33

100 15 3
                                    

"Kau Percaya?"

Mata Tzuyu memerah. Dia tahu bakal dijebak begini, hanya saja ia pikir ini satu-satunya cara untuk melepaskan sang ibu, walaupun hanya ada dua kemungkinan.

Sehun tersenyum tipis. "Aku bercanda, aku bakal lepasin mama mertua, kan kamu tau aku orang yang bakal nepatin janji. Tapi kamu juga bisa berjanji?"

"Kau mau apa?!"

"Aborsi anak yang di dalam perutmu, atau tinggal bersamaku di luar negeri."

"Aku gak akan milih keduanya! Bunuh aja aku!"

Sehun membanting barang-barang yang ada di sekitarnya. Tempat itu cukup gelap dan sempit. Melihatnya saja sudah sesak rasanya.

"Ny. Chou udah aku lepasin, udah aku kembalikan ke rumahnya sesuai janji aku. Tapi Taehyung harus mati! Dia gak boleh miliki kamu. Gak ada orang yang boleh miliki kamu!"

Tzuyu menangis meronta-ronta. "Jangan sentuh Taehyung!"

Will memegangi wajah Tzuyu dan mencium bibir gadis itu dengan paksa. Tapi Tzuyu meronta, dan menggigit kuat bibir Will hingga berdarah.

"Sialan!"

Hampir saja Will melayangkan tangannya ke wajah Tzuyu yang sudah memejamkan mata bersiap menerima tamparan tersebut. Tetapi ia berhenti sebelum menampar Tzuyu.

"Jangan coba-coba buat aku marah. Aku gak bakal segan denganmu yang udah nyakitin aku berkali-kali!"

"Aku gak peduli! Lepasin aku Will!"

Will mengepalkan tangannya kuat tak kuasa menahan amarah. Namun tetap ia tahan, ia memilih untuk keluar dari tempat tersebut meninggalkan Tzuyu sendiri di sana.

Ia mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi orang suruhannya untuk menangkap Taehyung dengan hati-hati. Karena Taehyung bukan orang yang sembarangan.

Namun di luar dugaan, Will menerima kabar, bahwa Taehyung menyerahkan dirinya dengan sukarela. Dengan alasan, mereka mau membebaskan Tzuyu. Ini mungkin terdengar aneh, tapi itulah kenyataannya.

Will memainkan jari jemarinya sambil menatap Tzuyu dari balik jendela yang meronta-ronta meminta dilepaskan. Mulutnya ia tutup agar tidak terdengar gadis itu mengumpati dirinya.

"Nggak-gak, pasti dia udah rencanain sesuatu. Gak mungkin aja dia langsung merelakan diri dibawa kemari," pikir Will.

Perasaan tak tenang mulai menyelimuti Will. Begitu pula dengan Taehyung yang berusaha menahan diri untuk tetap bertahan di dalam mobil. Dengan posisi kedua orang mengapitnya yang berada di tengah-tengah. Matanya sengaja ditutupi agar tak mengetahui jalan yang akan mereka tuju. Dalam hati Taehyung berdoa, berharap agar Tzuyu dan anaknya baik-baik saja di sana.

Sesampainya di sana Taehyung di tendang beberapa orang untuk menurut agar tetap terus berjalan dengan tangan terikat. Ia disuruh duduk di sebuah kursi sambil menunggu kedatangan Will.

Salah satu orang menjaga Tzuyu, sementara Will menghadap Taehyung. "Mereka bilang kau langsung menyerahkan diri?" ujar Will.

"Di mana Tzuyu?!"

Will mengernyitkan dahinya. "Pertanyaan dibalas pertanyaan itu gak sopan."

"Aku gak pernah berpikir kau bakal sejauh ini. Memangnya apa salah keluargaku denganmu?!" seru Taehyung dengan intonasi tinggi. Sementara tubuhnya tetap berusaha untuk melepaskan diri.

"Dari awal kau dan Tzuyu harusnya nggak bersama. Dia cinta pertamaku, aku juga cinta pertamanya, kalau kau lepaskan dia sejak lama, pasti yang dia pilih aku," ujar Will kesal.

Satu pukulan mendarat ke wajah Taehyung. "Wajah ini, aku benci wajah ini," ucapnya memukul sekali lagi.

       .....

"Kau benar jalannya ini?" tanya Sana panik.

Saat ini Jungkook, Sana dan Mingyu berada di mobil yang sama menuju ke tempat keberadaan Taehyung. Ini semua sudah direncanakan Taehyung setelah melihat pesan yang dikirimkan Tzuyu sebelum ia pergi.

"Kamu liat aja deh lokasinya, jalannya memang lewat jalan tol," jawab Jungkook. "Aku heran sama mereka, kenapa coba hidup mereka tuh terlalu dramatis," ujar Jungkook lagi.

"Hei! Mending liat jalan yang benar! Awas aja kita salah jalan!" kesal Sana.

"Kamu kok jadi marah sama aku?!"

Mingyu menggeleng-geleng melihat kelakuan sepasang kekasih ini. Kepalanya mendekat di antara mereka berdua. "Kalau nggak keberatan, kalian mau saya nggak saya aja yang ngendarai?"

Sana menarik lengan Jungkook. "Kasih aja sama pengacara Kim. kamu gak becus soalnya."

"Oke, kalau itu mau kamu! Makanya kamu yang kendarai, jelas-jelas memang ke jalan tol."

Jungkook segera berpindah tempat dan duduk di belakang jok. Matanya memandang tak suka ke arah depan tatkala melihat Sana dan Mingyu duduk bersampingan.

.....

Will melihat gerak gerik Taehyung yang tampak gelisah, ternyata ponsel yang ia simpan di dalam celana jatuh entah di mana. Sementara wajahnya sudah babak belur dipukuli karena terus melawan.

"Cari sesuatu ya? Handphone?" tanya Will dengan nada meledek.

"Kau taruh di mana handphoneku?!" rahang Taehyung mengeras, dia mengepalkan tangannya kuat berusaha memukul.

"Udah dibuang jauh-jauh. Mana mungkin kami semudah itu percaya kalau kau memang langsung bersedia untuk kemari tanpa rencana."

"Kau bilang kalau aku kemari, Tzuyu dan mama kau lepaskan?"

"Aku bilang, bukan berarti aku janji. Soal mama Tzuyu, udah aku pulangkan, tapi wanita tua itu mungkin belum sadarkan diri. Kalau kau bersedia menceraikan Tzuyu, dengan menandatangani perjanjian ini, kali ini aku janji melepaskanmu dan nggak akan mengusikmu lagi."

"Persetan dengan janji!"

     ....

Tzuyu sudah cukup lelah berusaha berteriak, tapi mulutnya ditutup dengan kain, jadi suaranya tak terdengar. Kalaupun dibiarkan berteriak, tak ada juga yang bisa menolong.

Sambil menangis Tzuyu melihat perutnya yang sudah terlihat membesar. Perkiraan waktu sekitar lima bulan kurang, mungkin ia akan segera melahirkan. Tapi kebahagian yang ia harapkan tak sesuai kenyataan.

Di samping hal itu, Sana tiba-tiba menitikkan air matanya berharap sahabatnya itu baik-baik saja. Namun mereka malah tersesat entah di mana. Lokasi Taehyung tak ditemukan lagi sejak beberapa menit yang lalu.

"Pengacara Kim...."

Mingyu menoleh, mendapati wajah Sana yang khawatir dan takut. "Ada apa?" tanya Mingyu lirih.

"Aku takut mereka kenapa-napa. Kita harus lapor ke polisi sebelum terjadi bahaya sama mereka."

Mingyu berpikir sejenak, ini tak sesuai rencana yang diberikan Taehyung. Tapi melihat situasi tak sesuai keinginan, mungkin mereka harus memilih jalan yang diucapkan Sana.

"Kamu sama Jungkook tetap cari lokasinya. Aku bakal lapor ke polisi tentang ini. Jadi kamu gak perlu khawatir, mereka bakal baik-baik aja."

Sana mengangguk kecil sambil mengusap air mata. Sementara Jungkook merasa bersalah karena tak bisa mengontrol dirinya tadi. Bagaimana pun Taehyung adalah temannya, tak mungkin ia tak khawatir. Hanya saja ia tak bisa mengekspresikan perasaannya saat sedang kalut.

Saat ini Jungkook mengambil alih mobil, sedangkan Mingyu melaporkan atas kehilangan Taehyung dan juga Tzuyu.

                                          .....

Will memandangi wajah Tzuyu yang baru saja ia bius karena terus memaki dirinya. Rasa kesal itu masih menyelimuti Will. Rasanya ia ingin melayangkan satu pukulan untuk Tzuyu, tapi melihat wajah itu kembali,  Will jadi tak tega. Ia menelisik rambut Tzuyu satu persatu sambil bersenandung berbahasa Prancis.

"Je t'aime, tu es à moi."

"Because, i want it, i must got it."

Tsundere { TaeTzu }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang