Mingyu berjalan memasuki kantor polisi dengan langkah besar. Wajah itu sudah tak asing lagi bagi orang-orang yang berkerja di kantor polisi.
"Ada perlu apa pengacara Kim?"
"Saya perlu bantuan, dua teman saya hilang siang ini, kemungkinan besar mereka diculik."
"Anda bisa melaporkannya jika mereka hilang dalam 24 jam."
Mingyu menjatuhkan vas bunga yang berada di meja sambil menatap tajam ke arah polisi penanggungjawab yang menangani berbagai pengaduan, dalam kasus yang dialami masyarakat.
"Mau sampai kapan kalian kerja begini? Jika salah satu dari mereka mati, memangnya kalian mau bertanggung jawab?"
"Itu sudah peraturannya pengacara Kim. Jika anda enggan, anda bisa kembali setelah 24 jam."
"Wah sialan, polisi disini hanya butuh uang suap," gumam Mingyu.
....
Jungkook dan Sana tetap menunggu kabar dari Mingyu. Sudah satu jam berlalu semenjak Mingyu pergi dari mereka. Dan mereka masih belum menemukan satu petunjuk ataupun kabar dari Mingyu.
"Huh, gimana ini Jung?" tanya Sana panik. Gadis itu menggigiti kukunya dengan tangan gemetar.
"Tenang dulu, kita cari jalan keluarnya."
"Tapi Tzuyu lagi hamil. Aku takut dia keguguran..."
Jungkook memeluk Sana berusaha menenangkan, walaupun begitu pikirannya sudah berkecamuk tak tahu harus apa. "Sttt, tenang dulu ya, pasti pengacara Kim datang secepatnya."
Memang benar kata Jungkook, Mingyu datang dengan dua mobil polisi mengikutinya.
Mingyu keluar dari mobilnya dan menghampiri mereka. "Polisi bilang kita butuh setidaknya satu petunjuk. Karena keberadaan Will gak terlacak. Setidaknya aksesnya untuk keluar negeri sudah diputus."
"Tapi kita gak punya petunjuk apa-apa. Lokasinya juga terputus di sini," ucap Jungkook.
Sana baru teringat, ia mengambil ponselnya seraya mencari kembali nomor Will yang pernah menghubunginya.
"Masih ada ternyata!" seru Sana sambil tersenyum. Buru-buru ia menunjukkan nomor itu pada para polisi. "Nomor ini, nomor yang pernah digunain sama penculik teman-teman saya. Apa masih bisa dilacak pak?"
"Kami coba cari segera ya buk. Tim pelacak akan memberikan informasi secepatnya. Untuk sekarang ini tim pencari sedang mencoba mencari di sekitar sini."
Sana menganggukkan kepalanya. "Ya Tuhan, semoga gak terjadi apa-apa sama Tzuyu dan Taehyung..." batin Sana.
Jungkook pergi bersama tim pencari, sedangkan Mingyu dan Sana masih menunggu kabar bahwa nomor tersebut berhasil dilacak atau tidak.
Hanya butuh selang beberapa menit. Mereka mendengar kabar bahwa nomor itu berhasil dilacak. Ternyata Will lengah untuk yang terakhir.
....
Tzuyu mengerjapkan matanya setelah sadar habis dibius. Orang yang pertama kali ia lihat adalah Will yang memegangi serta memainkan rambutnya.
"Brengs*k!"
itulah kalimat yang pertama kali keluar dari mulut Tzuyu. Will benar-benar menamparnya kali ini. Hingga berbekas merah di wajah Tzuyu.
"Aku memperlakukanmu dengan baik. Begitu caramu membalas perlakuanku?!"
"Begini yang kau bilang perlakuan baik?!" kilatan merah tampak jelas di mata Tzuyu.
"Ini pertama kalinya aku berperilaku buruk padamu... sudah kubilang berkali-kali, gak ada yang lebih mencintaimu daripada aku, Tzuyu!"
"Ini bukan cinta, Will! Ini obsesi!"
"Lantas, cinta itu seperti hubunganmu dengan Taehyung?!"
"Benar! Kami saling mencintai... dan kamu merusak kebahagiaan itu sekarang."
Will tertawa remeh. Ia mengambil sepuntung rokok lalu menghisapnya. "Tahu apa kamu tentang cinta? Pernikahan kalian itu cuman dibuat-buat. Taehyung gak pernah menyukaimu, dia masih suka mantan pacarnya. Dia berjuang sebagai CEO demi mempermalukan mantan pacarnya. Dia juga menikahimu supaya mantannya cemburu."
Tzuyu terdiam sejenak, kemudian tersenyum miring. "Aku rasa kau sudah gila dibutakan karena cinta. Taehyung tak pernah menyukai mantannya lagi. Kalaupun itu benar, aku gak peduli. Detik ini sampai akhir hayatku, aku bakal perjuangkan hubunganku dengan Taehyung!"
"Wah sialan, itu karena kau menutupi kebenarannya! Jika Taehyung tahu kau bekas diriku, apa dia masih bisa menyentuhmu?"
Will membuka kancing baju Tzuyu satu per satu dengan ekspresi sikopatnya yang membuat Tzuyu bergedik ngeri. Ia berusaha lepas, tapi Will mengikatnya dengan kuat.
"Hahaha ternyata kamu masih sama ya Tzuyu? Tapi aku rasa di bagian ini kau tampak lebih berisi."
Tzuyu menutup matanya sambil menangis.
"Anj*ng! Manusia biadap!" Taehyung melayangkan satu pukulan yang entah dari mana datangnya. Will benar-benar terlempar cukup jauh gara-gara pukulan yang diberikan Taehyung padanya.
"Berani-beraninya kau sentuh istriku dengan tangan kotormu itu!" ujar Taehyung memukul Will berkali-kali.
Taehyung beralih menatap Tzuyu. Ia segera menghampiri Tzuyu dan mencoba melepaskan ikatan itu dari sang istri.
"Taehyung dibelakangmu!" teriak Tzuyu yang melihat Will sudah berdiri tepat di belakang Taehyung sambil memegang pisau.
Taehyung sudah mencoba menghindar, namun naas, pisau itu sudah mengenai perut Taehyung.
"Taehyung!" panggil Tzuyu histeris. Melihat kondisi Taehyung yang sudah hampir kehilangan kesadaran.
"Taehyung! Sayang!" panggil Tzuyu sambil meneteskan air matanya. Ia tak bisa menggapai Taehyung dengan tangan yang masih terikat.
Will melihat tangannya yang gemetaran. Dia tak ingin membunuh Taehyung, tapi tak mau rencananya juga gagal. "Sialan! Udah kubilang jangan melawan! Kalau enggak, suamimu gak bakal mati."
"Uhuk, uhuk!" Taehyung masih senantiasa memegangi perutnya. "Ja-ngan sentuh Tzuyu dan-- anakku."
"Taehyung!"
"Jangan nangis... yang lain pasti da-tang..." ucap Taehyung sambil terengah-engah.
Will melihat sekelilingnya, tak ada satupun orang asing yang berada di sekitarnya kecuali orang suruhannya.
Sambil ketakutan Will berkata. "Kalian liat dia udah mati atau belum, kalau udah, cepat kuburkan aja! Jangan tinggalkan jejak."
Kemudian Will melirik Tzuyu, dia yakin, ada kemungkinan teman-teman Taehyung akan segera kemari. Makanya ia menarik paksa Tzuyu untuk ikut dengannya.
Tzuyu tak bisa bersuara lagi, air matanya terus mengalir menatap Taehyung yang tergeletak di sana. Bahkan tubuhnya yang diseret tak terasa sakit lagi. Mereka semakin masuk ke dalam, di dekat hutan-hutan namun ada satu rumah kumuh.
Will mengikat Tzuyu sekali lagi di sana. Ia duduk di satu bangku sambil mengacak rambutnya karena frustasi. Dilihatnya Tzuyu yang pucat pasi tak bersuara lagi.
"Tzuyu! Bangun!" Will memegang pipi Tzuyu sambil menepuknya pelan.
Ia merasa janggal ketika merasakan sesuatu yang mengalir dari bawah. Dilihatnya ke bawah cukup banyak darah yang mengalir. Tangannya yang berada di bawah tadi kini terkena darah.
Perasaan Will semakin kalut. "Aku harus bawa Tzuyu ke rumah sakit," batin Willis.
Tangannya kini mencoba untuk merangkul Tzuyu, namun dikepalanya masih terngiang kejadian tadi, kalau saat ini dia sudah melakukan pembunuhan. Kemungkinan besar teman-teman Taehyung pasti akan segera melaporkan ini pada pihak berwajib.
Will menggigiti jarinya sambil berpikir panjang. Hanya ada dua pilihan. Membiarkan Tzuyu mati, atau dia masuk penjara.
Setelah memutuskan satu hal, matanya kembali melihat sosok wanita yang ia cintai sudah tak berdaya lagi.
"Maaf Tzuyu..."
"Huft.., ini salahmu juga! Kalau saja dari awal kau turuti aku, pasti gak bakal ada yang mati!" ucapnya sambil memaki-maki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere { TaeTzu }
RomanceIni bukan cerita yang kebanyakan pria dingin dan wanita berkribadian ceria. Tapi ini adalah cerita pasangan suami istri yang bersifat tsundere. Dua tahun pernikahan, Chou Tzuyu hendak berpisah dengan suaminya Kim Taehyung. Namun keduanya sebenarnya...