Dimalam hari, tepat jam delapan malam, langit sudah gelap, di satu rumah yang besar dan bisa di bilang tempat penginapan atau villa itu terdapat banyak orang yang sedang sibuk dengan kesibukannya masing-masing di halaman belakang villa.
Ada yang nyiapin alat Bakaran, alat makan nanti dan bahan-bahan apa yang akan mereka olah untuk menjadi makanan.
Ada juga yang sedari tadi diem, ralat. Dia ngintilin satu orang serai tau lagi ngeberesin alat Bakaran.
Itu Alvaro, yang berdiri di samping Rio yang lagi nyiapin alat Bakaran, dan daging.
Alvaro cuma diem memerhatikan Rio yang lagi sibuk di sebelahnya,"Ri."
"hM?" Dia hanya berdehem tanpa menoleh.
"Ri--"
"ABANG!"
Alvaro menoleh saat suara cempreng milik adeknya itu terdengar,"ck apaan?"
"SINI LO! BANTU GUA ANGKAT!" Queen yang lagi berdiri di ujung itu berkacak pinggang.
Alvaro menggeleng,"gak ma--"
"Bantuin Varo, itu Queen mau ngangkat meja." Ucap Rio.
Alvaro menoleh lalu senyum ganteng,"oke deh!"
Sebelum itu dia mencium pipi kiri Rio dan berlari kecil kearah Alqueena.
Rio tersenyum tipis, jantungnya dari tadi lagi ngedisko.
"Sayang?"
Rio menoleh dimana ada Roseline,"mama, ini langsung di bakar?"
"Sini mama aja, kamu siapin minum, ambil di kulkas taro di meja yang Queen bawa ya."
"Okey!"
Rio berjalan masuk ke villa, kearah dapur, membuka kulkas dan mengambil dua botol Soju.
"Ekhem."
Rio menoleh kebelakang dimana ada Celine.
Celine duduk di meja makan, sambil bersedekap dada menatap Rio,"gue mau ngomong."
Rio mengangkat sebelah alisnya,"apa? Eh kamu gak kelu--"
"Lo sama Varo pacaran?"
Rio diam mengedipkan mata lalu mengangguk kecil,"iya?"
"Lo gak sadar diri ya, gak punya malu, lu udah nyuruh Varo buat ngejauhin gue, dan lu sekarang mau ngambil Alvaro dari gue?"
Rio mengerutkan keningnya,"Ak--"
"Lu tuh orang yang suka ngerebut punya orang ya, cari cowo lain kek gak usah sama Varo, gue yakin dia masih bisa normal kok, gak harus ngikutin jejak orangtuanya."
"Gue udah berusaha buat Varo bisa suka sama cewe, eh lu Dateng, dan jadiin dia ikut aliran ortunya."
"Lho, kamu ngo--"
"Dia itu masih bisa normal, dan gue minta jauh-jauh lu dari Varo, atau gue yang nyingikirin lu dari Varo nanti." Setelah mengatakan itu Celine berdiri dari bangkunya dan berjalan keluar sambil membawa satu gelas berisi Soju.
Rio menggaruk kepalanya,"tapi dia kayak gitu sama aja ngejelekin papa Argya, secara gak langsung dia ngomong kalo papa Argya sama om Aksa itu gak normal."
"Siapa yang gak normal?"
Rio menoleh kearah sumber suara dimana ada Alvaro, dia menghela nafas kecil lalu menggeleng, keluar dari dapur sambil membawa dua botol Soju.
Alvaro mengejar lelaki manis, menyamai langkahnya dengan langkah kecil Rio,"sini Ri, gua aja."
Rio memberikan Kedua botol itu,"yaudah nih, aku mau ngambil gelasnya dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[BOYS LOVE] ⁽⁽ଘALVAROଓ⁾⁾[END]
Conto[SEKUEL DARI 'MAS AKSA'] ❝Lo milik gua gak ada yang boleh ngedeketin lo siapapun orang nya.❞-Alvaro satria Pratama. Yang satu goblok nya gak ketulungan. Yang satunya tsundere gak ketulungan. Alvaro siswa pindahan, yang dikeluarkan dari sekolah laman...