaikan.
Setelah kepergian Mingyu dari sana, Taehyung dan Jungkook berjalan masuk ke dalam sekolah. Sebelum itu mereka sudah mendapat izin dari yayasan pemilik sekolah.
Mereka berdua berada di atas gedung sekolah. Mungkin cukup banyak diperbaharui, mengingat sekolah ini punya kasus yang mereka sengaja sembunyikan. Baik kepala sekolah maupun satpam sudah diganti. Taehyung jadi bingung bagaimana mencari bukti kejahatan yang dilakukan Will saat itu. Sementara kehidupan istrinya sudah tampak seperti orang yang diteror.
"Apa nggak bisa kita penjarakan saja penguntit itu?" ujar Taehyung mulai kesal.
Jungkook memutar malas bola matanya. "Memangnya kau punya bukti?"
"Nggak."
"Kalau begitu mana bisa! Kau memang alien aneh yang turun ke bumi. Bisa pintar bisa bodoh!" tukas Jungkook.
"Gajimu kuturunkan!" seru Taehyung.
"Ck! Maaf ya, pak Kim Taehyung yang terhormat."
....
Taehyung cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya agar lebih cepat bertemu dengan Tzuyu. Dengan langkah besar Taehyung berjalan memasuki rumah. Biasanya jika Taehyung sudah pulang, para art dan satpam akan segera pulang ke rumah masing-masing.
"Sayang," panggil Taehyung berjalan memasuki kamar. Tzuyu segera bangkit dari ranjang dengan sigap menghampiri sang suami."
"Udah pulang?"
Taehyung mengangguk. "Aku ada sesuatu buat kamu," ujar Taehyung sembari mengeluarkan satu buket bunga dan satu batang coklat. Tzuyu tersenyum haru. Ia segera mengambil hadiah itu dan memeluk erat Taehyung. "Makasih sayang!"
"Sama-sama."
"Emmbb!" Tzuyu segera mengembalikan buket bunga dan coklat ditangannya. Ia berlarian ke kamar mandi memuntahkan cairan bening yang tak ada isinya.
Taehyung bergegas menyusul. "Sayang kenapa?" tanyanya penuh khawatir.
"Bunganya... Jauhkan bunganya!" seru Tzuyu menutup hidungnya. Taehyung kebingungan, dia melempar bunga tersebut secara asal.
Setelah terlihat Tzuyu tampak tenang, Taehyung mulai mendekati. "Kamu nggak suka bunganya ya?"
"Bukan, aku nggak suka baunya, bikin mual."
Taehyung menaikkan sebelah alisnya. Ia kembali mengambil bunga tersebut dan menciumnya. "Tapi wangi sayang? Kamu alergi bunga?"
"Entahlah... Biasanya nggak."
"Apa mungkin kamu..."
Tzuyu menatap serius wajah Taehyung yang menggantung ucapannya. Pria itu bergegas pergi dan membawa pergi bunga yang ia bawa tadi.
"Sayang, mau kemana?" teriak Tzuyu. "Sebentar! Kamu di rumah aja ya!"
"Huh!" Tzuyu kembali duduk di atas ranjang dengan perasaan kesal. Dia tak suka seseorang menggantung pembicaraan lalu pergi begitu saja. Ia melihat ke samping ranjang, coklat pemberian Taehyung ada di sana. Tangannya sudah hampir memegang coklat tersebut, namun ia urungkan. Karena masih kesal dengan kelakuan Taehyung yang pergi entah kemana.
Sepuluh menit kemudian, Taehyung berlari dengan tergesa-gesa masuk ke dalam kamar.
"Sayang!" seru Taehyung memberikan testpack pada Tzuyu. "Coba tes! Mungkin aja kamu hamil."
"Ha? Tapi baru tiga Minggu yang lalu kita lakuin pertama kali."
"Kurung waktu kurang dari dua Minggu pun juga ada sayang... Coba tes dulu!"
Sambil menunggu Tzuyu keluar dari kamar mandi, Taehyung menatap ke luar jendela. Kenapa rasanya ia gugup sekali? Dia penasaran dan juga takut. Takut jika Tzuyu kecewa kalau sebenarnya dia hanya mual karena bunga.
Taehyung mengetuk pintu beberapa kali. "Sayang udah?"
"Tunggu sebentar!"
Tzuyu menatap testpack tersebut. Ada dua garis merah, namun masih terlihat samar. Tzuyu cepat-cepat keluar dari kamar mandi dan menunjukkannya pada Taehyung.
"Ini tandanya apa?"
"Sebentar aku searching. Soalnya aku juga nggak tahu."
Tzuyu mengangguk mengerti. Ia berdiri di dekat Taehyung sambil fokus menatap ponsel. Keduanya bertatapan tak percaya setelah melihat pencarian.
"Aku hamil!" seru Tzuyu.
"Iya kamu positif hamil sayang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere { TaeTzu }
RomanceIni bukan cerita yang kebanyakan pria dingin dan wanita berkribadian ceria. Tapi ini adalah cerita pasangan suami istri yang bersifat tsundere. Dua tahun pernikahan, Chou Tzuyu hendak berpisah dengan suaminya Kim Taehyung. Namun keduanya sebenarnya...